Sudah lewat dari tengah malam, saat aku dan Tae berdua saja di kamar ini dan perasaan kantuk mulai menghampiri ku, mungkin karena aku begitu kenyang saat semua makanan tadi telah ku habiskan. Makanan tadi sungguh enak, aku bahkan baru pertama kali mencoba sup itu, ada banyak rasa di dalamnya, tapi saling terikat satu sama lain sehingga, memiliki keseimbangan untuk dapat menjadi nikmat seperti itu. Bahkan, jika itu masih ada 1 porsi lagi, aku ingin memakannya lagi.
" Beristirahat, kau sudah terlihat cukup mengantuk." katanya padaku.
" Ia, ini mungkin karena sudah hampir pagi dan terima kasih untuk hidangan yang tadi."
Dengan senyuman khasnya ia membalas ku dan berkata,
" Tentu, segera lah tidur. Besok kau harus melakukan pemeriksaan sekali lagi dan jika itu sudah baik, aku akan segera mengantar mu pulang. Untuk hidangan tadi, aku pasti akan memberikan nya lagi, jika kau minta."
" Emm.. terima kasih Tae Yu. Tapi, apakah aku bisa meminta bantuan mu sekali lagi."
" Tentu saja. kau ingin apa ?"
" Itu..aku..ingin ke toilet. Sepertinya kaki ku masih sulit untuk di gerakkan."
Tanpa membalas perkataan ku tadi, ia seketika merespon nya dengan berjalan ke arah ku lalu mengangkat tubuh ku ke dalam dekapan nya dengan gaya bridal, dan berkata
" Salah satu tangan mu berpegangan pada bahu ku, sementara yang satunya harus memegang botol infus. Kau bisa ?"
" Ia tentu." balas ku padanya,
Aku merasa seperti memiliki wajah yang perlahan lahan telah di panggang di atas oven panas, rasa nya tubuh ini menjadi lebih hangat saat berada sedekat ini dengan Tae Yu.
Ia kemudian menggendong ku menuju ke toilet kamar nya, setelah sampai di sana ia berkata,
" Apa aku harus melakukan hal lain lagi, aku bisa membantu lebih dari ini ? " tanya nya dengan nada menggoda.
" Cukup. ini lebih dari cukup. Aku akan selesai dengan cepat. Kau bisa menunggu di luar."
Aku begitu terbata bata saat membalas nya.
Setelah ia keluar, aku sedikit lega. Aku cukup kesulitan untuk pipis saat ini, karena badan ku masih terasa kaku, walaupun pakaian yang ku pakai adalah dress. Setelah cukup lama bagiku untuk selesai, aku berusaha untuk bisa berdiri dan berjalan menuju arah pintu toilet, belum sampai beberapa langkah aku terjatuh yang mengakibatkan teriakan keluar dari mulut ini,
" Apa yang kau lakukan ?, Kau bisa memanggilku jika kau butuh. Berhenti membuat dirimu terluka."
Tae begitu panik saat mendengar suara ku dari dalam dan kesal saat Melihat ku terjatuh di lantai.
" Maaf. Aku tidak ingin merepotkan mu lebih lama."
Ia tak membalas ku, dan hanya menggendong ku kembali menuju tempat tidur nya.
Setelah memastikan bahwa aku aman di bawa selimut yang ia letakkan di atas tubuh ku, ia berkata
" Apa kau masih membutuhkan sesuatu ?"
" Ahh.. tidak ada lagi."
" Kau bisa memanggilku jika kau butuh bantuan. Aku pasti akan mendengar kan mu, walaupun berada di luar kamar ini."
" Terima kasih Tae Yu."
" Dan berhenti membuat hal yang mencelakai dirimu lagi, jika sampai seperti itu maka, berhentilah berharap kau akan segera pulang ke apartemen mu."
Kata nya cukup membuat diriku menelan ludah seberat mungkin. Aku segera membuat diriku nyaman dan memejamkan mata, lalu aku mendengar suara pintu tertutup.
Aku bahkan terlalu takut untuk membuka mata ku, jika saja ia tau aku tidak beristirahat dan malah menambah buruk kondisi ku.
Lalu sebisa mungkin aku berusaha untuk tidur.
Semakin aku berusaha untuk tidur dan terlelap, semakin aku gelisah karena sikap Tae Yu padaku. Aku memang cukup mengantuk tapi masih sulit untuk tertidur.
Apakah karena rasa penasaran ku padanya belum terjawab sehingga aku bisa seperti ini.
Karena tak ingin memiliki kantung Hitam di bawa mata ku, aku hanya memejamkan kedua bola mata ini, sampai sangat berat dan di dampingi oleh argumen argumen tentang Kim Tae Yu.