Chapter 17 - Tisya

Untuk beberapa saat aku larut dalam pikiran ku, sampai di waktu aku merasakan kehadiran Tisya yang sudah berada di depan kamar ku.

" Masuklah."

Ialu ia masuk dan bertanya

" Siapa wanita yang ada di sana, dan apa yang bisa ku lakukan untuk membantu mu kak ?".

" Dia Arora, wanita yang pernah ku ceritakan padamu 5 tahun yang lalu. Bisakah kau mengganti pakaian nya, lalu kau juga harus mengobati luka yang ada di lengan nya. Cek semua kondisi Fital yang ada di tubuhnya. Aku juga sudah memasukkan penawar pada cairan infusnya. Panggil aku jika kau telah selesai."

Aku berjalan keluar dan meninggalkan kamar menuju balkon yang ada di sisi kanan Mension milikku.

Semoga Tisya bisa memberikan kabar baik. Aku tau ia mampu, karena ia dokter dan adikku yang memiliki bakat luar biasa di bidang kedokteran.

Kim Tisya adalah adik perempuan ku yang berbeda umur 13 tahun dari ku. Selama ini ia tinggal bersama dengan Tuan Izen di kastil. Tisya sudah dianggap sebagai seorang putri oleh Tuan Izen dan kerena kesibukan ku yang jarang berada di negara ini untuk berkerja, ia di rawat dengan baik olehnya, sehingga bisa sukses seperti sekarang.

Tisya berbeda dengan ku karena ia masih seorang manusia, hanya saja dulu saat aku memutuskan untuk menjalin ikatan dengan Tuan Izen, Tisya lah yang menjadi alasannya.

Saat ia berumur 2 tahun, sekitar 35 tahun yang lalu, di mana kodisi kami sangat memprihatikan di tengah tengah kota Gangnam, Korea Selatan aku bertemu dengan Rai untuk pertama kalinya dan ia memberikan bantuan kepada ku dengan syarat, jika aku bersedia mempertaruhkan nyawa untuk setia pada Tuan Izen, maka ia akan mengobati penyakit Tisya yang sudah kritis saat itu.

Kehidupan memang sangat sulit untuk bertahan hidup di Gangnam, tanpa orang tua dan keluarga lainnya. Aku sudah menjadi gelandang saat mereka meninggal dunia. Hanya ada Tisya, keluargaku satu satunya, dan jika ia pergi meninggalkan ku juga, maka tak lain, aku juga akan mati bersama nya.

Aku tak meragukan apa pun lagi dari tawarannya padaku saat itu karena aku tidak memiliki apapun lagi, hanya dia yang bersedia menolong ku, lalu aku segera menyetujui asalkan adikku bisa selamat.

Dengan menaiki sebuah mobil mewah yang tak pernah ku bayangkan sebelumnya bisa duduk nyaman di dalamnya, Rai membawaku ke sebuah Villa mewah, di mana untuk yang pertama kalinya juga aku bertemu dengan Tuan Izen Almostar De Castro.