Chereads / Arora and The Moon Book North / Chapter 16 - Penawar

Chapter 16 - Penawar

Dengan kondisi bangunan yang sudah tua tak terawat, dengan aroma lembab dan basah toko ini benar benar kotor penuh debu dan sampah. Saat menyusuri setiap ruangan di lantai 1 aku tidak menemukan siapa pun, lalu menuju lantai 2 aku bisa merasakan aroma Arora ada di sini, dengan tergesa-gesa aku memasuki ruangan di dalam aku melihat nya sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri di atas lantai beralaskan karpet dengan pakaian stegah terbuka.

Sebuah hantaman keras mengenai kepala ku dari arah belakang, lalu aku berbalik dan menatap nya dengan perasaan ingin memotong setiap inci tubuh nya. Dengan heran ia menatap ku di balik cahaya ruangan yang redup.

" Kau terkejut aku tidak merasakan apa apa dan tidak terluka ? mari ku tunjukkan luka yang sebenarnya."

Dengan menekan bahunya ku buat salah satu lengan nya patah lalu ku cengkraman ku menembus permukaan kulitnya, tanpa banyak teriakan aku segera memasukkan taring panjang ku ke arah pembuluh nadi di lehernya dan menghisap habis darahnya sampai ia menjadi mayat kering.

Aku kehilangan kontrol karena perasaan marah yang berlebihan. Ini adalah efek samping dari ikatan yang pernah ku buat dengan Tuan Izen. Mataku teras panas saat ini rasa haus Ku akan darah belum bisa terobati. Perasaan kacau mulai menghantui ku. Melihat Arora yang masih terbaring aku segera berlari ke luar ruangan sebelum seluruh kesadaran Ku habis.

Ini akan membahayakan Arora, berapa bodoh nya aku. Detak Jantung ku berpacu lebih cepat, dada serta tenggorokan ku menjadi panas, aku harus segera meminum penawaran.

Untuk sesaat aku mengunci diri ku di dalam mobil, lalu mencari penawaran nya, tapi sialnya aku tidak membawa satupun.

Aku mulai tidak terkontrol, pandangan ku mulai kabur.

Dengan pendengaran dan penciuman yang lebih tajam dari sebelumnya, terpencar kelengahan dari diriku karena Veer menuju ke mari.

Setelah menemukan mobil ku ia segera memberikan ku penawaran nya, hanya butuh sampai penawaran itu habis, kondisi ku perlahan kembali seperti semula.

" Terima kasih Veer, kau tiba tepat waktu."

" Itu sudah tugas ku Tuan." balas Veer

" Kau harus membereskan mayat itu, Aku akan membawa Arora ke mension."

Aku dan Veer segera masuk dan menuju lantai 2, Sementara Veer membereskan mayat itu. Aku memandangi Arora dengan perasaan khawatir, lalu memperbaiki pakaian nya yang terbuka dan memberikan mantel ku untuk menutupi badannya. Segera ku bawa Arora menuju mobil ku, dan sebelum berangkat aku memeriksa di bagian wajahnya, terdapat sisa cairan Bius yang sepertinya masuk sampai kedalam paru paru nya karena terhisap saat ia melawan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 02:09 dini hari, Aku tak bisa membawa Arora pulang ke apartemen nya karena ia harus segera mendapat cairan penawaran untuk membuat efek obat bius hilang dari paru paru nya, kalau tidak ia akan tidak sadarkan diri dalam waktu yang lama.

Tak lama aku segera sampai di mension yang terletak di Pasila, tak jauh dari Kastil milik Tuan Izen. Jarang sekali aku berada di sini, setelah 3 bulan, aku baru menginjakkan kaki ku lagi di sini.

Saat malam hari aku tidak membiarkan siapapun ada di mension milik ku, Kecuali orang itu penting. Para pelayan dan penjaga hanya akan berada di sini sampai pukul 18:00 sore.

Aku segera menggendong Arora menuju kamar ku dan membaringkan tubuhnya di atas ranjang.

" Sepertinya aku harus mengganti pakaian nya, tapi saat dia sadar nanti apa ia akan memaafkan ku. Karena telah menyentuh nya."

pikirku dalam hati.

Tak lama kemudian ku pasangkan selang infus pada tangannya lalu menyuntikkan Obat penawarnya melalui cairan infus vitamin yang telah ku pasangkan pada pembuluh nadi Arora.

Menatap wajah nya dengan seksama lalu menyentuh pipinya, ku rasakan kehangatan menyelimuti seluruh tubuh ku.

" Biasakan suatu saat nanti kau memaafkan seluruh kesalahan ku. Aku bisa memberimu semua jawaban dari pertanyaan yang kau punya padaku. Aku sangat takut melihat kebencian terpancar dari sorot mata mu yang tertuju untukku."