Chereads / LYORA IS MINE / Chapter 14 - BAB 14 - LYORA IS MINE

Chapter 14 - BAB 14 - LYORA IS MINE

BRAK!

Cukup sudah, Sean— pria itu sungguh tak tahan dengan semua pekerjaan yang tampak menumpuk sedangkan pikirannya sudah berada di samping Lyora, menemani wanita itu tidur sembari memeluknya erat.

Kali ini Sean mengaku kalah, pria itu tampak bangkit dari duduknya sembari membuka satu persatu kancing kemeja yang ia kenakan.

Cklk-

Pintu terbuka, lengan kekarnya kembali bergerak untuk menutup pintu kamarnya.

Setelah itu ia membuka kemeja putihnya dan membuangnya asal hingga terjatuh di lantai. Otot-otot tubuhnya begitu sempurna, membuat siapa saja mungkin akan terpesona.

"Sayang.." bisik Sean kala sudah menjatuhkan dirinya di samping Lyora. Tangannya meraba-raba punggung Lyora yang masih terbalut dress mewah ternama.

Lyora— wanita itu tampak memberi respon dengan pergerakan, merasa terganggu akan sentuhan yang Sean berikan.

"Eughhhh.." erangnya.

Sean menarik Lyora hingga wanita itu berada di dalam dekapannya, mengusap lembut surai sang pemilik hati sesekali mengecupnya penuh arti. Tak dapat Sean pungkiri, dirinya amat sangat mencintai wanita yang telah menjadi miliknya. Hanya satu langkah lagi hingga dirinya benar-benar berhak atas kehidupan Lyora. Menikahi wanita yang amat sangat ia cintai, tentu itu impian terbesarnya, hanya saja Sean harus sedikit bersabar karena ada banyak hal yang harus ia selesaikan sebelum naik pelaminan. Hama yang harus ia musnahkan, jejeran rival yang menunggu di basmi serta para jalang yang harus ia singkirkan pula agar tak menimbulkan kesalahpahaman antara dirinya dan Lyora.

"Sean, jam berapa ini?" tanya Lyora dengan suara khas bangun tidurnya. Percaya atau tidak, suara itu bahkan terdengar begitu sexy di indera pendengaran Sean.

Cup!

"Tidurlah lagi, sayang. Kita masih punya waktu satu jam sebelum waktunya," balas Sean.

Lyora mendongakan kepalanya hingga bertatapan langsung dengan sorot mata tajam milik Sean, "Waktunya?"

"Bukan hal besar, aku hanya ingin membawamu menikmati angin malam."

Wanita itu mengagguk setuju, jari-jari lentiknya ia gunakan untuk menggoda pria yang mungkin sudah mulai menjadi candu untuknya— mungkin.

"Jangan goda aku sayang," bisik Sean kala merasa jari-jari lentik milik Lyora meraba perut sixpacknya.

Lyora terkekeh, "Kenapa?"

"Aku tak ingin kamu kelelahan," jawabnya santai. Jelas Lyora tersipu dengan apa yang Sean katakan, ia tak bodoh hanya sekedar memahami apa yang Sean katakan. Jelas Lyora mengerti arti kata 'lelah' yang Sean lontarkan.

"Kamu tau? Aku sangat mencintaimu," tutur Sean sembari membenarkan anak rambut yang tampak menutupi wajah cantik Lyora.

Lyora mengagguk, "Aku sangat tau itu," kekehnya. Jelas Lyora memahami apa yang Sean miliki untuknya, cinta— kasih sayang serta pengorbanan yang Sean berikan bukan sekedar formalitas belaka, Lyora percaya itu.

Tak ada respon apapun dari Sean.

"Aku juga mencintaimu," tutur Lyora setelah beberapa saat mereka bungkam dalam keheningan.

Tanpa Lyora tau, dalam diam Sean menyunggingkan senyumnya, senang mendengar pengakuan yang jarang terlontar dari mulut wanitanya itu.

"Kalo begitu, boleh kita melakukan itu sekarang?"

Bugh!

Dengan sekali hentakan Lyora memukul dada bidang Sean, ia kesal dengan pria dihadapannya itu. Mengapa harus merusak suasana?

"Apa hm?" godanya.

Lyora memutar bola matanya malas, ia bangkit dari tidurnya, melipat kedua tangannya didada, "Bagaimana jika aku tak mau?!"

"Aku tak akan memaksa mu, sayang.." jawab Sean lembut sembari kembali menarik tangan Lyora agar mau berbaring ke tempat semula.

Namun bukannya mengikuti kemauan Sean, wanita itu dengan berani menepis kasar lengan kekar yang terus memaksanya untuk kembali berbaring, "Aku ingin membersihkan diri!"

"Mandi bersama magsud mu, baby?" Sean ikut bangkit, menggoda Lyora seolah tengah membuka resleting celananya. Lyora mundur perlahan menghindari Sean yang mungkin bisa kapan saja menyerangnya.

"SEAN HENTIKAN!!!"

Sean semakin gencar menggodanya, niat hati hanya ingin main-main namun celana yang sedari tadi terpasang rapi kini sudah terkapar di atas lantai hingga menyisakan boxer tanpa atasan pula.

"Sean... aku akan marah padamu jika kamu berani melakukan itu sekarang," ancamnya menatap Sean penuh intimidasi. Yang di tatap seperti itu hanya mampu terkekeh atas tingkah konyolnya beberapa saat yang lalu.

Cup!

"Mandilah, aku tunggu di atas tempat tidur. Aku sudah tidak sabar melakukan olahraga ranjang bersamamu," bisik Sean setelah mencuri kecupan di bibir wanitanya.

Sadar akan mendapat peluang untung melarikan diri, Lyora tak menyia-nyiakan itu tentunya, wanita itu dengan sigap berlari meninggalkan Sean sendiri.

"Kenapa harus lari, bagaimana jika kamu jatuh sayang," gumam Sean merasa lelah mengingatkan Lyora yang sudah menghilang di balik bilik kamar mandi.