Chereads / Cute Alligators / Chapter 3 - Mangsa Baru

Chapter 3 - Mangsa Baru

Duak! duak!

Hosh ... duak! Jedug!

"Huh, capeknya, Istirahat dulu ah," tukas Patria sambil duduk dan meneguk sebotol air mineral.

Lalu tiba-tiba angin berhembus pelan dan perlahan membelai rembutnya.

Anginnya begitu sejuk dan terasa menenangkan hati, sambil mengelap keringat dengan handuk kecil, Patria memandangi samsak yang tergantung dan mengayun-ayun karna terpaan angin.

Seketika dalam pandangan Patria, samsak itu berubah menjadi Marpuah  yang sedang bergelantungan.

"Queen Salsa!" sapa Patria yang kaget.

Dan Marpuah pun tersenyum kepada Patria sambil kiss bye.

"A'a, muaah ...!"

Cring ....

Seketika keluar cahaya yang menyilaukan hingga Patria menutup matanya dengan tangan.

Lalu perlahan-lahan cahayanya pun menghilang.

Dan Patria masih melihat samsak itu sebagai Marpuah.

"Salsa! Kamu masih di situ?" tanya Patria.

Dan Marpuah pun mengangguk, "Ho'oh!" jawab Marpuah.

"Kamu ngapain bergelantungan disitu?" tanya Patria.

"Lagi olah raga, A'a!" jawab Marpuah.

"Aduh, jangan bergelantungan disitu! Sayang banget ... masa cantik-cantik kayak monyet!" celetuk Patria.

"Kan, aku pengen merasakan tinjuan, A'a! Mau dong di tin ... ju ...." ucap Marpuah dengan manja.

"Aduh, Sayang banget cantik-cantik di tinju, mending di cium aja," kata Patria.

"Apa di cium? Mau dung di cium ...." Marpuah memonyongkan bibirnya ke arah Patria, dan Patria pun segera menghampiri Marpuah sambil berlari dan memonyongkan bibirnya juga.

"Neng, Salasa ... muaaaaaah ...!"

Akhirnya Patria pun berciuman dengan samsak yang tergantung.

Dan dari kejauhan Juju melihat Patria keheranan.

"Itu si Buaya Pedut, lagi ngapain sih?" ucap Juju dengan ekspresi yang jijik.

"Ewww huek! Kayaknya gue kudu jauh-jauh ama tu Jomblo Berkarat!" Juju menggelengkan kepalanya sambil merinding.

Lalu Juju pun  langsung pergi meninggalkan Patria. Dan Patria masih berciuman dengan samsaknya.

Kemudian Juju pergi ke warung ketoprak Ce Mimin langgannya.

Sesampainya di sana, Ce Mimin, sudah menyambutnya dengan senyuman manis yang menggetarkan hati Juju.

"Abang Juju, pasti mau pesan ketoprak ya?" tanya Ce Mimin dengan centil.

"Ih, Ce Mimin. Nanyanya ada-ada saja, yaiyalah mau pesan ketoprak masa iya mau pesan bakso? Kan Ce Mimin tukang ketoprak bukan tukang bakso," ledek Juju.

"Ah, Bang Juju  bisa aja!" Ce Mimin mendorong tubuh Juju, dan saking semangatnya Juju sampai jatuh dari kursi.

Gedebluk!

"Aduh!" keluh Juju.

"Ya ampun! maaf, Bang Juju! saya gak sengaja!"

Mimin pun membantu Juju berdiri, "Bang Juju, gak kenapa-kenapa, 'kan?" tanya Mimin.

"Ah, enggak kok," jawab Juju sambil tersenyum.

Lalu Juju mencium bau sesuatu, yang tidak asing di hidungnya.

"Ini, bau apa ya?" tanya Juju kepada Mimin.

Dan Mimin pun sampai mengendus-enduskan hidungnya kemana-mana, mulai dari tangan, kaki dan keteknya sendiri.

Tapi Mimin masih belum menemukan sumber pasti dari bau itu.

"Ah, gak tau juga ya, Bang Juju." Kata Mimin.

Lalu tiba-tiba ada nyamuk hinggap di kening Juju.

"Bang, Juju ada nyamuk di keningnya bang Juju tuh," kata Mimin yang memberitahu Juju.

"Tolong tepokin dong, Ce!" suruh Juju kepada Mimin.

"Ah, saya gak tega nepoknya, takut nyamuknya mati," jawab Mimin.

"Yah, kan emang biar mati, Ece!" tukas Juju.

Dan Mimin pun  masih berpegang teguh bahwa dia tidak mau menepuk nyamuk itu.

"Ah, Bang Juju aja yang nepuk nyamuknya saya gak tega,"

"Hah! Yasudah, kening yang sebelah mana nih?" tanya Juju.

"Sebelah kiri," jawab Mimin yang memberi arahan kepada Juju.

"Ok!"

Plok!

Juju menepuk nyamuk itu, tapi setelah menepuknya dia kembali mencium aroma yang mencurigakan tadi.

"Eh, kok baunya muncul lagi ya?" tanya Juju.

"Bang Juju!" panggil Mimin.

"Iya, ada apa, Ce?"

"Itu di jidat item-item apa ya?"

"Hah! Apa?" Juju kembali memegang keningnya dan dia melihat di bagian telapak tangannya, dan ternyata juga ada noda hitam-hitam yang sama.

Juju pun menjadi panik dan mulai curiga jika bau misterius dan tidak asing di indra penciumannya itu berasal dari tangan.

Seketika Juju yang reflect kembali menepuk keningnya lagi, "Astaga! Ternyata kotoran ayam hik!"

"Yah, sudah tahu kotoran ayam malah di tambah tepukannya, 'kan jadi makin banyak begitu!" kata Mimin dengan ekspresi agak geli.

Lalu Juju langsung berlari menuju toilet

"Ce! Numpang ke toilet ya!" ucap Juju.

"Iya! Tapi kalau sekalian mau ngebom jangan lupa disiram ya!" pesan Mimin.

***

Setelah satu jam berlalu, Juju pun keluar dari dalam toilet, dengan rambut basah dan wajah yang sudah bersih kinclong karna di bersihkan berkali-kali dengan sabun pembersih korslet.

"Nah, kalau begini, 'kan enak, baunya wangi gak kayak yang tadi," tukas Juju penuh percaya diri.

"Btw kok agak gatel-gatel ya muka gue?"

***

Dan setelah keluar dari dalam toilet dan hendak menghampiri Mimin, ternyata diluar malah sudah ada Rudolf yang dengan kelihaian dan jurus Playboy legendarisnya, tengah menggoda Mimin.

"Mimin, wajah kamu itu selalu hadir dalam mimpi-mimpiku tau," kata Rudolf.

"Ah, si Babang Rudolf nih bisa aja!" sahut Mimin dengan centil.

"Kamu itu mirip rembulan, indah bercahaya terang, walau pun aslinya geradakan!" rayu Rudolf.

"Loh, kok geradakan?" tanya Mimin sambil cemberut.

"Ya, geradakan tapi cantik, ugh!" Rudolf pun gemas sambil mencubit manja dagu Mimin.

"Iii ... Ih, Bang Rudolf, bisa aja bikin Mimin GR!" tukas Mimin yang salah tingkah. "Rrrrr gemes!" Mimin mengacak-ngacak rambut kriting Rudolf.

Juju pun merasa sangat cemburu dan kesal melihat Rudolf yang sedang merayu Mimin.

"Ah dasar, Profesor Cabul, ngapain dia dekat-dekat sama, Ayang Mimin?"

Juju mengepalkan tangannya sambil meninju-ninjukan di tembok.

Dan tepat saat itu juga, ada seorang gadis berseragam SMP datang menghampiri Juju.

"Kak, Juju!" sapa gadis itu.

"Eh, kamu ...." Juju menggaruk keningnya sendiri karna bingung, 'aduh namanya siapa ya? Sampai lupa sama nama pacar sendiri,' batin Juju.

"Kak Juju, kok gak pernah jemput aku pulang dari sekolah sih? Kak Juju udah punya gebetan baru ya?!" tanya Gadis itu sambil cemberut.

"Ah, Kak Juju, lagi sibuk Baby," ucap Juju.

"Hah! Baby?!" gadis itu langsung memukul Juju.

Buk buk buk!

"Eh, kok di pukul sih?" tanya Juju.

"Ya, habisnya panggilnya, Baby! Kan biasanya panggilnya Honey!"

Juju langsung menepuk keningnya, "Ya salam! Kenapa bisa lupa," ucap Juju.

"Hah, ngomong apa!?" tanya gadis itu.

"Ah, enggak kok! Yasudah ayo makan ketoprak biar Kak Juju yang jajanin," rayu Juju.

"Ih," Gadis itu melotot ke arah Juju seakan mau menelan Juju, dan Juju pun merasa was-was.

"Yaudah mau deh, tapi dua porsi ya? Sama es teh manis," kata gadis SMP itu.

Lalu mereka berdua pun makan berdua di warung Mimin, sementara Mimin sendiri malah asyik bermesraan bersama Rudolf.

***

Sepulangnya dari warung ketopraknya Mimin.

Juju pun mengantarkan pacarnya yang masih SMP itu pulang ke rumahnya. Dan dari situ dia mulai ingat jika nama pacarnya itu adalah Pinki Cabelita, si cewek SMP yang paling cantik dan bahenol serawa goceng.

Dan sepulangnya dari rumah Pinki Cabelita, Juju pun bertemu cewek seksi yang menggunakan kostum Sakura di film Naruto, yang kebetulan tengah berjalan sendirian.

Seketika Juju yang jiwanya wibu akut itu langsung terbelalak karna melihatnya, apa lagi dari belakang bodynya kelihatan seksi aduhay.

"Waduh, mangsa baru ni!" kata Juju.

To be continued