Sambil menaiki motornya dengan gas tipis-tipis agak pelan, Juju mengikuti cewek Cosplayer itu dari belakang.
"Hai cewek!" sapa Juju.
Dan si cewek Cosplayer itu menengok kearah Juju.
"Juju," ucapnya sambil tersenyum manis.
Seketika senyum merekah langsung menghiasi wajah Juju, saat melihat wajah cewek Cosplayer itu adalah Marpuah, dengan wujud Queen Salsa.
"Salasa ...!" ucap Juju.
Akhirnya mereka berdua pun pulang dengan berboncengan motor.
Sepanjang jalan jantung Juju berdebar-debar dengan kencang.
"Salsa, habis dari mana?" tanya Juju.
"Salsa, habis dari keliling kampung," kata Marpuah.
"Pakek seragam begini?" tanya Juju yang heran.
"Iya, aku, 'kan juga Wibu kayak Juju, jadi kadang suka pakek kostum begini keliling kampung," jawab Marpuah yang sok nyaman dengan kostumnya.
Padahal sebenarnya dia sangat terpaksa, karna daster adalah pakaian terbaik baginya. Hari ini, dia sengaja ditugaskan menggoda Juju, dengan berpura-pura menyukai apa yang Juju sukai.
"Pasti tadi banyak yang minta foto ya, sama kamu, secara kamu kan cantik begitu?" tanya Juju.
"Iya tadi banyak yang minta foto, sebagian juga ada yang nimpukin pakek batu. Soalnya di kira orang gila hehe!" jelas Marpuah dengan jujur.
"Aduh, masa sih. Tapi Salsa gak apa-apa, 'kan?"
" Enggak dong! Timpukan itu kan wujud kasih sayang mereka sama Salsa,"
"Oh, gitu ya, terus rumah Salsa masih jauh ya?"
"Ah, dekat kok Juju. Sekitar 6 jaman lagi."
Dalam hati Juju berkata, 'Eh bujug, la jauh banget itu mah!'
"Eh, cuman 6 jaman doang udah sampai ya, duh sayang banget, harusnya 10 jaman dong biar, Juju bisa lama-lama boncengan sama Salsa," ucap Juju peres.
"Ah, kalau sepuluh jam nanti bokong Salsa yang seksi jadi kempes gara-gara naik motor,"
"Ah, Salsa, bisa aja! Emangnya balon bisa kempes!" ledek Juju.
"Ah, Juju ni suka bercanda!" kata Marpuah sambil menoyor kepala Juju dan toyornya sangat bersemangat sampai Juju kehilangan keseimbangan dan motornya pun nyemplung kedalam got beserta penumpangnya.
Gedubrak!
"Ah, Juju! sakit!" teriak Marpuah.
"Aduh, Salsa! Maaf ya! Habisnya noyornya kekencangan sih!"
"Ih kesel!" keluh Marpuah.
***
Sementara itu di marakas Kill Rabbits Didi Blue dan juga Qimons sedang menunggu kedatangan Rudolf.
"Ah, Kak Rudolf lama banget sih!" keluh Qimons.
"Ah, pasti dia sedang mengembangkan jurus mata keranjangnya sama, Ce Mimin!" ucap Didi Blue, dengan ekspresi yang bijak.
Sambil menunggu Rudolf datang Didi Blue memulai meditasi agar bisa terhubung ke tempat dimana dia mendapatkan kekuatannya, yaitu planet Neptunus.
Untuk menambah kekuatannya dia sering bermeditasi agar bisa terhubung dengan leluhurnya yaitu para penghuni di planet itu. Dan yang dengan suka rela mentransfer kekuatan dan keanehan mereka kepada Didi Blue, sehingga Didi Blue menjadi sangat kuat dan bijak sana. Eh, apa sig gak jelas.
Sementara, si Qimons malah sedang asyik menonton Drakor lewat laptopnya.
"Aduh, gemes!" ucap Qimons sambil mata terfokus ke depan laptop.
"Aduh, cium dong! Kalau enggak aku yang cium nih!" Qimons pun terbawa suasana, sampai tidak terasa dia menciumi layar monitornya.
Setelah itu dia kembali ke tempat duduk sambil menonton lagi, dan tiba-tiba si pemeran wanita di dalam Drakor itu berubah menjadi wajah Jamilah, adik kandung dari Patria, salah satu member Cute Alligators yang menjadi musuh bebuyutannya. Tapi diam-diam Qimons dan Jamilah saling tertarik dan suka jalan-jalan bersama secara sembunyi-sembunyi.
Qimons langsung terbelalak saat melihat wajah Jamilah terpampang di layar laptopnya, sorot matanya langsung berubah menjadi kehijauan.
"Hah, Jamilah!" ucap Qimons yang terpesona.
"Oppa! Saranghae! Muaaaah ...!" teriak Jamilah sambil kiss bye kepada Qimons.
Dan Qimons pun langsung mimisan. Tepat saat itu juga wajah Jamilah terus terbayang-bayang di benak Qimons.
Entah sedang makan, sedang minum, sedang tidur, bahkan saat sedang buang air besar, bayangan Jamilah terus menggelayutinya, hingga Qimons pun memutuskan untuk mengajak bertemu Jamilah.
"Untung saja waktu itu sempat menyimpan nomor Jamilah, hihi telepon Ah." kata Qimons sambil merogoh ponsel dari dalam sakunya.
Tut ....
Drtttt ....
"Hallo ,Neng Jamilah," sapa Qimons lewat telepon.
"Eh, Hallo! Bang Qimons ya?" sapa Jamilah dengan manja.
"Ya ampun suaranya imut, banget ... bikin si abang jadi gemes nih," kata Qimons dengan nada merayu.
"Ah, Bang Qimons bisa aja,"
"Ketemuan yuk, Neng!"
"Ketemuan dimana, Abang?"
"Di mana aja terserah, Neng,"
"Ah, yaudah kalau begitu kita ketemuan di dekat empangnya Kong Oesman aja ya?"
"Kong Oesman yang dari desa sebelah itu ya?"
"Iya, Abang. Yang juragan lele,"
"Oh, boleh deh."
"Sampai ketemu nanti, Bang Qimons," kata Jamilah.
"Sampai ketemu juga, Neng Jamilah, muaah ...!" Qimons melepas ciuman lewat telepon.
Dan Jamilah pun juga membalasnya, "Muaaah ...!"
Setelah itu Qimons, pun langsung mempersiapkan diri dengan berdandan seganteng mungkin, dengan mengenakan kemeja motif polkadot hitam putih di padu dengan celana cutbrai warna merah jambu dan rambut klimis yang di olesi dengan minyak kelapa asli bikinan emak.
Qimons pun tampak percaya diri, sambil bercermin dia kembali menyisir lagi rambutnya yang belah tengah. Dan sebagai polesan terakhir dia menambah parfum beraroma bunga kantil yang menjadi favoritnya.
Srot ... srot ....
"Neng Jamilah pasti kelepek-klepek lihat ketampananku!" ucap Qimons dengan bangga, "susah emang kalau sejak lahir sudah terlalu tamvan,"
Pluk....
Tiba-tiba sesuatu jatuh tepat di atas kening Qimons.
Rasanya mirip tetesan air yang hangat, dan dari situ Qimons merasa tidak enak.
Dia curiga sesuatu yang buruk sedang terjadi kepadanya.
Akhirnya dengan ragu-ragu Qimons memegang sesuatu yang jatuh di keningnya itu.
Lalu dengan segala keteguhan hati Qimons menciumnya.
"Umm ... baunya sih tidak salah lagi," Qimons mengangguk-anggukan kepalanya, "WANJIIIR EE CICAK!" Qimons pun langsung berlari dan masuk kedalam toilet.
***
Setelah beberapa jam berlalu, Qimons pun menemui Jamilah, di tempat yang mereka janjikan.
Sambil mencelupkan kaki mereka ke dalam kolam lele.
Mereka berdua asyik memakan popcorn sambil mengobrol, suasana begitu romantis.
Dan tepat saat itu juga terdengar suara benda jatuh kedalam air.
Pluk ....
"Suara apa ya, Bang?" tanya Jamillah.
"Gak, tau juga deh, ayo kita cari tau," ajak Qimons.
Lalu mereka melihat di depan mereka ada benda kuning mengapung mirip bongkahan emas tengah menjadi rebutan ikan-ikan di situ.
"Njir! Itu kan—" Qimons melihat di depannya ada ruang kecil yang hanya di tutupi dengan bilik bambu.
Dan di dalam bilik itu rupanya ada Kong Oesman yang sedang bermeditasi.
Qimons pun langsung murka, "Woy! Gak sopan banget, ada orang pacaran malah buang hajat di sini!"
Dan Kong Oesman pun tidak kalah murka karna dia merasa terusik oleh teriakan Qimons yang mengganggu konsentrasinya.
"Woy! Siapa suruh lu pacaran di jamban gue! Ganggu aja!" bentak Kong Oesman.
"Ih, bikin jamban kok, di kolam lele!" hina Qimons.
"Eh, suka-suka gue dong! Kan kolam-kolam gue ini! Lagian gue lagi ngasih nutrisi tambahan buat ikan-ikan gue!"
"Ngasih, nutrisi buat ikan-ikan tapi sendirinya kurang gizi!" ledek Qimons.
Dan Kong Oesman pun semakin murka. "Wah, sialan lu! Sini kalau berani!" Kong Osman mengeluarkan goloknya.
Sementara Qimons dan Jamillah langsung ngacir.
To be continued