"Is Gadis kamu nih kenapa sih memangnya aku salah ya berbicara seperti itu tapi itu kok yang dia lakukan kepadaku dia memandangnya aku seperti orang yang sedang jatuh cinta!" seru Luna kepada teman baiknya itu yang sedang batuk dan juga menertawainya.
Gadis selalu saja tertawa ketika mendengarkan perkataan dari temannya itu.
"Begini ya kamu jangan terlalu berfikir sampai ke sana karena kamu tahu sendiri kan, Brian itu adalah orang yang sangat cuek aku juga sudah menjelaskan semuanya kan dengan kamu!" seru Gadis.
Gadis selalu saja beri tahu sesuatu kebenaran Brian tetapi sangat terlihat dari wajah yang sangat mengagumi Brian.
"Tidak sih aku tidak kepedean juga cuman aku hanya bertanya kepadamu, dia itu orangnya baik sepertinya karena dia tidak suka kepadaku ketika aku dan dia sama-sama dihukum," ucap Luna kepada Gadis.
"Ya kalau soal itu aku tidak tahu sih aku juga tidak tahu harus bilang apa dengan kamu tapi ya kamu tahu sendiri lah, bagaimana sifat laki-laki yang cuek seperti itu kalau kamu menyukainya lebih baik menurut aku dipendam dulu sih!" Seru Gadis.
Luna terus saja memandangi wajah Gadis yang sedang berbicara kepada dirinya.
Dia sangat heran dengan perkataan gadis tetapi Gadis tidak pernah mengatakan sesuatu tentang Brian.
"Ya sudahlah kamu malah bikin aku malas saja ngomongin dia, kita ganti topik saja! Oh ya bagaimana ya besok ada tugas atau tidak?" tanya Luna kepada Gadis.
"Hahaha kenapa sih kok bertanya seperti itu, memangnya kamu langsung ke rumah ya karena kamu mendapatkan hukuman dari Pak dosen tadi," ucap Gadis kepada Luna.
Luna pun terdiam dan juga tersenyum kepada teman baiknya itu.
"Kamu ini jangan terlalu bahagia seperti itu ya! Awas loh ada kalanya roda itu berputar di hati kamu ketika kamu nanti mendapatkan hukuman dari Bapak dosen nanti aku yang menertawakanmu hahaha," ujar Luna kepada Gadis.
Mereka selalu saja bercanda dan bertawa ria dan juga mereka memakan makanan yang telah dia pesan.
Ketika Luna dan juga gadis sedang asyik bercanda sementara itu kedua orang tua Luna masih saja kebingungan untuk mencari pekerjaan karena mereka harus memulai pekerjaan dari nol untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
"Sekarang kamu mau kemana lagi Ayah?" tanya Bunda Merlin kepada Ayahnya Rian.
"aku juga tidak tahu nih Bunda aku selalu saja mencari lowongan pekerjaan tapi selalu saja yang ketemu itu bukan di bidang ku jadi aku tidak mungkin kan bekerja yang bukan di bidang ku, pasti aku tidak tahu dan aku tidak mengerti," ucap Ayah Rian kepada Bunda Merlin.
Sangat terlihat dari wajah Ayah Rian terlalu banyak memikirkan pekerjaan dan juga dia selalu saja mengutamakan keluarga dan kebutuhan keluarga.
Bunda Merlin selalu saja menyemangatinya dan tidak ingin melihat keluarganya selamanya itu kesusahan dan juga sama seperti itu.
"Kamu jangan seperti itu kamu tidak sendirian, aku juga memikirkan pekerjaan kamu, aku juga selalu saja mencari lowongan pekerjaan untuk kamu! Kalau kamu tidak bekerja apa yang akan kita makan bagaimana anak-anak biaya kuliah dan biaya sekolah Luna dan juga Lina," ucap Bunda Merlin dengan lembut kepada suaminya itu.
Suaminya pun tersenyum memandang wajah Bunda Merlin.
"Terima kasih ya kamu sudah mau mengerti aku dan aku juga harus mencari pekerjaan aku juga tahu anak-anak kita banyak membutuhkan biaya aku lagi usaha kita sedang turun seperti ini dan kita harus pindah sekarang mulai dari nol," ucap Ayah Rian kepada Bunda Merlin.
Bunda Merlin sangat setia kepada Ayah Rian karena mereka selalu setia bersama-sama dan juga bunda Merlin selalu menemani Ayah Rian untuk kembali bangkit dari keterpurukannya.
"Ya sekarang hubungi saja teman-teman kamu yang ada di sini nanti aku juga bisa mencarikan lowongan pekerjaan di sosial media juga," ucap Bunda Merlin dengan lembut.
Ayah Rian sangat bahagia mempunyai istri seperti Bunda Marlin karena Bunda Merlin adalah sosok yang tidak menyerah dalam keadaan apapun menemani suami dari nol hingga sukses itu adalah tujuan dari Bunda Merlin.
"Ya sudah ya kalau begitu kamu semangat saja mencari pekerjaan ini, aku mau menjemput Lina di sekolahnya, jadi aku tidak mau dia sampai mengetahui kalau kita kekurangan uang untuk bertahan itu dan aku mau kamu segera mencari pekerjaan yang apapun itu," ucap Bunda Merlin dengan lembut kepada suami itu.
Suaminya pun tersenyum memandang wajah bunda Merlin akhirnya pun dan bergegas untuk pergi ke sekolah dengan tujuan untuk menjemput Lina di sekolah sedangkan Ayah Rian keluar mencari lowongan pekerjaan untuk dirinya.
Karena dia membutuhkan pekerjaan itu untuk menafkahi anak dan juga istrinya.
Sementara itu Luna yang sedang belajar di kampus selalu saja di buat gelisah dengan keberadaan Brian, dia selalu saja ingin mengenali Brian lebih dalam lagi dan lebih dekat lagi.
"Aku mau bertanya dong sama kamu Gadis," ucap Luna dengan lembut kepada temannya itu yang sedang menulis di sampingnya.
"Ya kenapa kamu mau berbicara apa sih tinggal bicara saja kok aku tidak akan membatasi kamu berbicara tapi nanti dulu ya, kamu bicara nya soalnya aku lagi menulis ini nanti kalau kita tidak menulis mendapatkan hukuman dari Bapak dosen itu sangat berat loh aku tidak mau merasakannya," ucap Gadis kepada Luna yang sedang saja memandang Brian dari kejauhan.
"Entah apa yang dipikirkan oleh Luna sebelumnya dia tidak pernah mengenal lelaki dan atau menyukai lelaki sampai separah itu, tetapi ketika Luna mengenal Brian dan bertemu dengan Brian.
Dia merasa sangat aneh dan juga sangat penasaran dengan Brian, dia selalu saja memandangi Brian dimanapun dia berada.
Padahal Luna di kenal dengan sosok yang pendiam dan tidak pernah aneh-aneh dengan yang namanya perasaan tetapi kali ini dia sangat berbeda.
"Eh kamu sibuk banget ya aku saja sudah selesai kok mencatatnya kok kamu lama banget!" Tegas Luna kepada Gadis yang sedang menulis.
"Ya iyalah kan aku memperhatikan tulisanku supaya rapi, kalau kamu memang mau berbicara silahkan berbicara saja aku mendengarkannya kok," ucap Gadis kepada Luna.
"Ya tidak enak lah aku berbicara, kamu sedang menulis seperti itu namanya tidak menghargai dong," ucap Luna kepada Gadis.
"Di mana letak tidak menghargainya, menghargai kamu kok dan aku mendengarkan kamu pasti aku juga menanggapi apa yang kamu bicarakan," ucap Gadis kepada Luna.
"Ya sudah aku mau berbicara kepada kamu tapi aku minta tolong sama kamu jangan ditertawakan ya, aku tidak enak lah rasanya kalau aku berbicara ditertawakan," ucap Luna kepada Gadis yang sambil menulis di sampingnya itu.
Tiba-tiba Gadis pun menoleh kearahnya dan juga tersenyum lebar kepada teman baiknya itu.
"Kamu kenapa sih bicara seperti ini aku tahu nih kamu pasti mau membicarakan Brian lagi kan?" tanya Gadis yang sambil tersenyum kearah Luna dan memandanginya.
Luna pun tanpa disadari bertingkah malu-malu dan juga salah tingkah ketika mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Gadis.
"Kamu kenapa sih, pasti kamu tahu lah perasaanki," ujar Luna kepada Gadis.
"Aku tuh pertama kenal kamu, kamu tuh orangnya sangat dan aku tahu sepertinya kamu belum pernah jatuh cinta sebelumnya, tapi kenapa sih kamu tiba-tiba bahas Brian, memangnya kenapa?" tanya Gadis kepada Luna.
"Ya tidak sih sepertinya aku mengaguminya saja, tapi aku tidak tahu dengan dia sepertinya dia selalu saja mencuri pandangan ke arahku terus, tapi entah ini hanyalah aku yang kepedean atau memang terjadi," ucap Luna kepada gadis.
"Ya kalau kamu memang yakin dia menyukai kamu kenapa tidak," ucap Gadis kepada Luna.
"Aku tidak tahu ini sebenarnya betulan atau tidak karena kan kamu tahu sendiri kamu yang tahu aku aku orangnya sangat polos ya kan," ucap Luna kepada Gadis.
Gadis pun tersenyum ke arah Luna.
"Sudahlah, kalau soal perasaan disimpan dulu kan aku sudah bilang sama kamu jangan terlalu langsung menyukai orang karena kita tidak tahu bagaimana kedepannya nanti, sekarang kamu fokus dulu kuliah untuk membahagiakan dan membanggakan kedua orang tua kamu!" Seru Gadis kepada Luna.
Luna pun tetap diam dan sepertinya tidak menyukai perkataan dari gadis yang sedang menasehatinya.
"Ih apaan sih Gadis aku kan hanya ingin didengarkan perkataanku saja tapi kenapa dia malah menceramahi aku seperti itu sih, jadi males deh mau berbicara tentang Brian kepada dia," batin Luna yang menggerutu dalam hatinya karena tidak suka dengan apa tanggapan dari Gadis kepada dirinya.
bersambung