"Perkenalkan Bunda nama aku Gadis," ujar Gadis dengan tersenyum kepada Bunda Merlin dan juga Bunda Merlin pun berkenalan dengan Gadis dan juga tersenyum ramah.
"Oh iya Bunda tahu kok kalian capek kan Bunda buatkan minum dulu jangan langsung pulang ya," ujar Bunda Merlin kepada Gadis.
Akhirnya Gadis dan Luna pun masuk ke dalam rumah. Gadis pun merasa sangat dihormati dengan keluarga Luna yang sangat baik.
Bunda Merlin pun langsung saja ke dapur dan membuatkan minuman untuk teman dari anaknya itu.
"Bunda kamu kayaknya baik banget ya dia ramah banget deh," ucap Gadis yang selalu memuji Bunda Merlin kepada Luna.
"Iya dong Bunda itu orangnya sangat baik, aku sangat bangga mempunyai Ibu seperti beliau," ucap Luna dengan bangganya dia memuji Bundanya.
"Oh iya, Bunda kamu tahu tidak tadi kamu mau berjalan-jalan dengan Syam?" tanya Gadis kepada Luna.
Luna pun menutup mulut Gadis dengan wajah yang sangat panik.
"Jangan keras-keras dong ngomongnya aku tidak berani berbicar kepada Bundaku," ujar Luna kepada Gadis.
"Memangnya kenapa?" Gadis mengerutkan dahinya dan sangt penasaran akan jawaban dari temannya itu.
"Aku kalau sampai dia mengetahuinya aku takut dia marah!" tegas Luna kepada Gadis. Gadis pun heran mengapa tingkah Luna menjadi seperti itu.
"Dia mengenali Luna itu sebagai orang yang sangat jujur dan juga tidak pernah berbohong, tetapi mengapa dia berani menyembunyikan sesuatu dari Bundanya," ucap gadis sambil menyingkirkan tangan Luna yang menutupi mulutnya itu.
"Aku gak mau kamu menyembunyikan semuanya!" uca Gadis dengan tegas.
"Jangan sampai Bunda tahu kalau aku tadi mau jalan-jalan dengan Syam," ucap Luna kepada Gadis yang telah berbicara tegas kepada dirinya.
"Kamu tidak jujur kepada Bunda?" tanya Gadis dengan rasa penasaran Gadis. Gadis selalu bertanya tentang Luna.
Sebenarnya mengapa dia menyembunyikan sesuatu yang seharusnya Ibunya mengetahui tetapi dia melarang Gadis untuk memberitahu Bundanya, bukan malah menyembunyikan semuanya.
"Tapi aku tidak mau saja kalau Bunda sampai marah ketika mengetahui aku jalan bersama laki-laki," ucap Luna ketika mereka asyik mengobrol dan juga tidak mengetahui jika Bunda Merlin datang dan membawakan jus jeruk untuk mereka berdua.
"Ngomongin apa sih kayaknya kok seru, Bunda bisa tahu enggak apa yang dibicarakan?" tanya Bunda Merlin kepada Luna dan juga Gadis. Luna mendengar perkataan dari Bundanya itu dia terlihat sangat ketakutan dan juga tidak banyak bicara langsung saja diam begitu saja.
"Ada apa memangnya?" tanya Bunda Merlin yang sangat terlihat jelas dari wajah Bunda Merlin yang ingin mengetahui sebenarnya apa yang terjadi.
Tetapi Luna sangat pandai untuk menyembunyikan semuanya dari Bunda Merlin.
"Tidak ada apa-apa kok Bunda, oh ya, terima kasih Bunda sudah membuatkan minuman untuk teman Luna," ucap Luna dengan lembut kepada Ibundanya itu.
"Oh begitu ya sudah kalau begitu bunda mau melanjutkan nyuci dulu kalian boleh ngobrol sepuasnya ya," seru Bunda Merlin.
Akhirnya Bunda Merlin pun bergegas untuk meninggalkan mereka berdua memutuskan untuk mencuci baju. Sementara itu gadis yang terus bertanya kepada Luna membuat Luna sangat geram.
"Kenapa sih kamu tuh harus jujur kalau kamu tidak jujur kamu tidak akan menjadi orang yang baik!" Tegas Gadis yang selalu saja memberi tahu bahwa apa yang dilakukan oleh Luna adalah tindakan yang tidak bagus.
"Apa sih kamu kenapa selalu saja kamu ikut campur dengan apa yang aku katakan! Bukannya itu juga rahasia aku tidak mungkin semuanya aku akan menceritakan kepada kedua orang tuaku!" Tegas Luna kepada Gadis.
Luna selalu saja membantah apa yang dikatakan Gadis karena dia merasa dirinya adalah yang paling benar dan Gadis tidak berhak untuk ikut campur dengan permasalahan yang terjadi pada Luna.
"Aku minta maaf kalau aku memang berbicara seperti itu dengan kamu tapi aku mempunyai maksud yang bagus bukannya aku melarang kamu dan jahat kepadamu," ujar Gadis kepada Luna.
Gadis merasa tidak enak berbicara seperti itu kepada Luna tetapi Gadis hanya ingin Luna tidak menjadi seseorang yang suka berbohong kepada kedua orang tuanya.
"Kamu boleh berbicara apapun kepada aku dan aku selalu mendengarkan kamu tapi please jangan sampai kamu berbicara apapun dengan kedua orang tuaku! Jujur aku sangat tidak suka ketika kamu ingin berbicara seenaknya seperti itu kepada kedua orang tuaku!" Tegas Luna kepada Gadis dengan nada yang sangat kasar.
Sontak Gadis pun merasa kaget ketika mendengar perkataan dari temannya itu dia merasa sangat bersalah kepada Luna dia tidak berniatan untuk menghancurkan mood dari temannya itu. Tetapi entah mengapa semua itu terjadi begitu saja dan di luar dugaan dari Gadis.
Ketika itu juga Gadis pun meminum jus jeruk yang dibuat kan Bunda Merlin untuk Luna dan juga Gadis.
"Aku hanya minta maaf kalau memang perkataanku menyinggung dirimu ataupun kamu tidak menyukainya!" Tegas Gadis kepada Luna.
Setelah beberapa saat mereka mengobrol Gadis pun berpamitan untuk pulang ke rumahnya dan tidak sempat untuk berpamitan kepada Bunda Merlin karena dia tidak ingin mengganggu Bunda Merlin yang masih mencuci.
"Aku pamit pulang ya, soalnya aku juga harus ketemu kedua orang tuaku," ucap
Gadis kepada Luna.
"Ya sudah kalau begitu kamu hati-hati ya selamat ketemu di kampus besok," ucap Luna dengan melambaikan tangannya dan Gadis langsung saja beranjak untuk pergi keluar dari rumah Luna.
Di sepanjang jalan Gadis selalu saja kepikiran dengan perkataan Luna.
"Mengapa Luna menjadi seperti itu? kenapa sih Luna berbicara seperti itu kepadaku, padahal aku kan hanya mengingatkan tentang hal baik untuk dia tapi kenapa dia berbicara seperti itu ya," batin Gadis yang masih memikirkan Luna.
Sementara itu di tempat yang dimana Syam dan juga Brian berolahraga tiba-tiba Brian pun bertanya kepada Syam tentang Luna juga Gadis.
"Tadi seperti nya kamu dengan Gadis dan juga Luna dimana mereka?" tanya Brian yang sambil melihat kanan kiri Syam.
"Ya tadi sebenarnya aku mengajak mereka berdua tapi Gadis lebih mementingkan keluarganya jadinya mereka pulang duluan deh dan dia mengajak Luna untuk pulang," ujar Syam dengan nada yang sangat kesal karena Gadis telah menggagalkan rencananya untuk mengajak Luna untuk berjalan-jalan.
"Lah memangnya kenapa? bukannya Luna itu belum pernah kemana-mana ya jadinya dia belum pernah jalan-jalan?" tanya Brian kepada Syam.
"Ya maunya kan gitu memangnya kamu tidak tertarik ya kepada dia katanya cowo tampam haha," nada yang sangat penasaran dan juga memandang Brian dengan sangat dalam.
"Kamu kan yang tahu aku ya tidak mungkinlah aku tidak terpesona dengan kecantikannya! Kamu kan yang tahu aku dan semua karakteristik wanita yang aku suka," ucap Brian kepada Syam.
Syam pun tertawa dan juga memukul bahu temannya itu mereka berdua sudah bersahabat sejak lama dan semua yang dilakukan oleh Brian Syam pun sudah mengetahuinya.
"Ya ampun aku kira kamu sangat tidak tertarik ataupun tidak terpesona sama dia, makanya itu aku selalu lihat wajah kamu kenapa masih saja bersikap cuek kepadanya," ucap Syam kepada Brian.
"Ya iyalah aku juga ke masa iya aku langsung saja tanpa malu-malu untuk berkenalan dengan dia, nanti juga dia dulu kepadaku!" Tegas Brian kepada Syam.
"Memang kamu apaan sih yang tidak bisa kamu taklukan, semuanya bisa jadi milik kamu ya kan?" ucap Syam kepada Brian.
"Alah kamu nih bisa saja aku tahu kok apa yang ada di pikiran kamu aku juga tahu kenapa kamu membawa Luna dan juga Gadis untuk ke sini!" seru Brian kepada Syam.
Syam pun tertawa sangat keras.
"Ya iyalah kamu pasti tahu apa maksud aku untuk membawa mereka ke sini, tapi sebenarnya aku hanya menawarkan itu kepada Luna tapi tidak tahu mengapa Luna mengajak Gadis untuk ikut denganku," ujar Syam kepada Brian.
"Aku bisa melihat kok kalau mereka sangat dekat dan mungkin Gadis adalah teman baik ataupun bisa jadi sahabat dari Luna," ucap Syam.
Entah apa yang dipikirkan oleh Syam dia hanya ingin menjebak Luna untuk bertemu dengan Brian. Sementara itu di rumah Luna sedang berbaring dan juga beristirahat.
Tetapi dia selalu saja mengingat Kejadian beberapa jam yang lalu dia bertemu Brian dengan keadaan Brian tidak memakai baju dan juga dia melihat banyak keringat di badan Brian.
"Kenapa sih aku masih terbayang-bayang wajah Brian, padahal kan aku sudah pulang ke rumah ini semua gara-gara Gadis yang selalu saja mengajak aku pulang coba saja kalau aku belum pulang dan masih di sana pasti aku masih bisa melihat Brian," gumam Luna dengan berbaring dan sambil menghayal tentang Brian.
Luna masih saja memikirkan Brian karena Luna mempunyai perasaan kepada Brian ketika melihat wajah Brian dan juga sikap Brian yang sangat perhatian kepada dirinya ketika
sedang dihukum oleh dosen.
bersambung