"Apa sih kamu kenapa sih harus membahas karma! Itu sih urusan ku!" Tegas Brian kepada Syam dengan melangkah bergegas ke dalam kelas.
Setelah beberapa saat dan sudah memasuki jam pulang Brian menunggu Luna di depan kelas. Selang beberapa waktu Luna keluar dari dalam kelas bersama Gadis dan juga teman-temannya dan langsung saja Brian memegang tangan Luna dan menariknya.
Gadis pun sontak kaget melihat kelakuan Brian.
"Eh kenapa kok aku di tarik seperti itu?!" tanya Luna dengan memandang wajah Brian yang menarik tangan dari Luna.
"Aku mau berbicara soal baju untuk pergi ke pesta Anggun! Aku mau menawarkan kamu untuk membeli baju sekarang dan kamu tenang saja aku yang membayarnya semua," ucap Brian kepada Luna dengan menatap wajah Luna dengan sangat dekat.
Luna pun gugur dan salah tingkah ketika mendengarkan semua perkataan dari Brian yang menawarkan membeli baju kepada Luna.
"Kamu serius?" tanya Luna kepada Brian.
Gadis yang melihat mereka berdua pun langsung saja malu karena hampir semua mahasiswa melihat mereka berdua saling bertatapan.
"Luna! Jangan seperti lah, itu lihat banyak yang mau lihat kamu di mana kamu tidak malu?!" Ucap Gadis kepada Luna.
Luna pun baru menyadari bahwa Brian dan juga dirinya sedang menjadi bahan tontonan teman-temannya.
"Apa yang kalian lihat! Sudahlah semuanya bubar saja!" Tegas Brian kepada teman-teman yang sedang melihat mereka berdua sedang bertatapan.
"Makanya kalau tidak mau menjadi bahan tontonan, ya jangan melakukan hal seperti itu kan sudah tahu ini kampus masa iya bermesraan di depan banyak orang seperti itu!" ucap salah satu mahasiswa yang tidak menyukai adegan mereka berdua bertatapan di tempat umum.
"Ya sudah sana kalian bubar tidak ada yang perlu ditonton!" Tegas Brian dengan nada yang kasar kepada teman-teman itu.
Luna langsung saja melepaskan tangan Brian dan sedikit menjauh dari Brian.
Memangnya kamu serius tadi berbicara seperti itu kepadaku? kenapa kamu mempunyai pikiran sampai mau membelikan aku baju?" tanya Luna kepada Brian dengan penuh penasaran.
"Ya memangnya salah ya kalau aku mau memberikan baju untuk kamu kan aku yang menawari kamu untuk pergi bersama aku! Dan menjadi pasanganku di pesta ulang tahun Anggun," ucap Brian kepada Luna yang selalu saja bertanya kepada Brian.
"Ya, kalau menurut aku kamu setuju saja deh Luna kan kamu butuh juga baju yang bagus kamu kan tadi bilang sama aku jadi kalau memang kamu mau, Alhamdulillah kan kalau Brian mau membelikan kamu baju baru," ucap Gadis dengan tersenyum manis kepada sahabatnya itu.
Luna pun berfikir dan juga dia di salah satu sisi sangat bahagia ketika mendapatkan tawaran seperti itu dari orang yang dia kagumi.
"Kalau memang kamu mau, nanti aku jemput kamu di rumah kamu dan kita membeli baju yang sangat bagus dan cocok untuk kamu," ucap Brian kepada Luna.
"Oh iya kalau begitu nanti kamu jemput aku saja," ucap Luna
Luna pun memilih pergi dan menarik tangan Gadis untuk pulang.
"Kenapa sih kamu masih terlihat gugup? aku sarankan kamu biasa saja kalau melihat dia karena kalau kamu bersikap seperti itu seperti orang yang
ingin sekali mendapatkan cinta Brian," ucap Gadis kepada Luna yang memberikan saran yang baik untuk Luna.
Tetapi Luna tidak bisa mengendalikan dirinya karena sangat mengagumi Brian dan tidak bisa mengontrol dirinya saat berada didekat Brian.
"Jauh sebelum kamu mengatakan seperti itu kepadaku aku sudah ingin membatasi diriku untuk tidak terlalu menampakan bahwa aku menyukai Brian, tapi semua sia-sia dan aku tidak bisa mengendalikan diriku sendiri!" tegas Luna kepada Gadis dengan wajah yang sangat sedih.
"Kenapa kamu seperti itu? bukannya aku mau mengatur kamu tapi hanya menyarankan agar kamu tidak terlalu salah tingkah seperti itu di depan Brian," ucap Gadis dengan nada yang sangat lembut agar temannya itu tidak merasa tersinggung dengan perkataan yang dia lontarkan.
"Tidak! aku tidak sedih karena perkataan dan ataupun saranmu tetapi aku sedih karena aku tidak bisa mencegah apa yang harus tidak menampakan nya di depan Brian," ucap Luna kepada Gadis.
"Ya sudahlah tidak mengapa kau itu memang sudah bahasa tubuhmu dan juga tidak bisa kamu ubah memang kamu mencintai dia?" tanya Gadis kepada Luna dengan sangat penasaran.
Luna terdiam sejenak dan memikirkan apa yang harus dia jawab kepada teman baiknya itu karena dia merasa dirinya mengagumi Brian, tetapi dia belum merasakan adanya cinta di antara Brian dan juga Luna.
"Aku tidak tahu apa yang aku rasakan ini sebenarnya cinta atau bukan karena aku hanya mengagumi dirinya akan tetapi aku tidak tau memgapa jadi begini," ucap Luna.
Luna mengagumi Brian dengan sangat dalam dan menjadikannya seperti itu.
Gadis tidak pernah melarang Luna untuk mendekati siapapun tetapi gadis selalu saja mencoba untuk melindungi Luna dari seseorang yang ingin menjahati nya ataupun melukainya.
"Sudah-sudah tidak apa-apa kok yang penting kan sekarang kamu bahagia dan aku juga sudah melihat dari awal kamu ketemu Brian, kamu juga sudah menaruh harapan yang besar kan kepada dirinya?" tanya Gadis kepada Luna yang sedang bingung dengan perilakunya kepada Brian.
"Iya aku juga tidak tahu kenapa aku seperti ini padahal tujuan awal ku datang ke sini hanya untuk pindah dan aku tidak menyangka kalau aku bersama Brian dengan sangat cepat dan menaruh harapan yang sangat besar pun dengan waktu yang sangat singkat!" ujar Luna dengan nada yang sangat lembut.
Selalu saja Luna bercerita tentang apa yang dirasakan kepada Gadis. Bahkan semua yang dirasa oleh Luna, Gadis telah mengetahuinya.
"Aku tidak melarangmu untuk mendekati siapapun dan menaruh harapan kepada siapapun, tetapi kamu harus mengetahui dirinya terlebih dahulu jangan langsung saja menaruh harapan, oke," ucap Gadis yang selalu saja menyarankan dan memberikan perhatian kepada Luna.
Luna pun tersenyum manis dan mereka pun bergegas untuk pulang ke rumah.
Tak lama kemudian Luna sampai ke rumahnya dan dia pun langsung saja masuk ke dalam rumah, ketika Luna masuk kedalam rumah dia melihat Bunda Merlin yang sedang duduk di ruangan di ruang tamu.
"Bunda, aku sudah pulang nih," ketus Luna yang terlihat bahagia saat pulang dari kampus.
"Ya ampun anak Bunda, Alhamdulillah sudah pulang," ucap Bundanya yang sedang duduk di sofa itu.
"Alhamdulillah, kamu sudah pulang! bagaimana tadi di kampusnya? amankan?" tanya bunda Merlin yang selalu saja menanyakan bagaimana kuliah dari anaknya itu.
"Ya alhamdulillah dong Bun, aku juga sudah nyaman berada di kampus itu," ucap Luna dengan memeluk Bundanya dan Bundanya pun sangat terlihat bahagia ketika melihat anak gadisnya itu pulang dengan selamat.
"Bunda aku mau berbicara sesuatu tapi aku bingung mau mulai dari mana," ujar Luna kepada Bunda Merlin.
"Yah kamu nih ya punya kebiasaan nih, belum apa-apa sudah mau memberi cerita! Kamu istirahat saja dulu! mandi, makan, nanti kalau kamu sudah segar nanti kamu berbicara dengan Bunda oke," ucap Bunda Merlin dengan lembut kepada anaknya itu.
"Ohh ya sudah kalau begitu Bunda aku mau mandi dulu ya terus aku juga ingin makan nanti aku cerita dengan Bunda, daaah.. Bunda, aku mau istirahat dulu!" Ucap Luna dan melambaikan tangannya kearah Bunda Merlin dan bergegas untuk pergi ke kamarnya.
Setelah sampai di kamar Luna, Luna pun melepaskan tasnya dan berbaring di ranjang tempat tidurnya.
"Aku mau berbicara kepada Bunda atau tidak ya tentang aku yang ingin dibelikan baju oleh Brian, aku takut Bunda berpikiran yang macam-macam sepertinya aku harus berbohong lagi dan tidak jujur kepada Bunda," batin Luna yang sedang merebahkan dirinya di atas ranjang tempat tidur.
Luna yang sangat polos sekarang menjadi seseorang yang tidak takut untuk berbohong dan tidak jujur kepada Bunda Merlin selaku Ibunya.
Dia merasa dirinya tidak perlu membicarakan tentang hal itu kepada Ayah maupun Bundanya.
Tak lama kemudian Luna bergegas untuk mandi karena dirinya merasa sangat capek dan juga membutuhkan waktu untuk membersihkan dirinya.
Setelah 20 menit Luna keluar dari kamar mandi dan ia merasa dirinya sangat bersih Ia keluar dengan mengusap rambutnya menggunakan handuk putih.
"Uhh segarnya kalau begini rasanya seperti ingin tidur, uh kayaknya enak nih kalau langsung tidur," gumam Luna di dalam kamar.
Beberapa saat kemudian ketika Luna telah mengganti pakaiannya Luna pun teringat bahwa dirinya akan dijemput Brian untuk membeli baju untuk pergi ke pesta bersama dirinya.
"Ya ampun, kenapa bisa bisanya aku melupakan Brian yang ingin menjemput aku, aduh gimana nih ya Allah aku harus berbicara apa kepada Bunda ya," gumam Luna dengan sangat gelisah karena dia akan dijemput oleh Brian di rumahnya.
Luna memikirkan cara untuk berbohong kepada Bunda Merlin.
bersambung