Chereads / Pacar kedua / Chapter 23 - Tamu

Chapter 23 - Tamu

Bunda Merlin tetap saja bertanya kepada Luna, sebenarnya apa yang terjadi mengapa dirinya sangat berbeda dengan yang biasanya.

Bunda Merlin masih menatap dengan tajam mata anak gadisnya itu tetapi Luna selalu saja membuat Bunda Merlin tidak menanyakan hal itu lagi.

"Bunda, Bunda memangnya tidak percaya ya kepada Luna? mengapa Bunda sampai bertanya seperti itu?" tanya Luna dengan sangat lembut kepada Bunda Merlin.

Dia sangat takut jika Bunda Merlin mengetahui bahwa perubahannya dilakukan untuk menutupi bahwa dirinya menyukai seorang lelaki idamannya.

"Bunda sama sekali tidak mengerti kenapa kamu menjadi seperti ini karena yang Bunda tahu kamu itu adalah anak yang baik, tapi sekarang kok Bunda perhatikan kamu sangat kasar sih!" tegas Bunda Merlin kepada Luna.

"Bunda aku tidak kasar kok kalau memang aku kasar kepada Bunda aku minta maaf ya Bunda, mungkin aku lagi kecapean saja karena banyak tugas di kampus," ujar Luna kepada Bunda Merlin.

Sontak Bunda Merlin pun merasa bersalah ketika itu, karena dia merasa dirinya sangat keterlaluan kepada Luna dan dia merasa dirinya tidak mengerti bagaimana sibuknya anak kuliahan.

"Ya ampun jadi kamu berubah seperti ini karena masih banyak yang kamu pikirkan ya," ucap Bunda Merlin dengan sangat lembut kepada Luna.

Entah apa yang ada di fikiran Luna lagi-lagi dia berbohong kepada Bunda Merlin yang sangat menyayangi dirinya.

"Iya Bunda, banyak banget tugas dan aku sempat bingung juga jadi maaf ya Bunda kalau aku akhir-akhir ini kasar kepada Bunda, tapi bukan bermaksud untuk menyakiti hati Bunda kok," ujar Luna kepada Bunda Merlin.

Luna pun langsung saja meluk Bunda Merlin dengan sangat erat dirinya tidak ingin Bunda Merlin memikirkan perubahan nya dan membuat Bunda Melin sakit hati.

"Mungkin ini adalah kesalahanku Bunda, tapi aku tidak bermaksud untuk melakukan ini semua," batin Luna.

"Oh iya Bunda, katanya tadi ada teman Luna ya yang datang? memangnya siapa?" tanya Luna dengan menatap wajah bundanya.

"Sepertinya sih teman kamu yang tempo hari kamu kenal kan kepada Bunda itu loh, tapi Bunda malah lupa namanya siapa hehehe," ujar Bunda Merlin kepada Luna.

"Masa sih Bunda tidak mengetahui siapa yang datang biasanya kan Bunda hafal nama-nama temen aku, eh kalau sekarang Bunda lupa sih," ujar Luna kepada Bunda Merlin.

"Sebenarnya Bunda tidak lupa cuman kan waktu kamu kenal kan teman kamu itu Bunda tidak memperhatikan sebenarnya siapa nama-nama teman kamu itu," ujar Bunda Merlin kepada Luna.

Luna sangat penasaran karena dia tidak membuat janji dengan siapapun.

"Ya sudah kalau begitu Bunda aku mau lihat dulu sebenarnya siapa sih yang datang!" tegas Luna kepada Bunda Merlin dengan bergegas ke arah ruang tamu.

Dengan rasa penasaran Luna pun melihat Siapa yang datang.

"Ya ampun ternyata kamu yang datang tadi, Ya Ampun tadi Bunda bilang kalau ada temanku yang datang dan Bunda lupa namanya," ujar Luna tertawa kepada Gadis yang sedang duduk di sofa rumah Luna.

"Ya ampun dari tadi aku sudah menunggu kamu disini tadi Bunda memanggil kamu tapi agak sedikit lama hehehe," ujar Gadis kepada Luna.

Gadis tiba-tiba datang ke rumah Luna bahkan mereka berdua pun tidak membuat janji untuk bertemu. Tetapi Gadis datang ke rumah Luna untuk berbicara sesuatu.

"Oh iya kamu tumben banget sih ke sini bahkan tidak janjian loh, tadi kan kamu tahu sendiri aku tadi keluar dengan Brian untuk membeli gaun pesta," ujar Luna kepada Gadis.

"Aku kira kamu tidak mau dibelikan oleh Brian ternyata kamu mau ya," ucap Gadis kepada Luna.

Luna menceritakan betapa bahagianya dia mendapatkan perhatian dari Brian selalu saja dia menceritakan semua kebaikan Brian kepada Gadis.

"Kamu tau enggak sih aku sangat bahagia banget, aku tidak mengetahui jika perasaanku akan dibalas seperti ini kepada Brian tapi aku juga harus berhati-hati kan aku tidak tahu dia sudah punya pasangan atau belum," tegas Luna kepada Gadis.

Gadis pun merasa sangat kaget ketika mendengarkan perkataan dari temannya itu karena dia mengetahui bagaimana sosok Brian kepada semua wanita.

"Kamu yakin kamu sangat bahagia ketika kamu diperlakukan seperti ini dengan Brian?" tanya Gadis kepada Luna.

"Kenapa tidak? aku yang merasakan semuanya dan aku juga sekarang merasa sangat bahagia apalagi aku baru saja dibelikan gaun oleh Brian," ucap Luna kepada Gadis dengan tegas.

Gadis terdiam dan tidak bisa berkata-kata ketika mendengarkan perkataan dari temannya itu. Dia merasa Luna sangat bahagia ketika perasaannya dibalas oleh Brian.

Akan tetapi gadis merasa masih ada kejanggalan yang ada pada Brian.

"Ya ampun, kamu ini kenapa sih kamu kan tinggal bicara saja kenapa sampai seperti itu sepertinya kamu gugup banget deh," ucap Luna dengan tersenyum manis di pipinya pun memerah karena masih memikirkan sikap Brian yang membuat hatinya sangat berbunga-bunga.

"Tidak sih aku sebenarnya tidak gugup aku hanya memberitahukan kamu saja jika aku ini sudah lama berteman dengan Brian dan aku mengetahui bagaimana sifatnya kepada semua perempuan," ujar Gadis kepada Luna tetapi ketika mendengarkan perkataan Gadis Luna pun tidak menyukainya.

"Menurut kamu berbicara seperti itu apa!" ketus Luna dengan nada yang sangat jengkel kepada Gadis.

"Tidak ada maksud apa-apa, aku berbicara seperti itu aku hanya ingin mengingatkan kamu saja bahwa aku mengetahui bagaimana Brian dan tidak menutup kemungkinan dia akan melakukan hal yang sama kepadamu," ujar Gadis.

Bahkan ketika Gadis sudah memperingatkan Luna untuk tidak terlalu mendekati Brian tetapi Luna tetap saja bersikeras untuk mendapatkan hati Brian dan tidak menghiraukan apa yang dikatakan oleh Gadis.

"Sudahlah kamu tenang saja aku sudah mengenal dia kok, dia orangnya baik dan orangnya itu romantis jadi kamu tidak perlu khawatir," ujar Luna.

Entah apa yang ada dipikiran Luna tapi Luna sama sekali tidak mengindahkan apa yang dikatakan oleh teman baiknya itu. Dia merasa dirinya sudah bahagia ketika perasaannya dibalas oleh Brian dan tidak ingin lagi mendengarkan argumen dari orang lain selain Brian.

Gadis merasa gagal untuk memberitahu bagaimana sifat asli Brian kepada Luna.

Luna merasa dirinya sangat mengerti Brian dan sudah terlalu dekat kepada Brian. Dia tidak ingin satu orang pun menghancurkan perasaannya kepada Brian sekalipun itu adalah sahabat baiknya sendiri.

Gadis tidak bisa berbicara apapun karena setiap kali Gadis berbicara Luna pun seperti orang yang tidak bisa menerima kenyataan.

"Ya sudahlah kalau kamu memang sangat menyukai Brian, aku Hanya mengingatkan saja oh ya aku ke sini hanya mengingatkan kamu bahwa besok itu kita kan akan pergi ke pesta ulang tahun Anggun jadi nanti yang jemput kamu aku atau Brian?" tanya Gadis kepada Luna.

Luna pun bingung mau menjawab apa untuk pertanyaan dari Gadis karena dirinya pun belum mendapatkan informasi dari Brian.

bersambung