Chereads / Pacar kedua / Chapter 27 - Apa yang akan terjadi

Chapter 27 - Apa yang akan terjadi

Luna semakin curiga ketika Brian menghalang-halanginya ketika Luna hendak bertemu dengan Gadis, akan tetapi Luna diam dan tidak berkata apapun kepada Brian.

Tak lama kemudian pesta ulang tahun Anggun pun selesai dan Luna pun mencoba untuk menghubungi Gadis

tanpa sepengetahuan Brian.

Luna langsung saja menelepon Gadis.

"Halo, kamu di mana sih? aku dari tadi mencari kamu lho, aku ingin berfoto bersama kamu tapi tidak tahu kenapa Brian selalu saja menghalang-halangi aku untuk bertemu dengan kamu!" Tegas Luna kepada Gadis.

"Kamu bicara pelan-pelan lah, kenapa sih kamu berbicara seperti orang-orang yang dikejar-kejar dengan setan," ujar Gadis kepada Luna.

"Kamu tidak tahu keadaan disini, Brian itu tidak tahu kenapa dia selalu menghalang-halangi aku buat bertemu dengan kamu!" ujar Luna kepada Gadis.

"Ih beneran kamu dia menghalang-halangi kamu untuk bertemu denganku kok sama ya, Syam juga menghalang-halangi aku untuk bertemu dengan kamu," ujar Gadis kepada Luna.

Luna pun sontak kaget ketika mendengarkan perkataan dari Gadis dia tidak tahu mengapa Syam dan juga Brian kompak untuk tidak mempertemukan antara Gadis dan Luna.

Ketika Luna sedang berbicara kepada Gadis tiba-tiba Brian melihatnya dan mendengar apa yang dikatakan oleh Luna.

"Kan aku tadi sudah bilang sama kamu, tidak perlu mencari Gadis! Kenapa kamu masih saja ingin mencari dia, dia baik-baik saja kok dengan Syam!" Ujar Brian dengan lembut meluluhkan hati Luna dan langsung saja Luna mematikan teleponnya dengan Gadis.

"Ya ampun kamu marah ya, aku minta maaf ya kalau kamu marah dengan apa yang aku lakukan ini, aku tidak bermaksud untuk tidak mendengarkan kamu, tapi aku hanya khawatir saja dengan keadaan teman baikku," ujar Luna kepada Brian.

"Ya sudah tidak apa-apa kok, tapi jangan seperti itu ya aku kecewa kalau kamu tidak mendengarkan apa yang kau katakan!" Ujar Brian dan Luna pun merasa bersalah karena tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh Brian.

"Seharusnya aku percaya dengan Brian karena tidak mungkin dia berbohong dan berbicara yang tidak baik kepadaku," batin Luna dengan rasa bersalah yang membuat hatinya merasa tidak nyaman.

Luna langsung saja menyimpan ponselnya dan dia tidak lagi menghubungi Gadis.

Sementara itu Gadis yang kaget ketika

telepon Luna yang dimatikan.

"Loh kenapa dia mematikan teleponnya! Ada apa ya? aduh aku semakin khawatir dengan keadaannya, kenapa mereka berdua melarang aku dan juga Luna untuk bertemu di pesta ulang tahun Anggun ini ya," gumam Gadis dengan rasa penasaran yang ada pada hatinya.

Ketika Gadis berpikir tentang Luna tiba-tiba Syam mengajaknya untuk pergi pulang karena acara ulang tahun Anggun telah selesai.

"Ayo pulang karena sudah selesai nih acaranya masa iya kamu mau nginep di sini sih haha," ujar Syam kepada Gadis.

Akan tetapi Gadis sama sekali tidak tersenyum dengan candaan yang dilontarkan kepada dirinya.

Syam pun bingung apa yang terjadi kepada Gadis karena dia sama sekali tidak senyum ketika acara pesta ulang tahun temannya itu.

"Kamu kenapa sih ada yang kamu pikirkan ya?" tanya Syam kepada Gadis.

"Tidak! Aku mungkin hanya tidak enak badan saja, jadi aku lemas dan banyak pikiran!" Ujar Gadis kepada Syam.

Gadis tidak ingin Syam mengetahui bahwa dirinya baru saja menerima telepon dari Luna.

Akhirnya mereka berdua pun bergegas untuk pulang ke rumah dan sepanjang perjalanan pun Gadis tidak berbicara apapun kepada Syam.

Sementara itu Syam yang bingung langsung saja bertanya kepada Gadis.

"Sebenarnya apa yang terjadi! Kamu ini kenapa sebenarnya? Please ngomong kalau lagi ada masalah jangan diam seperti itu! Aku tidak bisa menebak apa yang kamu mau, aku ini bukan dukun!" Tegas Syam kepada Gadis.

"Aku tidak berbicara apapun loh dari tadi kenapa kamu sepertinya marah kepadaku sih," ujar Gadis kepada Syam.

Syam mencoba bertanya menggunakan nada yang sangat lembut kepada Gadis karena dia tidak ingin Gadis marah kepadanya.

"Ya ampun Gadis, aku ini hanya bertanya saja keadaan kamu, kenapa sepertinya kamu murung seperti itu? aku kan jadi khawatir kalau kamu seperti itu," ujar Syam yang merasa dirinya sangatlah khawatir kepada Gadis.

"Sudahlah! Aku tidak apa-apa kok mungkin aku butuh istirahat saja, jadi aku sepertinya kurang fit dan tidak enak saja," ujar Gadis menjelaskan kepada Brian.

Akhirnya Brian pun berhenti bertanya dan mengantarkan Gadis ke rumahnya sementara itu Luna yang masih saja ada di acara ulang tahun Anggun itu pun masih merasa cemas. Akan tetapi dirinya tidak memperlihatkan kecemasannya dihadapan Brian.

"Katanya sudah selesai, jadi gimana kita mau langsung pulang saja?" tanya Brian kepada Luna.

Luna pun bingung ingin menjawab apa kepada lelaki yang dia sukai itu.

"Aku tidak tahu mau kemana aku cuman datang ke sini kamu yang jemput! Jadi kalau kamu mau keluar dulu ya tidak masalah bagiku," ujar Luna kepada Brian.

"Aku belum mau pulang sih sebenarnya ingin mengajak kamu makan di suatu tempat! Kamu mau tidak?" tanya Brian kepada Luna.

"Memangnya kamu lapar ya bukannyan di sini banyak makanan kenapa kamu malah menghambur-hamburkan uang untuk beli makanan?" tanya Luna kepada Brian.

Luna pun tersenyum

Bryan pun tersenyum ketika mendengarkan perkataan Luna dan memegang tangan Luna.

"Kamu dengar ya, aku memintamu untuk menjadi pasanganku di ulang tahun Anggun, itu bukan hanya untuk menjadi pasangan disini saja, tapi aku ingin makan berdua bersama kamu memangnya tidak boleh tanya?" Brian kepada Luna.

Luna pun sontak berkeringat ketika tangan digenggam oleh laki-laki yang sangat dikagumi.

"Oh seperti itu ya sebenarnya tidak ada yang keberatan sih, ya sudah kalau begitu aku ikut kamu saja yang penting kita jangan pulang terlalu larut malam," ucap Luna yang menyetujui

makan bersama dengan Brian.

Brian pun terlihat sangat bahagia ketika mendengarkan perkataan dari Luna.

"Ya sudah kalau begitu kita tidak langsung pulang ya kita akan makan berdua dulu yang romantis hehehe,"ujar

Brian kepada Luna.

Akhirnya mereka pun bergegas untuk pergi ke suatu tempat yang sangat romantis dan mereka pun duduk berdua Seraya bercerita tentang mereka berdua.

"Ya ampun kamu mau bawa aku ke tempat yang seperti ini? ini sangat bagus dan pemandangannya pun aku suka banget, terima kasih ya kamu sudah membawa aku ke tempat yang sangat romantis ini," ujar Luna yang sangat bahagia kepada Brian.

Brian pun ikut bahagia ketika melihat senyum manis yang ada pada bibir Luna.

"Kenapa sih kamu mau minta dibahagiakan selalu? padahal tanpa diminta pun aku selalu membahagiakanmu dan aku sangat menyukai jika kamu tersenyum seperti ini," ujar Brian kepada Luna.

Pada malam itu Luna bagaikan ratu

yang selalu saja dibahagiakan oleh Brian.

Dia tidak pernah seistimewa ini sebelumnya tetapi Brian telah mengubah Luna menjadi seorang Ratu.

"Aku benar-benar tidak pernah menyangka kalau kamu seromantis ini dan kamu sangat mengetahui bagaimana selera wanita dan membahagiakan wanita," ujar Luna kepada Brian.

"Aku tidak pernah meminta balasan apapun tentang hal ini tapi aku ingin saja melihat kamu tersenyum!" Tegas Brian kepada Luna.

Akhirnya mereka pun makan berdua dan bercerita banyak tentang mereka berdua.

"Oh iya aku tuh sebenarnya belum tahu pasti kenapa kamu pindah dari kampus mau yang dulu," ujar Brian kepada Luna.

"Ya memangnya kenapa sih kamu sepertinya ingin tahu banget deh. kenapa aku pindah," ujar Luna.

"Ya iyalah, aku ingin tahu kan aku kepo hehehe," ujar Brian.

Luna pun tersenyum ketika mendengarkan perkataan Brian.

Tak tanggung-tanggung Luna pun menceritakan semua apa yang terjadi kepada nya kepada Brian.

Dia tidak peduli apapun yang akan dilakukan oleh Brian ketika mendengarkan semua cerita dari Luna.

"Aku minta maaf ya, kalau aku selalu menanyakan hal itu mungkin kamu bercerita tentang hal itu pasti akan sedih aku minta maaf ya, aku tidak bermaksud kok untuk membuat kamu sedih," ujar Brian kepada Luna.

"Sudahlah tidak apa-apa kok, aku sudah menganggap kamu itu yang paling dekat kepadaku, jadi aku berani bicara apapun kepadamu," ujar Luna kepada Brian.

bersambung