Beberapa bulan dia di temani Ibunya berlatih sihir angin mengunakan panahnya. Akibat latihannya di ulang-ulang kemampuan panahnya hampir sama dengan kemampuan Ibunya.
Karena yang Ibunya ajari sudah dia kuasai dia Meminta kepada Ibunya untuk tidak menemaninya berlatih dia memohon kepada Ibunya tiap hari.
"Ibu kumuhon aku ingin belajar sendiri tanpa ditemani." Bilang Iky.
"Baiklah tapi jangan memaksakan diri. Kalau terjadi sesuatu langsung bilang pada Ibumu."
Ibunya menjawab karena tidak mau membuat anaknya sedih, Ibunya memberi izin dengan syarat jangan memaksakan diri lagi dan jangan membuat kesalahan lagi.
Sihir angin anak panah yang Ibunya ajari sudah dia kuasai sepenuhnya. Sihir angin yang dia pelajari dia mulai bosan dia mencoba memulai memanfaatkan sihir anginnya.
Pertama mencoba untuk membuat sihir untuk membuat dia terbang. Mencoba dan terus mencoba gagal dan gagal, dia menyerah dia berpikir mustahil untuk terbang.
Kedua dia mencoba membuat badannya Lincah dengan memanfaatkan angin sekitarnya, kemudian mencoba untuk membuat angin itu seperti membalutnya dan kemudian dia merasa badannya sangat ringan dia berlari dan melompat sangat lincah.
Sihir angin yang membuat dia lincah mesih belum sempurna dia melatihnya sambil melatih panah angin sihir. Empat bulan dia melatihnya hingga sempurna gerakan lincahnya dan teknik memanahnya semakin membagus.
Mengunakan dua sihir sekaligus membuatnya merasa kesusahan dia mencoba membuat tanpa merapal mantra yang dia hafal. Dia mengingat Ibunya pernah berkata dia mempunyai mana seperti lautan tak berujung.
Pertama-tama dia merasakan mana dalam tubuhnya saat dia merasakan mana dalam tubuhnya dia merasakan badannya seperti segar dan ringan. Dia mencoba memanfaatkan mananya dan untuk dan merapal mantra saat mencoba pertama saat hampir selesai mantranya habis sihirnya keluar.
Merasa sihir bisa di gunakan tanpa merapal mantra dia sangat senang.
Berlatih dan berlatih menggunakan sihir tanpa merapal. Berlatih hingga beberapa bulan tanpa henti. Umurnya pun sudah Sebelas tahun.
Belajar mengeluarkan sihir tanpa merapal hanya dengan beberapa bulan. Bisa menguasai sihir tanpa merapal mantra namun latihan yang dilakukan adalah mengeluarkan kan sihir tiap dia berlatih tanpa henti dia berjuang keras. Ketika pulang berlatih tangan selalu terkena luka gores, dan tangan selalu pucat dia menutupinya dari Ibunya agar Ibunya tidak khawatir dengan keadaannya saat berlatih.
Sihir angin telah mampu dia kuasai, kemudian dia melatih sihir Airnya, karena dia sudah mengahafal dasar mantra sihir airnya.
(note, dia hafal mantranya malam setelah berlatih ada di khapter belakang)
Karena sudah bisa sihir tanpa merapal dia hanya belajar mengeluarkan kan sihir airnya dia selalu mengeluarkan sihirnya mengenai pohon tempat dia berlatih.
Menciptakan sihir airnya sabit dan mengeluarkannya dia berlatih tanpa henti. Sebulan berlatih di mulai bisa membuat pohon tersebut seperti terkelupas. Beberapa bulan kemudian hanya itu dia yang bisa lakukan membuat luka kecil dia pohon.
Akhirnya dia teringat ujung pisau yang kecil dia mencoba membua kapasitas air kecil dan panjang dan melepaskan sihir tersebut, pohon tersebut terkena sihir yang dia keluarkan, saat dia melihat pohon tersebut seperti sayatan pedang yang mengenai pohon tersebut.
Dia berlatih tanpa henti mengeluarkan sabit airnya mempercepat sayatannya supaya semakin tajam. Kemudian dia belajar membidik menggunakan Sabit airnya hari demi hari.