Chereads / Snow Swordsman (Bahasa Indonesia) / Chapter 6 - SIHIR ANGIN

Chapter 6 - SIHIR ANGIN

Setelah 3 tahun dia mempelajari sihir namun dia sihir anginnya masih lemah, setelah itu dia datang ke Ibunya

"Ibu kenapa sihir anginnya masih."

Ibunya langsung memotong pembicaraan,

"eit udah Ibu katakan tidak ada namanya sihir lemah, kalau kamu mau lihat cepat ambilkan Busur panah yang ada di gudang!"

Setelah anaknya mengambil Busur panah mereka langsung ke belakang rumah dan ibu menyuruh dia untuk memanah.

"arahkan anak panahnya ke pohon itu!"

setelah melepaskan anak panah tersebut anak panahnya cuman mengenai pohon tersebut.

Ibunya pun memegang busur panah dan mengarahkan ke pohon itu, Anaknya berkata

"kenapa ibu tidak menggunakan anak panahnya".

Ibu berkata

"lihatlah nak apa yang ibu lakukan"

Ibunya membaca mantra dasar sambil memegang busur panah dan tiba-tiba angin yang di tengah panah mulai memutar membentuk seperti ranting kecil yg ujungnya runcing, Ibunya langsung panah tersebut mengenai pohon tersebut, sang anak pun terkejut sihir angin pun begitu kuat.

Sang anak pun melihat pohon tersebut dan melihat pohon itu berlubang sangat besar padahal ketika dia melihat angin yang memutar di busur ibunya hanya berukuran anak panah biasa. Dia pun berkata

"bangaimana bisa angin sekecil itu bisa melubangi pohon itu dan lubang nya pun lebih besar daripada angin yang berbentuk anak panah tersebut."

Ibunya menjawab,

"anak panah kecil angin ini memmutar sangat cepat ketika mengenai pohon tersebut putaran mulain membesar, ingat lah ketika kamu mempelajari sihir ini jangan pernah menggunakan untuk membuat keburukan.

Sang anak,

"Baik Bu".

Ibunya pun mengajarinya dengan hati-hati,

"Pertama Nak bacakan dulu mantra dasar dan dan kendalikan angin di sekitar mu bayangkan angin memutar di dalam pikiranmu lakukanlah dengan hati-hati."

Dia mulai membaca mantra dan mulai merasakan sedikit demi sedikit mengendalikan angin saat pertama merasakannya dia terkejut dimana angin mengupul dengan besar dan angin itu tidak memutar malah membuat angin tersebut kembali seperti sedia kala lagi.

Ibu yang melihat dia gagal langsung berjalan kepadanya,

"Rasakan dulu angin di sekitarmu, memang tidak mudah untuk merasakannya, dan lakukanlah dengan hati-hati".

Iky, "Baik ibu".

Dia mulai belajar sedikit demi sedikit untuk mengendalikan sihirnya dan merasakan mana alam. Berlatih hari demi hari.

Karena sihir Angin Iky sudah menguasai semua dasarnya pada malam harinya dia mulai belajar sihir Airnya.