Chereads / Hight And Zero / Chapter 4 - Menolak bantuan perang

Chapter 4 - Menolak bantuan perang

Pov : Algo

Ini adalah pertamakalinya aku membantai orang-orang yang menyerangku, Meskipun hanya Sembilan orang dari banyak musuh yang ada. Cepat atau lambat aku akan segera motif mereka.

Aku pun masuk ke dalam rumahku yang jelek dan Nampak seperti gubuk yang akan roboh.

" Apa yang ada di otak mereka? Aku sudah miskin, rumah juga seperti ini? Bahkan aku juga merahasiakan kemampuanku dari orang-orang sekelilingku, hanya orang tertentu yang tahu! " gumamku ketika masuk ke dalam rumah.

Aku melihat adikku masih belum tidur sedang menonton televise. Aku tidak menyapanya dan segera memasuki kamarku untuk bersiap-siap kepada rencanaku selanjutnya. Kali ini aku sudah memutuskan untuk memberi musuh-musuhku pelajaran dan mencari tahu apa motif sebenarnya mereka hingga berbuat terlalu jauh kepadaku selama ini.

Selanjutnya aku mulai duduk bersilah, membuka skill-skillku yang aku perlukan untuk menyusun Array sebelum kawanan musuh datang.

" Lihat saja! Akan kutunjukan beberapa hiburan untuk kalian! " kataku.

Ketika aku menyusun Array, mahluk semua mahluk alam lain yang merasakan aura yang aku pancarkan mulai melirik padaku. Selama ini aku cukup mengandalkan tuhan dan diriku sendiri. Bukan mahluk lain. Hati dan pikiran adalah anugrah terhebat dalam hidup, dengan kedua hal itu, aku bisa sampai pada level ini.

Seluruh area rumahku sekarang terlindung dengan array yang kubuat. Bukan hanya pelindung, Jika yang datang hanya sekelas semut semut seperti tadi, mereka akan terkecoh. Bukan melihat sosok rumahku, melainhal hal lain seperti halusinasi, tergantung apa yang ada dipikiran mereka.

Jika jauh di dalam lubuk hati dan pikiran mereka memikirkan hantu, mereka akan melihat hantu. Jika wanita, mereka akan melihat wanita. Jika ketakutan yang mereka pikirkan dan rasakan, mereka mungkin akan depresi atau bahkan gila.

Bagaimanapun, ini adalah array pertahanan yang berlapis-lapis. Jika musuh lebih kuat dari ku sepuluh kali lipat, Kemungkinan array ini tidak akan bertahan.

Dan untuk skillku yang kuberi nama Blackhole, Aku sendiri tidak berani sembarangan menggunakannya. Karena aku hanya bisa menciptakannya dalam radius sangat kecil. Maksimal hanya seluas tubuhku. Aku sendiri juga takut untuk bereksperimen menggunakannya untuk menelanku, Agar aku tahu apa yang terjadi jika tertelan Blackholeku sendiri.

Setelah array selesai tersusun, Aku menyembunyikan auranya dan juga energynya agar tidak terdeteksi oleh musuh-musuhku, seakan-akan aku tidak menggunakan barrier sedikit pun.

" Oke, selesai sudah! " kataku, sebelum teriakan adikku mengagetkanku

" WaaaAAahhhh"

Aku pun langusung bergegas mendatangi adikku yang berteriak sebelum berkata. " Ada apa? "

" Kak, tadi aku merasakan hal yang menakutkan! Sungguh! " kata Adikku sambil bersembunyi dalam selimut

" Haha, tidak apa-apa! Woi kau ini sudah 27 tahun! Sangat tidak cocok bersembunyi seperti itu! " kataku sebelum melanjutkan " Mulai saat ini, kau harus semakin kuat, dan jangan pernah lari dari masalahmu! "

Setelah mendengar kata-kataku, Aldan pun menjadi tenang. Wajar saja dia takut beberapa saat lalu, karena sungguh akan menakutkan bagi orang yang bisa merasakannya energynya. Meskipun masih belum seberapa jika dibandingkan dengan Portal yang masuk ke dunia nyata.

Bagaimanapun, jika hal seperti itu terjadi. Orang-orang biasa akan melihat hal yang belum pernah mereka lihat.

" sudahlah kau tidur dulu !, karena mala ini akan sangat mengerikan! " kataku padanya

" Benarkah? Bagaimana aku bisa tidur jika seperti itu?! "

" Terserah padamu! "

Bagaimanapun dia harus menghadapinya cepat atau lambat. Dia harus belajar untuk tidak mengandalkanku.

Setelah berbicara kepada adikku, aku kembali ke kamar untuk tidur. Untuk musuh yang akan datang, Aku akan terbangun jika pemimpinnya datang.

Sementara itu di markas musuh, salah satu yang sengaja kulepaskan telah tersadar. Dia pun segera bergegas menuju gurunya untuk melaporkan tragedy sebelumnya.

" Guru! " kata si murid kepada gurunya yang sedang berkultivasi.

Sang guru pun membuka matanya dan berkata

" Hal yang tidak biasa terjadi ya? "

"Be, benar, me..mereka mati! Gu! " kata si murid terpotong oleh perkataan gurunya yang mengagetkannya.

" sungguh berani! Dan kenapa hanya kau yang selamat? "

" E..e..yang terakhir ingin menyerang dan berhasil menghentikan seranganku! Guru, dia sungguh mengerikan! " kata si murid

Sang guru makin bertanya-tanya mengapa muridnya bisa begitu ketakutan, terlebih lagi anggotanya yang lain semua mati.

" Ceritakan! Apa yang sebenarnya terjadi?! "

Murid itu pun menceritakan semua kejadian saat itu. Sang guru yang mendengarnya malah menjadi semakin heran dengan apa yang dilakukan Algo kepada muridnya. Hingga dia bergumam

' Benarkah, Atau mungkinkah ramalan itu akan benar? Akan ada orang yang terkuat di antara keturunan leluhurku? Meski begitu, masih belum terlambat untuk menghancurkan ramalan itu dengan membunuhnya sebelum dia menjadi yang terkuat '

Sesaat kemudian sang guru memerintahkan semua muridnya untuk bersiap-siap. Kali ini dia mengerahkan semua anggotanya, Termasuk anggota lain yang bekerja sama untuk membunuh Algo.

Dia menghubungi semuanya satu per satu untuk segera ikut dalam operasinya. Dia berencana untuk tidak membiarkan Algo berkutik sedikit pun dengan menggunakan banyak pasukan dan para petinggi lainnya.

Salah satu petinggi yang bernama Brama berkata " Kau pasti bercanda! Mengerahkan seluruh pasukan hanya untuk membully satu orang kecoak? "

Diego yang memanggil mereka pun menjawab perkataannya tanpa rasa malu. " Aku sangat ingin mempermalukannya! Kebencian ini sudah tak bisa kubendung lagi! Dan jika ramalan itu memang benar, memang kita seharusnya lebih cepat memusnahkannya! "

" Oh, Ramalan? Itu hanya untuk keluarga leluhurmu! Bukan kita! Tapi, bagaimanapun aku juga ingin melihatnya mati di depan mataku! Aku pernah hampir mati karena dia juga! " kata petinggi yang lain yang bernama Norman

" Cih, Kau bahkan pernah hampir mati karenanya? Kenapa kau baru bilang sekarang? " jawab Diego

" Tentu saja itu memalukan! " Jawab Norman

" Sialan, Jadi selama ini aku hanya dipermainkan oleh Algo? Dengan setiap malam mengirim muridku untuk membunuhnya? Meskipun selalu gagal? " Jelas Diego dengan kesal.

Sebelum ditambah dengan perkataan petinggi lain yang bernama Jarot " Kau saja yang terlalu bodoh! Sudah tahu muridmu gagal berulang kali, masih saja kau meremehkan lawan ! "

" Kau! " jawab Diego sebelum melanjutkan

" Baiklah, yang pasti sekarang aku ingin dia mati malam ini! "

Setelah berbincang-bincang dengan teman-temannya, dia memeriksa jam tangannya untuk memastikan waktu keberangkatan " Sebentar lagi jam 12:00 ! kita akan bergegas ! "

Sementara itu Algo dengan santainya tidur di kamarnya. Namun sebelum rombongan musuh datang, Tamu yang tidak diharapkan datang menemuinya yang membuatnya terbangun dari tidurnya.

Tamu itu adalah sosok pahlawan tak dikenal pada jaman perang dahulu kala. Tentu saja dia sudah lama mati, saat ini kehadiran si pahlawan adalah seorang roh. Namun tetap saja energynya kuat.

" Em? Salam! " kata Roh pahlawan

Aku bertanya-tanya mengapa seorang tokoh masa lalu mendatangiku? Aku menjaga untuk tetap waspada tidak peduli siapapun itu, bagaimanapun kegadiran yang langka dan tiba-tiba ini patut dipertanyakan.

" Salam! " jawab Algo

Algo dan pahlawan saling mengamati satu sama lain setelah ucapan salam. Namun tak lama kemudian Algo angkat bicara.

" Ada apa Pahlawan sepertimu datang menemuiku? "

" Aku akan menawarkan bantuan untukmu Ksatria! "

" Bantuan apa? "

" Tentu saja sebagai kekuatan perangmu! Bagaimanapun kau sendirian ! "

Bantuan kekuatan ? jadi dia tahu kalau aku akan berperang sebentar lagi. Tapi maaf saja aku harus menolak.

" Tidak perlu! " kataku

Roh pahlawan terkejut mendengar penolakan algo. Hingga dia memutuskan untuk memperlihatkan dahsyatnya kekuatannya.

" Apa kau serius? Hem, mungkin aku harus menunjukan kekuatanku. Tangkap gelombang pikiranku dan lihatlah bagaiman aku melakukannya! " Jelas Roh pahlawan dengan sangat percaya diri.

Aku pun menerima apa yang ingin dia tunjukan untuk menghargainya, tidak lebih. Dia menunjukan skill yang dia punya padaku, Di mana dia menghancurkan ujung gunung dari kejauhan dengan kekuatannya yang terpusat dan terlepas dari telapak tangannya.

Tapi maaf, aku hanya nyengir. Meskipun dia kuat, dia adalah Roh saat ini. Dan mahluk seperti mereka pasti meminta imbalan sebagai gantinya. Entah imbalan seperti apa, tapi itu sudah kebiasaan mereka sebagai roh.

" Kau hidup di jaman dulu, sekarang manusia sangat kuat dan cerdas! Sebagai gantinya apa kau bisa melakukan apa yang manusia buat sekarang? Coba terima ini ! " kataku untuk memintanya menangkap rekaman dari pikiranku yang ingin ku tunjukan padanya

Sang pahlawan sempat meremehkan apa yang akan dia lihat sebelum melihatnya. Namun tak lama kemudian, dia hanya terdiam dan melongo. Aku mengirimkan gambar kejadian di mana manusia meluncurkan sebuah nuklir yang di jatuhkan di kota.

Setelah melihat apa yang aku kirimkan. Dia pun langsung pergi dengan wajah kesal.

Tak lama setelah dia pergi, Tamu lain datang menghampiriku. Kali ini yang datang adalah dari Ras Jin. Dia memakai wujud manusia yang berwibawa. Tapi aku menyadari bahwa dia adalah Jin, Dan energynya tidak kalah dengan orang yang sebelumnya datang.

" Eh, untuk apa kau kemari? " kataku langsung pada Jin

" Aku akan membantumu dan menghancurkan musuhmu! " jawab Jin

Aku tak langsung menjawabnya, sebagai gantinya aku menyalakan api untuk merokok. Konon Jin terbuat dari asap, dan setan dari api. Sedangkan saat ini aku menggunakan api untuk membakar rokok yang aku hisap.

Si Jin hanya menatapku bodoh, sungguh tidak mencerminkan dengan wujud palsunya. Setelah menghisap rokok, aku berkata padanya " Memangnya apa yang bisa kau lakukan?

" Kau sungguh meremehkanku? Hei, Bangsa Jin itu sangat sakti ketimbang manusia! Biar ku perlihatkan padamu ! " jawab Jin sambil mengirimkan rekaman ingatan di mana dia menggunakan skillnya

Tapi aku tetap menolak seperti yang sebelumnya aku lakukan kepada si pahlawan. " kalau begitu, apa kau bisa menciptakan ini! Ini buatan manusia! " Jelasku sambil mengirimkan rekaman bagaimana Nuklir menyebabkan kerusakan.

Jin yang menyaksikannya langsung berubah menjadi wujud aslinya. Wujudnya menyeramkan, giginya yang panjang keluar semua dari mulut, lidah seperti ular dan kulit bersisik menjijikan, ditambah rambut panjangnya yang berantakan.

Aku hampir terkejut saat menyaksikan wujud aslinya. Namun dia hanya bisa kesal dan langsung pergi setelah berkata " Dasar manusia sombong! Apa itu juga bisa menghanjurkan jiwa atau mahluk spiritual ? "

Aku tak menjawabnya karena dia langsung pergi menghilang. Setidaknya mereka tidak membuat masalah denganku. Karena akan merepotkan melawan mereka.

Namun tak lama kemudian datang lagi tokoh-tokoh sakti lain yang berantusias untuk membantuku berperang. Tapi tetap sama saja aku menolak mereka semua.

Hingga aku mulai merasakan aura membunuh yang berkumpul mulai mendekat ke arah ku.

" Oh, sudah akan di mulai ya? Baiklah, aku lanjut tidur dulu! Hooaamm. " Gumamku sendiri

Sementara gerombolan jiwa jiwa musuh yang datang bersama seluruh anggotanya sangat bersemangat dan dengan sangat percaya diri.

" Mampus! Kali ini benar-benar akhir untuk Algo! " kata salah satu angota musuh

" Tentu saja! , sekuat apapun dia, Mustahil bisa menang melawan seratus orang ! " jawab rekan anggotanya

Para murid berada di posisi depan, sedangkan para guru atau petinggi berada di belakang. Diego cengar-cengir mendengan perkataan murid-muridnya yang membicarakan akan kematian Algo.

Namun, mereka belum menyadari jika mereka belum melihat di mana rumah Algo yang sebelumnya berada di sekitar itu telah tiada.

" Tunggu! Bukankah kita seharusnya sudah sampai di Desa Rajawali? " Tanya salah salah satu murid kepada rekan yang lain.

" Eh, iya, seharusnya kita sudah sampai? "

" Mungkin kita melewatinya karena terlalu ayik membayangkan kematian Algo! "

Diego yang mengamati apa yang mereka bicarakan menyadari ke anehan yang sedang terjadi hingga memutuskan untuk menghentikan para pasukannya terlebih dahulu. " Semuanya berhenti! Aku akan memeriksa keberadaan target kita! " kata Diego

Diego pun segera mendeteksi dengan indra spiritualnya untuk mencari energy Algo agar bisa mengetahui keberadaannya. Namun saat dia mendeteksi keberadaan Algo, Sebenarnya mereka sudah berada tepat di langit atas rumannya.

Ketika Diego mendeteksi keberadaan Algo, Dia sudah merasakan keanehan karena sama sekali tidak merasakan keberadaan Algo.

" Bocah Tengik! Kemanapun kau bersembunyi pasti akau aku temukan! Bagaimana pun aku masih jauh lebih kuat darimu! "