Chereads / Hight And Zero / Chapter 10 - Aku punya cinta

Chapter 10 - Aku punya cinta

Demikian pembicaraan para kerumunan pekerja di Neraka. Yang membuat telinga Malik panas karenanya, dan Malik pun tidak tahan untuk meneriaki mereka.

" Kalian diamlah ! Ini semua tidak seperti yang kalian pikirkan ! Kami hanya sedang bersenang-senang ! "

Para kerumunan pun langsung diam karena takut terhadap Malik. Bagaimanapun, mereka tidak bisa berbuat apa-apa kepada Malik yang sebagai penjaga Neraka.

Setelah itu, Malik mendekati Gabriel yang masih terkapar di tanah. Malik mengamati Gabriel yang sekarat akibat ledakan yang dia sebabkan.

' Aku tidak mengira jika ledakan dari lapisan tubuhku akan begitu dahsyat hingga membuatnya terluka parah seperti ini. ' Gumam Malik ketika dia mengamati Gabriel.

Malik pun memutuskan untuk segera membawa Gabriel pergi untuk merawat lukanya. Namun sebelum dia pergi, Suara yang familiar mengejutkannya.

" Haaah, kalian sungguh merepotkan " kata Jibril yang tiba-tiba muncul di udara.

Malik mengangkat kepalanya untuk melihat sosok yang berbicara. Malik terlihat malu oleh kedatangan Jibril, baginya ini adalah kecelakaan yang memalukan. Dan hampir mengakibatkan kesalah pahaman antara penghuni neraka.

" hehe, Jibril ! Bisakah kau menolongnya ? "

Tanya Malik kepada Jibril sambil merujuk pada Gabriel yang sedang sekarat.

" yaahh, bawa saja dia ke aula pengobatan ! Sudah sekian lama tidak ada pasien malaikat yang masuk ke sana ! "

" Ah, terima kasih Jibril, jika begitu aku akan segera ke sana ! "

Sesaat setelah Malik akan pergi, Jibril berkata.

" Lain kali, jagan lagi melakukan hal bodoh ! "

" Maksudmu ? "

" Kau melepaskan satu lapisan tubuhmu hanya untuk latih tanding dengan Gabriel ! "

Jelas Jibril sebelum lanjut dan tidak memberi kesempatan kepada Malik untuk bicara.

" Ingat, hal seperti itu hanya perlu dilakukan jika bahaya besar di neraka memang terjadi ! apa jadinya jika kau kehilangan semua lapisan tubuhmu kelak ? ketika saat itu tiba ? "

Malik yang sebagai penjaga Neraka harusnya terlihat kejam, Namun kali ini dia terlihat seperti bocah yang dimarahi orang tua. Hanya menundukan kepala dan diam sebelum dia pergi ke menuju ke aula obat.

Sedangkan para pekerja neraka heran dengan kedatangan Jibril.

" Bu,Bukankah dia Jibril? "

" Iya, mungkin ?! "

" Dia sungguh keren ! "

" Benar, Lihat cahaya dan sayapnya sungguh sangat elegan ! "

" … "

" … "

Namun ketika Jibril mendengar apa yang mereka bicarakan.

" Penjaga neraka, Lakukan tugas kalian! "

Teriak Jibril kepada penjaga neraka yang bertugas menyiksa mereka, yang mana mereka sebenarnya adalah bawahan Malik.

Para kerumunan yang mendengar perkataan Jibril langsung menutup mulut mereka seketika. Namun hal itu tidak merubah apa yang sudah diputuskan. Para penjaga Neraka segera menggunakan cambuk mereka tanpa mengatakan apapun.

Setiap pekerja penjara yang terkena lecutan cambuk langsung lenyap mati seketika. Dan mereka akan otomatis terhidupkan kembali setelah setengah jam mati. Begitulah cara mereka hidup di neraka. Hanya diperbudak dan di siksa, hingga sampai hari kebebasan diputuskan. Penyesalan akan sebuah dosa sudah tidak berguna. Kecuali Tuhan membuat keputusannya sendiri untuk membebaskan atau mengampuni.

**

Pov. Reihan

" bzzrt..bzzrt "

Suara getaran Hp milik Reihan.

" Halo ? Tumben kamu memanggilku ? Kukira kamu sudah melupakanku sepenuhnya ! "

Aku berbicara lewat telepon, yang mana pemanggilnya adalah mantan kekasihku yang sebenarnya masih aku cintai dan sulit untuk dilupakan bagiku. Meskipun aku sudah sering ganti pasangan, tetap saja sulit untuk melupakan yang satu ini.

Mungkin memang benar, Cinta pertama sulit untuk dilupakan. Bahkan orang mengatakan cinta pertama tidak akan terlupakan hingga kau tua. Tapi benarkah itu ? kita buktikan nanti. Ketika aku sudah tua ( Lol )

" Cukup ! Aku hanya merasa kesepian saat ini, bisakah kau menemaniku ? " Jelas Dinda.

" Tentu ! "

Sebenarnya aku sudah sangat bahagia hanya dengan mengetahui dia masih bersedia meneleponku. Aku pun sangat bersemangat dan memutuskan untuk bertanya.

" Em, ngomong-ngomong, di mana kamu ingin aku menemanimu ? "

" Cukup di telepon saja ! "

Oh, ternyata hanya lewat telepon. Meskipun itu tidak masalah, namun ke-geer-anku membuatku kecewa karena jawabannya. Bagaimanapun, sejujurnya aku ingin berada didekatnya lagi. Karena, aku hampir menyerah untuk menahan perasaanku sejak kita putus. Meskipun aku sadar, Cinta tidak bisa dipaksakan. Kalaupun bisa dipaksa, itu bukan jalanku untuk memaksakan cinta.

" Oke, oke ! kalau begitu, apa yang membuatmu merasa kesepian ? "

" Emm, entahlah ? Tapi, setiap aku sendirian, aku selalu teringat olehmu ! "

Perkataannya membuatku merasakan sedikit arti, mungkin dia masih memiliki perasaan yang sama seperti yang aku rasakan. Karena ketika seorang merasakan kesepian, dan hanya satu orang yang dia ingat. Kemungkinan orang itu adalah cahaya dihatinya sesungguhnya. Tetapi semua itu tergantung orang itu mau mengakui/atau menerima cahaya itu atau tidak.

Tetapi, tetap saja tidak terpungkiri jika seorang wanita yang masih aku harapkan mengatakan hal seperti itu. Otomatis membuat hatiku berdegup lebih kencang.

" Em, apa kamu yakin dengan apa yang kamu katakan? "

" Kurasa begitu ! "

Namun setelah pembicaraan itu, malah seperti membuat kita berdua menjadi canggung. Hingga terdiam untuk beberapa saat. Dan ketika aku memutuskan untuk memulai pembicaraan. Kita tanpa sengaja angkat bicara secara bersamaan.

" Rei..? "__" Din..? "

" Eh ? "

" Em, kamu duluan saja ! " kataku

" Curang, kamu duluan ah ! "

" Kenapa aku ? haha "

" Iihh, kamu kan cowok ! ya kamu duluanlah hehe! "

Aku pun sempat berpikir ingin menanyakan siapa pacarnya saat ini. Namun, kurasa itu akan merusak suasana, jadi aku membicarakan hal lain.

" Oh, iya, bagaimana sekolahmu ? "

" Emm, biasa saja ! tidak ada yang istimewa kurasa ! "

" kurasa kamu pasti menjadi perhatian cowok-cowok deh ?! "

" Yee, tidak jugalah ! mungkin sebaliknya malah ? "

Perkataannya membuatku salah paham, hingga dengan bodohnya aku bertanya.

" Maksudmu, malah kamu yang ngejar-ngejar cowok ? "

" Tentu tidak lah ! kamu ini masih saja menyebalkan ! "

" Maaf, maaf, terus apa maksudmu ? "

" Maksudku, mungkin malah kamu yang jadi perhatian cewek-cewek iya kan ? "

" Emm, tidak juga! "

Sebenarnya sudah hampir satu tahun aku lelah berganti-ganti atau mencari-cari pasangan. Saat ini aku ingin berfokus untuk menjadikan diriku lebih baik. Belum lagi, aku masih terganggu oleh hal batin yang ada dalam diriku. Yang menggangguku setiap aku ingin mempelajari sesuatu.

Namun perkataan Dinda selanjutnya membuatku malu.

" Ah, masa ? banyak kabar loh kamu sering jalan berpasangan sama cewek ? "

" Ah, cewek yang mana ? saat ini aku jomblo, jika lagi bareng sama cewek, berarti itu hanya sekedar teman ! tidak lebih ! "

" Pacar juga enggak apa-apa kok ! " jawab Dinda dengan nada sedikit judes. Yang membuatku semakin bertanya-tanya, mungkin memang benar apa yang aku rasakan kepadanya juga dia rasakan di hatinya juga.

Selanjutnya, aku langsung mengungkapkan perasaanku sesungguhnya yang sudah lama aku tahan. Karena bagiku, dengan mengatakan hal itu, beban di hatiku karena menyimpannya akan berkurang. Meskipun kondisi saat itu sangat dini untuk dikatakan.

Tetapi, aku orang yang tidak takut konsekuensi sakit hati karena seorang wanita.

" Oke, Dinda ? "

" Em ? "

Sebelum mengatakan apa yang ada dihatiku, jantungku sudah ' Dag Dig Dug ' . Namun , bagaimanapun aku tidak ingin memendam perasaan ini makin jauh. Setidaknya dengan mencurahkannya, aku akan lega. Tidak perduli apa yang jawabannya.

" Aku, sebenarnya selalu menahan apa yang kurasakan kepadamu ! Aa,,Aku masih memiliki perasaan cinta untukmu ! "

Namun setelah aku mengatakannya, dia tidak langsung menjawab, hingga aku memutuskan untuk lanjut berbicara.

" Maaf, aku hanya ingin mengatakannya saja ! karena, sungguh tidak mudah untuk menahannya ! "

Tetap saja, setelah beberapa saat ketika aku mengatakannya. Aku tidak juga mendapat jawaban darinya. Hingga lagi-lagi jawaban yang aku dapatkan membuatku terkejut dan merasa sia sia lagi.

" Eh,, eh, Maaf Rei ? kamu tadi bicara apa ? Tadi aku tidak sempat memberi tahumu, kalau aku tinggal sebentar karena Ibuku memanggilku ! " Jelas Dinda seakan-akan memang tidak mendengar aku katakan.

' Apa ? oh tidak, sia-sia sudah sensasi yang aku katakana tadi? ' pikirku sebelum menjawab perkataannya.

" Serius ? Apa benar kamu tidak dengar sedikit pun ? "

kataku dengan nada sedikit kecewa. Namun dia malah sangat penasaran dengan apa yang aku katakan sebelumnya jadinya.

" Eh ? Apa sih kamu ngomong apa tadi ? Ulangin dong ! "

kata Dinda dengan nada seperti menggodaku. Sekarang aku lebih curiga kalau dia pura-pura tidak dengar.

" Maaf, Enggak ada Siaran ulang ! "

" Iiih, nyebelin tahu ! Ayo dong ulangin lagi deh ! "

" Enggak mau ! "

" Ulang ! "

" Enggak ! "

Hingga seperti biasa, wanita mengeluarkan jurusnya, dengan membuat keputusan yang tidak mengenakan untuk orang yang masih memiliki perasaan padanya.

" Kalau enggak mau bilang, aku enggak akan telepon kamu lagi ! "

" Eh, kenapa begitu ? tapi tidak apa-apa sih ! "

jawabku, sebagai lelaki juga tidak mau kalah dengan jurus perempuan. Hingga membuatnya makin sebel.

" Iiiiih ! Menyebalkan ! "

" Tuut…tuut… "

Kata terakhirnya yang di lanjutkan dengan nada telepon telah diputuskan.

" Huuuh, Wanita selalu bagitu ! paling juga besok nelepon lagi " kataku setelah telepon terputus.

Setelah pembicaraan lewat telepon yang menyenangkan walaupun pada akhirnya sedikit menyebalkan. Aku pun merasa bosan dan memutuskan untuk pergi ke rumah Aldan, untuk menjenguk kakaknya yang kemain sempat dirawat di rumahnya.

Tidak lama kemudian ketika aku sampai di rumahnya, kakaknya yang bernama Algo sudah siuman. Yang mana pada saat itu dia terlihat sedang bersantai dengan segelas kopi dan sebatang rokok di mulutnya.

Pertama melihatnya, Aku merasa dia biasa-biasa saja. Namun, suatu saat. Aku hanya akan mengakui orang ini sebagai satu-satunya seorang guru yang paling berharga, yang mengajarkan banyak hal bermanfaat bagiku.