Pov. Reihan
Sesaat kemudian, Pertandiang latihan antara kedua klub dimulai. Tiga rekan kami yang maju bertanding duluan satu persatu sebenarnya sudah pernah berpengalaman dalam hal latih tanding.
Begitupun juga aku, tidak perlu ditanya lagi karena aku termasuk senior di klub Teakwondoku. Sedangkan Johan, yang belum pernah latih tanding dengan antar klub mengamati pertarungan yang sedang berlansung, terlihat semakin gugup.
Aku pun menepuk bahunya dan berkata.
" Tenanglah ! sebentar lagi giliranmu ! "
" Eh ? I, Iya ?! "
Sesaat setelah aku mengatakan hal itu, bunyi peluit untuk pertandingan selanjutnya pun segera dimohon untuk bersiap.
" Priiiiiitt..! "
" Johan, sekarang giliranmu ! Bersiaplah ! " Perintah Astin
Johan mau tidak mau, harus mendorong dirinya untuk maju. Sebelum pertandingan dirinya berlangsung, aku sudah membantunya mengamati kelemahan dan keunggulan lawan. Pihak lawan unggul jauh soal kekuatan, sedangkan pihak kita lebih unggul dengan kecepatan.
Sejauh ini pertandingan ke tiga rekan kita sebelumnya, semuanya kalah telak. Namun etikat masing-masing klub patut dipuji, tidak ada yang merendahkan yang lain dan tidak ada pula yang keberatan karena kalah.
Tidak lama kemudian, pertandingan Johan segera dimulai.
" Priiiiiitt! "
" Tos ! "
Setelah melakukan tos, Aku mengamati johan tidak langsung menyerang, sebagai gantinya dia mengamati kelemahan lawan seperti yang aku katakana kepadanya sebelumnya.
' sebisa mungkin jangan menyerang duluan, ingat! Kamu harus menjaga ketenanganmu agar bisa memahami situasimu ! Incarlah daerah kepala lawanmu ! Karena tubuh mereka sudah terlatih sangat bagus ! '
Sementara pihak lawan yang melihat bahwa Johan tidak ingin menyerang dulu, Memutuskan untuk menyerang duluan.
" Huft ! "
" Syat..syat.."
Dengan dua serangan sebagai pembukaan lawan, namun Johan berhasil menghindarinya. Meskipun begitu, Johan masih belum bisa melakukan serangan balik langsung, malahan mundur beberapa langkah. Bagaimanapun, ini pengalaman pertamanya.
Pihak lawan lanjut menyerang dengan mendekati Johan sebelum melakukan serangan.
" Syat ! " pukulan lurus lawan.
Seketika itu, Johan menghindar menekuk badannya munduru untuk menghindari pukulan lurus ke arah dadanya. Sementara posisinya jelas kehilangan keseimbangan karena gerakannya sendiri yang melengkungkan badannya mundur. Namun, karena ketidak keseimbangannya itu.
Kaki kanannya refleks terangkat maju tepat mengarah ke rahang bawah lawan. Alhasil, lawan yang masih dalam posisi melakukan pukulan lurus, terkena tendangan Johan yang tidak sengaja, tepat di dagunya.
" Buak! "
" Crot! "
Lawan Johan memuncratkan darah akibatnya. Meskipun tendangan tidak sengaja itu tidak kuat, Namun tetap saja sakit jika terkena di sekitar dagu atau rahang. Karena sekuat-kuatnya tubuh fisik seseorang, jika rahang bawah terkena pukulan akan fatal akibatnya. Jika serangan yang mengenai daerah tersebut kuat.
Kemungkinan dipastikan akan membuat lawan roboh atau bahkan pingsan.
Johan yang menyadari kecelakaan ini menguntungkannya, tidak membuang waktu untuk melanjutkan serangan. Ketika pandangan lawan masih menatap ke atas dan tidak stabil akibat tendangannya.
Johan mendekatinya dan melompat untuk melanjutkan dengan pukulan dari udara. Dan sungguh tragis, dia tidak segan-segan menargetkan muka lawan.
" Buak ! "
" Priiiiit ! "
Astin langsung membunyikan peluitnya karena memahami pukulan yang disebabkan Johan bagaimanapun pasti berakibat fatal. Sementara, ini hanya latih tanding dan mengakibatkan pihak lawan kita pingsan karenanya.
' Oh, tidak ! ' gumam Astin,
Sementara rekan-rekanku pada heran, sedangkan anggota perempuan menutup mulutnya yang terbuka, ketika menyaksikan pemandangan tragis situ. Dan aku sendiri menjadi merasa bersalah karena mengajarinya untuk mengincar kepala lawan.
' Gila, ini bisa merusak suasana ! ' gumamku.
Anggota lawan yang menyaksikan hal itu langsung bergegas untuk merawat rekannya yang pingsan. Sedangkan pelatih mereka protes kepada manajer kita.
" Nak, Astin ! Kenapa bisa begini ! Tidak kah kau sudah memperingatkan kepada Klubmu jika ini hanya latihan ? " Kata pelatih Tarung Drajat yang bernama Toro.
" Maaf Pak ! ini sungguh di luar dugaan saya ! sedangkan untuk dia yang bernama Johan, baru kali ini melakukan pertandingan latihan melawan Klub lain ! " Jawab Astin.
" Haaah, Baiklah saya maafkan untuk kali ini ! Tetapi saya tidak menjamin anggota saya bisa memakluminya ! "
" Eh? I, iya saya mengerti Pak ! Sekali lagi maaf ! "
Sesaat kemudian kami pun dikumpulkan Astin untuk membahas masalah ini. Dan memperingati rekan-rekan semua, khususnya aku yang sebagai giliran terakhir untuk bertanding.
" Johan ! Kenapa bisa kau melakukan hal itu ? ini hanya latihan ! " Tegur Astin kepada Johan.
" Ma-maafkan aku manager ! Aku terbawa suasana hingga lupa diri, sungguh ! "
" Haduh..! " Keluh Astin sambil menyentuh dahinya, dia terlihat pusing bagaimanapun.
Dia pun lanjut berkata kepadaku yang akan bertanding selanjutnya sebagai yang terakhir.
" Reihan ! " kata Astin dengan nada pelan sambil menundukkan kepalanya tanpa menatapku.
" Iya ? " Jawabku
" Kau ! hati-hatilah ! Meskipun kau sudah berpengalaman, tetapi kau ini pemalas latihan ! Hah, kuharap kau tidak menjadi pelampiasan balas dendam mereka ! "
" Ah, iya ! "
Sementara itu, rekan-rekanku yang lain mengkhawatirkanku juga. Namun ada juga yang mengutukku di antara mereka.
" Mampus Lu ! Ini karma orang sombong sepertimu Rei ! " kata Bowo yang termasuk anggota senior, sama denganku.
Dari awal kita sudah tidak cocok satu sama lain. Aku pun hanya mengabaikannya, pokoknya orang satu ini sangat senang jika melihatku sengsara. Sedangkan Johan yang merasa bersalah, menatapku gugup sebelum berkata.
" Kak Rei, Maaf ! Tapi, ajaranmu sungguh mantap ! " Kata Johan pelan dan terlihat berwajah bangga. Yang malah membuatku tertegun dan balas berkata dengan pelan.
" Mantap matamu ! sialan, bukan segitunya juga kali aku ngajarin kamu mengincar kepalanya ! "
" Hehehe, maaf maaf ! "
Aku tidak menjawabnya langsung, sebagai gantinya aku menenangkan diri dan menepuk bahunya sebelum berkata.
" Tenang saja ! sebenarnya kali ini aku malah jadi tambah bersemangat, karena lawanku pastinya akan sangat serius dan mereka pasti mengajukan lawan untukku yang paling berbakat ! " kataku
" Sombong ! Paling juga bonyok entar hahahaha ! " Sambut Bowo
" Berisik ! " Jawabku nyengir.
Sementara para cewek-cewek menyemangatiku hingga membuat Bowo terlihat makin panas dan iri.
" Kak Ganteng hati-hati ya ! "
" Kakak ! aku padamu ! "
" Kak ! jika kamu pingsan ! Aku yang pertama akan merawatmu loh ! "
Sorak cewek-cewek sungguh membuatku besar kepala. Namun selanjutnya membuatku horror juga.
" Kak ! Aku siap untuk nafas buatan ! "
" Aaahh, iya iya, Kak kamu pingsan saja biar aku bisa rawat kamu nanti ! "
" Oii, Kakak-kakan Tarung Drajat ! tolong buat lawan yang satu ini babak belur atau pingsan ya ! "
" yee..hore..! "
Mereka sungguh semangat mengatakan itu? Bahkan memperingati lawan agar membuatku bonyok? Sungguh tega kalian, kalian ngefans atau benci sama aku sih sebenarnya. Mereka sungguh membuatku merasakan hal yang tidak menyenangkan.
Seketika itu aku memandang anggota lawanku, mereka semua berwajah gelap sekarang.
' Sialan, kurasa aku benar-benar akan dijadikan makanan mereka. '
Tidak lama kemudian, pertandinganku segera di mulai. Aku pun melakukan pemanasan terlebih dahulu. Selanjutnya, dengan tenang dan meningkatkan keberanianku, aku maju ke arena pertandingan.
" Yeee ! Semangat ! " Rekanku yang Cewek-cewek
" Hajar dia ! " Tim lawan
" Kumohon pingsan Kak Rei " Rekanku yang cewek
Sunggguh, sorak-sorai mereka malah membuatku gagal focus. Sementara lawanku yang saat ini berada di depanku sekarang ikut berkata.
" haha sungguh konyol ! Bahkan rekan-rekanmu sendiri ingin kau babak belur ! Kasian sekali kamu karena berhadapan denganku ! " kata lawanku
" Eh ? Terserahlah apa katamu ! " Jawabku.
" Priiit ! "
Pertandingan pun dimulai, dan ketika kita berdua hendak melakukan tos, Lawanku dengan sengaja melakukan tos dengan pukulan kuat yang membuatku terkejut sesaat. Namun, ternyata bukan hanya itu maksudnya untuk membuatku lebih merasa tertekan.
Dia langsung melanjutkan dengan serangan langsung tendangan lingkar dalam ke arah kepalaku.
" Bag ! "
Untungnya refleks bertarungku cukup cepat dan berhasil memblokirnya dan melakukan balasan langsung dengan tendangan lingkar dalam ke arah perut lawan.
" Buk ! "
" Uuhk ! "
Aku Tidak berhenti dengan satu tendangan dan langsung lanjut dengan tendangan lagi ke kepalanya yang sedikit menunduk karena perutnya kutendang.
" Buakk ! "
" Crot ! "
Darah muncrat dari mulutnya, Bagaimanapun tendanganku bukan tanpa sengaja. Saat itu aku bisa saja lanjut menyerang karena keadaan lawan sungguh tidak stabil akibat seranganku, namun aku sengaja membiarkannya.
" Bagaimana ? Sakit ya ? itu bukan serangan kejutan loh ! " Kataku kepada lawanku yang masih dalam keadaan belum stabil.
" Cuih ! "
Dia meludahkan darah dari mulutnya. Seketika itu peluit berbunyi karena menyadari lawanku berdarah.
" Priiit ! "
" Istirahat 2 menit ! " Kata Astin
" Bukannya ini baru saja dimulai ?! " Kataku
" Eh, tapi dia berdarah ! " Jawab Astin
Namun ketika itu, lawanku memutuskan untuk lanjut saja. Mungkin dia malu jika seorang Ace dari klubnya mengambil istirahat sejak pertandingan baru dimulai.
" Cukup ! Kita akan lanjutkan saja ! " Potong lawanku, yang sebagai lawanku saat ini.
" Siapa namamu? " lanjut bertanya kepadaku dengan tatapan serius.
" Reihan ! Dan Kau ! " Jawabku
" Nur ! "
Selanjutnya setelah perkenalan di tengah pertarungan, kita melanjutkan pertandingan kita. Malui saat ini kita saling mendekat melakukan serangan.
" Bug bug bak dig bak ! "
" Bak dig Bak ! "
Aku memblokir setiap serangan yang dia lancarkan dan mudah melancarkan balasan dengan kecepatanku. Namun tubuh lawan begitu kuat dan keras dan seperti tidak berefek kepada lawanku. Aku berpikir untuk menargetkan kepalanya mulai saat ini.
" Buaakk! "
Namun, serangan selanjutnya bahkan tiga kali lebih kuat hingga ketika aku memblokir serangannya, aku pun dipaksa mundur oleh kekuatannya. Hal ini membuatku sulit untuk menyerang balik karena serangannya selalu memaksa tubuhku terdorong mundur.