Chereads / Hight And Zero / Chapter 18 - Wanita selalu benar

Chapter 18 - Wanita selalu benar

Di ruang perawatan.

" Gimana keadaanya Pak ? " Tanya Astin

" Haah, dia hanya kelelahan ! Karena terlalu memaksakan diri ! " Jawab Bagas

" Baiklah, Kau saja yang menunggunya Reihan di sini ! Aku akan melanjutkan untuk mengarahkan anak-anak yang lain ! "

" Eem ! "

Dengan adanya Astin yang menemani Reihan, Bagas melanjutkan untuk mengawasi latihan anak-anak yang lain.

Sementara Astin diam-diam tersenyum ketika Bagas pergi dari ruang perawatan dan meninggalkannya bersama reihan.

' Iiih, kenapa aku seneng gini sih ? Masa aku suka sama Reihan ? Ah, jangan deh jangan sampai ! ' Kata Astin dalam benaknya.

" Hei ! Bangunlah ! Dasar sok ganteng sih Lu ! Jadinya pingsan kan ? "

Gumam Astin sambil sedikit mencolek-colek Reihan dengan jari telunjuknya.

Setelah beberapa saat, terdengar suara ponsel bordering di dalam tas milik Reihan. Awalnya Astin tidak mau mengambil posel itu untuk mencari tahu siapa yang memanggil.

Namun setelah melihat kondisi Reihan, dia memutuskan untuk menerima panggilan itu, siapa tahu yang menelepon Reihan adalah anggota keluarganya, pikirnya.

Meskipun apa yang dia pikirkan ternyata salah, dia melihat nama si pemanggil bernama ' Dinda ' ?

Dia sempat merasa sedikit tergores di hatinya tiba-tiba, padahal dia tidak mengenal siapa wanita ini, dari pada hanya penasaran kemudian dia memutuskan untuk menerima panggilan itu.

" Halo ? " Sapa Astin

" Eh ? " terkejut Dinda yang mendengar suara cewek

" Eh, iya halo ! " Lanjut Dinda

" Em, apakah ini salah seorang anggota keluarga Reihan ? " Tanya Astin

" Eh, Bu-bukan ! Aaah, aku hanya temannya saja ! " Jelas Dinda sebelum lanjut

" Ngomong-ngomong, kamu sendiri siapa ya ? Kok bisa kamu yang menerima panggilan ini ? "

" Oh, aku juga seorang temannya di klub Taekwondo ! "

" Begitukah ? Sekarang di mana dia ? "

" Dia pingsan ! "

" Ha!!! "

Saat Dinda mengetahui keadaan Reihan dari Astin, dia merasa tidak bisa membiarkan wanita lain merawatnya. Meskipun saat ini dia hanyalah seorang mantan dan bukan lagi pacarnya.

Dia memutuskan untuk, menjenguknya setelah meminta lokasi di mana tempat latihan Taekwondo itu terletak.

Dan beberapa saat kemudian sebelum Dinda sampai ke lokasi dan masih dalam perjalanan.

Reihan mulai sadar kembali ketika itu.

" Eh, di mana aku ? " Tanya Reihan, yang baru sadar dan masih berbaring, dan belum menyadari bahwa Astin berada di ruangan itu.

" Sudahlah ! Kau tiduran saja dulu ! " Saran Astin

" Em, tidak apa-apa aku hanya sedikit pusing ! " kata Reihan sambil beranjak untuk duduk di ranjang medis itu

" Nih ! Minum dulu ! " Kata Astin sambil mendekat ke Reihan untuk memberinya minum

" Ng ? Terima kasih ! "

" Em, apakah aku pingsan ? " Lanjut bertanya Reihan

" Dasar bodoh ! Kau pingsan karena memaksakan dirimu hanya untuk memukul samsak, kau tahu ! " Ngomel si Astin

Ketika itu Reihan benar-benar merasa sedang dimarahi oleh seorang kakak perempuan, sedangkan kakaknya sendiri tidak seprotektif ini.

Dia tidak menjawab perkataan Astin, sebagai gantinya dia meminum apa yang diberikan Astin.

Sedangkan Dinda, ketika itu sudah tiba di depan gedung latihan, Dan segera masuk ke dalam.

" Tap tap tap tap "

" Permisi ?! " Sapa Dinda kepada anggota klub Taekwondo yang saat itu sedang berlatih bersama bagas.

Bagas dan yang pun berhenti sejenak untuk melihat siapa tamu yang datang. Dan ternyata seorang wanita cantik. Tidak hanya dia saja terpesona, namun murid-murid lekakinya juga terpesona.

Sedangkan yang para wanita " Haah, para lelaki menjijikan ! "

" Kakak ? Ada yang bisa saya bantu ? " Sambut anggota klub yang merupakan seorang wanita

" Iya, maaf ! Saya mencari Reihan, katanya dia sedang pingsan ? " Jelas Dinda.

" Aaaaaah !!! " Teriak cewek-cewek yang terkejut oleh perkataan dinda

" Jangan beritahu ! Jangan beritahu ! " Lanjut mereka

Untungnya Bagas memberi tahu Dinda setelah itu.

" Ah Reihan ya ? Dia ada di ruang medis ! " Kata Bagas sebelum lanjut meminta salah satu murid wanita untuk mengantarnya.

Meskipun awalnya mereka tidak mau, pada akhirnya mereka melakukannya setelah Bagas bilang akan dikenakan Push up seratus kali bagi yang menolak perintah.

Sementara Reihan dan Astin sedang asyik ngobrol di ruang medis harus terganggu setelah suara langkah yang mendekati mereka.

" Tap tap ! "

" Kak Reihan ! Ada yang mencari mu ? "

Sepontan Reihan dan Astin tertegun dengan apa yang dikatakan juniornya. Dan sebelum Reihan sempat bertanya siapa yang sedang mencarinya, Dinda menampakan dirinya lewat pintu ruangan itu yang mengejutkan Reihan.

Bahwa seorang wanita yang tak terpikirkan menemuinya.

" Eh ? Din..da ? " Tanya Reihan yang terkejut dengan kehadirannya

" Aku dengar kamu pingsan ! " Kata Dinda dengan nada sedikit judes

Dia lanjut melirik wanita yang sedang berada satu ruangan dengan Reihan sebelum bertanya.

" Em, Kamu Astin ya ? " Tanya Dinda

" Iya ! Silahkan duduk ! Aku keluar dulu ! " Jawab Astin sedikit terlihat canggung dengan kedatangan Dinda, meskipun dia yang memberitahunya dan meskipun dia tahu Dinda akan datang.

Setelah Astin dan juniornya meninggalkan Reihan dan Dinda di ruang medis, Reihan yang penasaran tidak menunda untuk bertanya langsung kepada Dinda.

" Bagaimana kamu tahu kalau aku ada di sini ? "

" Ehemm ! Iya kebetulan tadi aku sempat meneleponmu ! Dan seorang wanita yang cantiiik, menjawab teleponku, dan gitu deh ! "

Dinda menjelaskan sambil menggoda Reihan, meskipun dia terlihat judes dan merah di wajahnya. Namun aku sendiri tidak paham dengan betul dengan wanita.

Yang aku tahu, orang-orang bilang bahwa wanita selalu benar, bagaimanapun.

" Oh..begitu ! "

" Kenapa ? Kau terganggu ya dengan kedatanganku di antara kalian berdua tadi ? "

" Ah, tentu saja tidak ! Sungguh ! Malahan aku sangat senang kamu datang untukku, hehe ! "

" Gombal ! Nih, aku bawain bekal ! "

Reihan begitu bahagia saat ini. Sebebarnya dia sudah lama memimpikan hal seperti ini, di mana dia ditemani orang yang paling dia sukai. Selanjutnya dengan semangat dia memakan bekal yang dibawakan oleh Dinda.

" Wah, ini kamu yang masak ? "

" Tentu ! Itu masakan Ibuku, hehe ! "

" Ah, sayang sekali ! Tapi lumayan, bisa mencicipi masakan mertua ! " Jawab Reihan pelan

" Ih..kamu ngeledekin aku ya ? " Kata Dinda tersenyum sambil mencubit pipinya.

Hingga membuat Reihan makin merasa bahagia berbunga-bunga ' mimpi apa aku semalam ? bahagianya aku hari ini. '

Tidak lama kemudian, jam latihan telah usai dan semua orang klub pergi untuk pulang satu persatu, menyisakan Astin dan mereka berdua.

" Ih, mereka masih belum keluar dari ruang medis juga ? Menyebalkan ! " Kata Astin

Kemudian dia memutuskan untuk memberitahu mereka bahwa gedung latihan sudah akan tutup dan yang lain sudah pergi.

Namun, sebelum Astin sampai di ruang itu, mereka berdua sudah terlihat baru saja keluar dari ruang medis. Dan hal yang dia lihat membuatnya begitu cemburu, meskipun dia tidak ingin mengakui perasaan cemburunya itu.

' Mereka saling tersenyum bahagia seperti itu ? Benarkah mereka hanya berteman ? Dan aku, mengapa aku merasa iri seperti ini melihat mereka berdua ? '

Dia pun segera melarikan diri sebelum mereka menyadari dirinya yang tidak bisa menyembunyikan ekspresinya saat ini terlihat oleh mereka berdua.

Dia berlari keluar gedung sambil menahan perasaan yang tidak dia harapkan ini. Karena, sebenarnya dia takut patah hati sebelum menyatakan perasaan yang bahkan belum dia inginkan untuk muncul.

Dia duduk di halte, menunggu angkutan umum seperti biasa. Sambil merasakan perasaan campur aduk yang dia rasakan saat ini.

Air mata yang entah mengapa menetes di matanya. Sebenarnya dia memahami perasaannya, tapi dia tidak mengakui perasaannya sendiri.

Ketika angkutan tiba di depannya, dia langsung berlari masuk ke angkutan itu sambil menundukan kepalanya untuk menyembunyikan kesedihannya terlihat orang lain.

Sementara Reihan dan Dinda sedang dalam suasana yang sebaliknya.

" Eh, Rei ! Kenapa kamu tidak pacaran saja sama Astin ? " Tanya Dinda tiba-tiba

" Ha? Kenapa kamu berkata hal konyol seperti itu ? "

Sebenarnya Dinda juga tidak tahu mengapa dia menanyakan hal itu, mungkin dia memahami perasaan wanita ketika pertama kali berpapasan di ruang medis tadi.

" Emm, gak apa-apa sih, mungkin ini perasaan wanita saja ! hehe ! "

" Ng ? "

Reihan yang tidak peka dengan perasaan wanita hanya diam memikirkan hal itu. Sebelum dia berkata sebagai gantinya.

" Sudahlah ! Bahas yang lain saja ! Lagian, aku malah lebih menganggapnya seperti kakakku kok ! "

" Ha ? " Jawab Dinda yang terkejut dengan perkataan Reihan

" Kamu sungguh kejam ! Ckckck ! " Kata Dinda sebelum lanjut berkata saat dia menjewer telinga Reihan

" Kauuuu ini..! Masih saja tidak peka ya ! "

" Aduh duh..sakit oi ! Aduduh..! "

****

" Danny ! Kita hampir sampai di kota Temanggung, sebaiknya kita makan dulu di restoran terdekat sini ! " Saran Prisa

Danny yang terlihat lusuh setelah bangun tidur, menyetujui sarannya.

" Baiklah, anggap saja sekalian, kita wisata kuliner ! "

" Ide bagus ! "

Sedangkan Danny sebenarnya tidak semata-mata hanya ingin istirahat untuk makan, dia bermaksud sekaligus untuk mencari informasi terkait penyelidikannya di restoran. Bagaimanapun, Restoran adalah tempat yang tidak kalah menarik untuk mencari informasi.

( Ketika saya menambahkan kisah percintaan anak muda, semoga kalian tidak dibosankan ya guys ! Terima kasih sudah bersedia membaca karya pertama saya sampai bab ini ! Salam bahagia ! )