Chereads / Hight And Zero / Chapter 17 - Detektif Danny

Chapter 17 - Detektif Danny

****

'Kematian massal tidak wajar menyangkut suatu perguruan dalam satu malam'

" Menarik ! " Kata Danny

Dia adalah seorang Agen Detektif pusat dari Jakarta Pusat. Akhir-akhir ini dia tertarik dengan berita beberapa bulan lalu yang belum terungkap kebenarannya. Hingga dia memutuskan untuk menyelidiki kasus ini lebih dalam dengan kemampuannya.

" Prisa ! Siapkan peralatanku dan besok kita akan memulai penyelidikan ke TKP ! "

Perintah Danny kepada Prisa yang menjadi seorang manager pembantu.

" Semua peralatanmu termasuk mereka ? " Tanya Prisa

Sambil menunjuk kepada peralatan langka yang belum pernah terpakai. Yang mana itu adalah senjata misterius yang pernah Danny temukan di suatu tempat.

" Tepat ! Kau sungguh bisa menebak apa yang aku pikirkan ! "

" Tentu saja ! Dengan kasus yang sangat misterius ini mungkin kamu berkesempatan untuk menggunakannya ! "

Selanjutnya, Prisa menyiapkan seluruh perlengkapan Danny dan juga dirinya. Ketika dia mengambil peralatan langka yang belum pernah Danny pakai, dia merasakan perasaan misterius yang membuat jantungnya berdegup kencang tanpa ia ketahui apa penyebabnya.

Namun, dia mengabaikan perasaan itu akan benda-benda itu.

Setelah beberapa saat.

" Danny, Semuanya sudah siap ! "

" Ng ? Baiklah, kau boleh pulang untuk istirahat ! Karena bagaimanapun besok kita melakukan perjalanan untuk menguak teka-teki yang mungkin akan banyak menguras tenaga kita ! "

Sebenarnya Danny sudah mengira bahwa kasus yang akan dia selidiki merupakan kasus mistis. Ketika itu dia teringat kejadian sewaktu dia menemukan benda-benda misterius yang saat ini dia simpan sebagai senjata.

Dulu dia menemukan benda-benda itu saat dia menyelidiki kasus dimana banyak korban yang mati terus-terusan akibat rumor yang mengatakan bahwa di hutan Gunung Merapi terdapat harta karun tersembunyi, yang merupakan sisa harta kesatria terdahulu.

Ketika dia menyelidiki kasus itu, dia mengalami banyak hal misterius yang sungguh di luar nalar. Meskipun dia sering mengungkap fakta misterius sebagai seorang detektif, dan hal seperti itu sudah tidak mengejutkannya.

Namun, di situlah dia menjadi lebih tertarik dengan hal-hal misterius agar juga bisa menemukan asal-usul di balik benda-benda yang ia temukan. Dia berharap bisa mendapat kesempatan untuk menggunakan benda itu, yang mana bentuknya jelas seperti sebuah senjata berbentuk Kriss sepanjang setengan meter.

Saat pertama kali dia menemukan benda itu, dia mengalami suatu kejadian di mana dia tiba-tiba menjadi sangat sesak di dadanya. Dan dipaksa untuk kehilangan kesadarannya. Meskipun saat itu dia berhasil mempertahankan kondisinya tetap sadar, Namun dia merasakan sesuatu yang masuk ke dalam tubuhnya seperti mengandung kekuatan yang membuat dirinya merasa lebih ringan dan kuat.

Pada akhirnya, dia menunggu kesempatan untuk menggunakan kekuatan itu untuk menghadapi lawan yang patut dicoba. Meskipun akibat hal itu dia menyelesaikan banyak kasus kekerasan setelahnya. Namun tetap saja dia belum menggunakan seluruh kekuatannya.

" Haah, aku harus menjaga diriku tetap logis ! Meskipun banyak hal yang tidak logis aku temui ! " Kata Danny setelah mengingat kejadian ketika melakukan pekerjaan-pekerjaannya.

Ke esokan harinya, dia sudah menunggu kedatangan Prisa lebih awal di depan gerbang rumahnya.

" Vroom ! "

Tidak lama kemudian Prisa datang dengan mobil sport Danny. Dia tidak mengira jika Danny sudah menunggunya di depan rumah, bagaimanapun ini masih terlalu awal sesuai jadwal.

" Tumben sekali ? Kau terlihat seperti Remaja yang sedang jatuh cinta, sungguh ! " Kata Prisa dengan nada sedikit nyengir

" Ah, apa maksudmu ? Konyol sekali ! "

" Kau tahu?! Ini masih terlalu pagi jika sesuai jadwal ! "

" Terus, kenapa kau juga menjemputku pagi-pagi sekali juga ? "

Kata Danny sambil tersenyum, seakan-akan dia sudah memprediksi kemungkinan. Jika Prisa akan menjemputnya lebih awal, dengan mengamati keheranannya saat Danny mengatakan ingin membawa benda-benda langka itu.

" Ah, aku hampir lupa jika kau seorang detektif ! " Jawab Prisa

Sementara Danny masuk ke mobil sambil berkata.

" Sudahlah ! Ayo kita berangkat ! "

" Oke, baiklah ! Detektif Danny ! "

Sesaat saat memulai perjalanan, Prisa mendengar suara mendengkur di belakang. Yang tidak lain adalah suara Danny yang tertidur tidak lama setelah masuk mobil.

' Sialan ! Kau pasti tidak bisa tidur semalam karena sangat bersemangat dengan kasus ini ya ! ' Gumam Prisa sambil melirik Danny yang tidur di kursi belakangnya.

*

Kembali ke Reihan yang saat ini sedang bekerja dibengkel sambil menyesuikan tubuhnya yang kurang tidur.

' Tubuhku, terasa sangat lemah ketika siang hari akibat begadang setiap malam! ' Gumam Reihan

Seketika itu dia teringat apa yang Algo katakan,

[ Belajarlah bagaimana mengatasi kondisimu dengan menggunakan ketenangan ! Nanti tanpa kau sadari, Cakra atau tenaga dalammu akan aktif ]

Reihan berpikir ' Dia mengatakan hal itu? Tapi dia pernah bilang tidak penting untuk melatih tenaga dalam ! '

Ketika itu Reihan memutuskan untuk melatih cakra atau apapun itu, yang dia tahu hanya ingin mempelajari apapun yang dia inginkan. Meskipun Algo bilang tidak perlu, tapi itu adalah Algo dan bukan dirinya. Bagaimanapun dia memutuskan hal itu karena keingin tahuannya.

Selanjutnya Reihan melakukan aktivitas bekerjanya sambil belajar menenangkan tubuhnya yang kelelahan, karena otomatis kondisi tubuh yang lelah di tambah latihan kultivasi yang ia jalani. Energy dalam dirinya sedikit demi sedikit muncul.

Dia merasakan hal itu dan memanfaatkannya untuk menstabilkan tubuh dan jiwanya.

' Huft, ternyata bisa seperti ini ? Hebat ! '

Gumamnya lagi setelah merasakan tubuhnya mulai stabil. Namun, tidak lepas dari sifat bar-barnya hingga dia menyimpulkan sesuatu.

' Bagaiman jika aku menggunakan tehnik yang baru saja aku gunakan untuk menstabilkan kondisi tubuhku untuk menstabilkan otot-ototku setelah berlatih Taekwondo? '

Setelah memikirkan hal itu, terlihat bibirnya sedikit tersenyum. Dia memiliki kesimpulan jika tubuhnya bahkan bisa menjadi lebih kuat dengan cara yang dia pikirkan sementara juga jiwa tumbuh lebih kuat.

Selanjutnya ketika selesai bekerja, dia segera melakukan apa yang dia pikirkan.

Tidak lama kemudian ketika dia tiba si Satlat Taekwondo di mana dia berlatih beladirinya.

" Tumben kau berangkat latihan? " Tanya Astin

" Hehe, aku hanya sedang butuh latihan saja ! "

" Dasar ! Tuh, sapa dulu Pak Bagas ! " Perintah Astin sambil melirik kepada Pak Bagas. Dia adalah seorang pelatih Taekwondo di Satlat ini.

Reihan pun tidak keberatan mengikuti arahan Astin.

" Pak Bagas ?! " Sapa Reihan

" Ng? Reihan? Wah, tumben sekali kita bertemu di tempat latihan ! "

" hehe iya ! "

" Kudengar, pertarunganmu kemarin sangat hebat?! "

" Ah, aku hanya beruntung ! "

Selanjutnya, Bagas mengarahkan para muridnya untuk berkumpul dan bersiap untuk latihan kecuali Reihan.

" Semuanya berkumpul dan lakukan pelatihan seperti biasa sebelum melanjutkan apa yang akan aku arahkan ! "

Bagas bermaksud agar para murid melakukan pemanasan terlebih dahulu. Dan ketika Reihan juga akan segera ikut berkumpul dan melakukan pemanasan.

" Reihan ! " Kata Bagas

" Ng? iya Pak ? " Jawab Reihan

" Kau ! Lakukan saja apa yang kau inginkan ! "

" Eh ? "

" Terserah apa yang kau lakukan saat latihan ! Asalkan kau selalu memberikan pertandingan yang bagus di setiap kompetisi ! "

Reihan, yang mendengar perkataannya terlihat tersenyum dan tidak membuang waktu langsung melakukan pemanasan ringan, sebelum dia melanjutkan untuk memukul samsak. Selanjutnya ketika dia mulai memukul samsak.

" Bug..Bug..Bak..! "

Awalnya dia hanya memukul dengan pelan, namun selanjutnya dia berhenti sejenak untuk mengatur nafas dan, Sprint pukulan.

" BugBugBugBugBugbug! BakBak! BugBugBak …! "

"…"

Aksinya sungguh mencolok dan membuat teman-temannya melihat ke arahnya. Meskipun Reihan tidak memperhatikan mereka, Namun pelatih yang melihatnya segera menggunakan stopwatchnya untuk melihat sejauh mana Reihan bisa melakukan sprint pukulan.

1menit-2menit-3menit-4menit-5menit. Reihan merasa tubuhnya mulai lelah, namun ketika saat itu juga dia tidak berhenti. Sambil mempraktekan hal yang sudah dia pikirkan sebelumnya, dia melanjutkan pukulan sprintnya.

6menit-7menit-8menit-9menit-10menit. Ketika seharusnya dia sudah sampai pada batasnya, hal yang tidak ia duga terjadi pada tubuhnya.

Dia merasakan panas tubuhnya mulai menjalar, lengan yang sudah terasa berat untuk memukul tetap terasa berat, tetapi anehnya, stamina terasa terisi kembali hingga dia bisa melanjutkan melakukan pukulan sprint.

Bagas dan teman-temannya yang melihat itu berhenti melakukan pemanasan. Sebagai gantinya mereka menyaksikan ketidak normalan Reihan yang jarang latihan bisa memiliki stamina sebanyak itu.

Sementara Reihan yang melakukan hal itu tetap focus dan tidak memperdulikan yang lain. Yang dia rasakan saat ini tubuhnya yang panas seperti mendorong apa yang ingin dia lakukan.

' Sungguh ! ini menakjubkan ! ' Gamam reihan sebelum melakukan pukulan terakhirnya sambil melakukan teriakan.

" HAAAAT..! "

Ketika dia melakukan itu, dia ingin berencana eksperimen dengan memadukan tehnik pukulan yang dia latih di Taekwondo dan tehnik yang baru saja dia pahami. Selanjutnya saat pukulannya mengenai samsak, dia bersamaan mengerahkan kekuatan fisik dan energy yang dia rasakan ditubuhnya, dialirkan di tinjunya untuk meledak bersamaan momentum ini.

" BUG ! "

Namun, setelah pukulan terakhir yang dia buat.

' Eh, setelah melakukan pukulan ini, seketika kepalaku sangat pusing dan dingin? '

Reihan pingsan setelah melakukan pukulan itu, bersamaan dengan hal yang mengejutkan semua orang yang melihatnya. Yang mana adalah mengakibatkan bagian belakang samsak sobek hingga mengeluarkan isi di dalamnya.

" Bruk "

Teman-temannya yang melongo dengan pemandangan ini. Sedangkan si Bagas yang sebagai pelatih membuka mulut dan matanya lebar-lebar karena sangat terkejut. Untungnya ada satu wanita yang lebih terkejut dengan keadaan Reihan yang ambruk saat itu.

Astin langsung menghampiri Reihan yang tergeletak pingsan.

" Rei ! Rei ! " Kata Astin dengan panic

" Pak Bagas ! Dia pingsan ! " Lanjut Astin teriak kepada Bagas

" Biarku bawa dia ke ruang medis ! " Jawab Bagas yang tanggap dengan apa yang Astin katakan.

Sementara Bowo yang suka mencari masalah dengan Reihan merasa bergetar ketakutan dan seakan-akan di tampar wajahnya keras-keras oleh Reihan secara tidak langsung. Setelah menyaksikan kejadian ini, dia berpikir.

' Bagaimana jadinya jika dia memukulku ? Sedangkan samsak itu begitu berat dan mustahil untuk rusak akibat pukulan, sedangkan samsak itu masih dalam keadaan yang bagus dan belum lama di pakai sejak masih baru ! '