Athala menatap ke arah bawah, dia sedang berada di balkon sendirian menghindari keramaian. Saat matanya tidak sengaja menatap Binar, tidak ada yang dia pikirkan selain merasa polos dan lega. Dia bisa menyelamatkan saudaranya.
"Bukankah kau keterlaluan?" Binar menghampiri dengan tangan yang memegang ponsel.
Athala tidak menanggapi, dia tidak berpikir untuk menjawab apa yang Binar katakan.
"Bukannya kau tidak bisa melakukan ini?" tanya Binar lagi dengan nada mendesak.
"Mari kita akhiri saja," ucap Athala.
Binar tertawa, dia rasa sekarang hati dan perasaannya seperti jatuh ke dasar jurang yang tajam. Jatuh.
"Oke, mari kita akhirir. Lagipula seharusnya ini lebih cepat diselesaikan," jawab Binar menanggapi. Kemudian dia pergi dari sana dengan senyum yang menggoreskan luka itu.
Kenapa dirinya merasa seperti itu, kenapa harus dia yang merasakan ini? Kenapa harus Athala yang menyakitinya?
"Aku pergi, selamat tinggal."
***