Pertemuan kemarin berimbas pada perasaan Binar, "Kenapa kau sekarang menjadi sangat perasa?" Binar bergumam.
"Apa akau sudah bertambah tua?"
"Itu tidak nyambung bukan?"
Binar mengangguk, "Benar, tidak ada sangkut pautnya."
Entah kenapa mereka melakukan permainan itu dan kenapa juga Athala menjawabnya dengan jawaban yang membuat Binar merasa kalau dia masih dicintai oleh pria itu.
"Jangan pikirkan itu, aku harus pergi ke butik untuk memeriksa perkembangan produk yang aku buat."
Binar bangkit dari kasurnya, dia mengikat rambutnya asal ke atas, dan membenarkan bajunya. Berhubung dia tinggal di apartemen sendiri, dan dia ingat bahwa pernah membeli rumah yang katanya untuk tempat tinggal doa dengan Athala nanti.
"Haruskah ku jual rumah itu?" Binar berpikir sembari membereskan tempat tidurnya.
"Rumahnya sangat bagus, sayang kalau aku jual," gumam Binar.
"Lebih baik aku dekorasi lagi, lumayan untuk tunjangan masa depan," sahut nya.