Aku bergegas mempersiapkan diri untuk pergi ke teras depan untuk menunggu Keysa datang menjemputku seperti biasa, mendengarnya memberi kabar tentang Monalisa membuatku sungguh sulit terlelap dalam tidur. Ada rasa takut, rasa penasaran, rasa ingin marah, bercampur menjadi satu setelah Keysa sengaja membuatku penasaran semalaman.
"Aduh!" Kakiku tersandung pada kaki kursi di ruang tengah. Sontak saja membuat nenek menghampiriku.
"Amelie, pelan-pelan dong! Kenapa kau buru-buru? Kau baru saja menghabiskan sarapanmu. Kau juga makan dengan sangat terburu-buru tadi." Nenek langsung saja mengomeliku.
Sambil meringis dan mengusap kakiku yang tersandung barusan, aku melihat wajah sang nenek yang menatapku dengan omelan khasnya. Aku tidak mungkin bukan, mengatakan apa yang sebenarnya membuatku terburu-buru begini?"
"Itu, Nek! Hari ini aku ada meeting di kantor, jadi aku terburu-buru," jawabku sekenanya.