Malam sudah datang, aku sedang merebahkan diri di atas kasur, berkutat dengan ponselku. Sejak tadi aku bingung untuk memulai mengirim pesan pada kak Yogi. Lagi pula kenapa dia tidak mengirim pesan lebih dulu padaku, bukankah laki-laki yang harus mengejar seorang wanita?
Drrrttt…
Ponselku bergetar. Membuat kedua mataku terbelalak, sebuah pesan singkat masuk dari Keysa. Entah kenapa aku sedikit kecewa mengetahui Keysa yang mengirim pesan. Bukan kak Yogi atau mas Erwin yang sejak tadi mengusik pikiranku.
"Ada apa lagi denganmu, Key? Bisakah kau tidak selalu membuat keadaan terkesan gawat darurat?" tanyaku langsung saja menelponnya.
"Tidak, Amelie. Ini benar-benar gawat!" Keysa terdengar benar-benar sedang panik, namun aku juga mendengar suara lalu lalang dari kendaraan dari seberang sana.
"Key, kau sedang di jalan? Hem… Apakah kau sedang bersama Dude? Dasar!"