Tak lama makan malam berakhir, Gale yang permisi sebentar ke kamar kecil terkejut bukan main saat melihat Versa dan Arland tidak ada di tempat duduknya tadi, ia mulai panik.
"Tuan muda"
Musik mengalun romantis, lebih romantis di atas rooftop di mana beberapa pasangan duduk di luar menikmati angin malam dan pemandangan langit tanpa batas.
Versa yang ditarik tangannya oleh Arland dan lari kesana harus mengakui rooftop restoran itu memang memiliki suasana yang lebih nyaman walau memang agak dingin karena hembusan anginnya, ia melebarkan tangannya ke atas sambil melihat pemandangan di depannya di mana kota dalam kondisi gelap dipenuhi cahaya dari bangunan dengan beraneka bentuk dan warna, sangat indah sekali.
"Waah bagus yah kak"
Arland mengangguk, tangannya merangkul pinggang belakang Verss agar lebih dekat dengannya.
"Sini Lev, biar lebih hangat"
Versa menurut saja, tubuh Arland memang hangat hingga ia tidak merasa kedinginan, ia menoleh melihat Arland yang berdiri sangat dekat dengannya.
"Kak"
Arland mengangkat tangannya mengaitkan sebatang mawar merah yang menjadi hadiah penyambutan tamu di rooftop ke belakang telinga Verss, wajah Verss yang bengong saat itu, terlihat tambah menarik di mata Arland yang tak mampu mengalihkan pandangannya sedikitpun, angin menghembus lembut rambut Verss yang mengenai pipinya, Arland menikmati pemandangannya pada wajah Verss yang indah melebihi pemandangan di manapun.
"He kau sangat manis Levi, bunga ini sangat cocok untukmu"
Verss menelan ludahnya bulat, tubuh Arland yang sangat hangat begitu dekat mendekapnya hingga ia tak bisa menjauh, ia hendak meraih mawar itu.
"Aku ini laki-laki kak tidak pantas pakai bunga memangnya anak gadis"
Tapi tangan Arland menurunkan tangan Verss, menggenggam tangan ramping itu dengan tangannya yang besar dan maju mengecup bibir Verss.
"Ump"
Hanya kecupan ringan, Arland menarik kepalanya melihat reaksi Verss, ia tak mau memaksakan keadaan pada Verss lagi tapi ia tak bisa menolak desakan hatinya untuk mencium bibir Verss, ia menginginkan semuanya, semua bagian dari pemuda itu.
Arland maju kembali, menarik pinggang Verss makin dekat dan mencium bibirnya lagi.
"Levi"
Verss mungkin akan membiarkannya, bagaimanapun ia juga memiliki kenangan indah dengan Arland dulu, apa ia bisa mendapatkannya kembali? Bagaimanapun ia hanya bisa mengikuti arus yang mungkin bisa membuat pikirannya berubah.
"Umph"
Gale yang berlari dari anak tangga berhenti saat dari posisinya di depan pintu melihat Arland yang mendekap Verss erat dan mengecupnya, Verss juga tidak menolak jadi mungkin ia tidak keberatan dengan hal itu, Gale mengepalkan tangannya, menahan napasnya yang mendesak tubuhnya untuk maju dan mencegah orang itu, tapi Verss bukan anak kecil, biarkan ia yang memilih.
.......................
Hari berikutnya.
Acara pengambilan gambar untuk talkshow berlanjut di hari berikutnya karena beberapa pengusaha yang harusnya datang baru bisa datang saat itu.
Ceklek ceklek!
Pendar lampu kamera memenuhi lokasi untuk pengambilan rekaman acara talkshow malam itu, baru saja rekaman berakhir dan memasuki sesi photo.
Verss dikelilingi pembawa acara, sutradara hingga penulis script yang mengidolakannya dan mengambil kesempatan untuk berphoto untuk trailer acara mereka nanti, sementara Gale berada di dekat dinding melihat dengan seksama, seorang pria agak berumur mendekatinya.
"Eh" pria tua itu hendak memanggil Gale tapi Gale melirik ke arah Verss, pria itu akhirnya hanya mendekat dan berbicara dengan suara pelan, Verss yang melihatnya dari kejauhan, ia seperti mengenali pria tua itu.
"Ayo Versa lihat ke sini! Tolong agak dekat yah" seru photographer, Verss fokus kembali ke arah photographer, mungkin hanya pikirannya saja, pikir Verss, ia mana mungkin mengenal pria yang katanya adalah petinggi Diamond Group yang sudah mengambil alih Starshot sejak bulan lalu, mungkin Edwin mengenalnya, ia tidak begitu memperdulikannya.
"Yah bagus sekali Verss!"
Tak lama acara photo-photo selesai, Verss melirik ke arah tempat Gale berdiri tadi, ia tidak ada di sana, juga tidak ada di sekitarnya, ini aneh sekali, apa orang itu sudah tidak peduli padanya.
Tidak ingin terlalu memikirkannya, Mimin dan Derek sudah mendekatinya juga.
"Verss! Sudah selesai khan? Ayo kita pulang, aku sudah membeli makanan enak kita akan panaskan di rumah untuk makan malam, em Gale mana?" Tanya Mimin.
Verss yang meraih air mineral yang disodorkan Derek menggelengkan kepalanya, menyender pada meja sambil meneguk airnya sekali banyak.
"Tidak tahu, tadi masih di sana, mungkin ke toilet sebentar" Versa mengatakan itu sambil agak jengkel, apa Gale sudah tak peduli padanya? Cepat sekali berubah pikiran, orang itu memang aneh, Verss menegakkan berdirinya dan beranjak ke arah pintu.
Ia sudah hampir melewati pintu saat tiba-tiba beberapa orang muncul di depannya dan tabrakan tak bisa dihindari.
"Akh!"
Verss yang masih memegang botol air mineral di tangannya tak bisa menghindar ditabrak dua orang yang muncul hingga air yang dipegangnya muncrat saat terbentur. Verss menahan diri untuk tidak jatuh tapi dua orang pria dan wanita di depannya seketika basah oleh air yang habis dituangnya.
"Eh"
Ketiganya tertegun diam, Mimin mendekat cepat dan mengerem melihat pria dan wanita muda dengan pakaian rapih dan mewah yang wajahnya dan hampir semua pakaian depannya basah.
"Eh Verss i ini"
Pria muda itu menahan marah, melihat Verss dengan mata besar, wanita muda yang berada di sampingnya melengking keras.
"Ahhh Babe bagaimana ini? Semua basah deh"
Verss tak merasa bersalah, siapa suruh mereka masuk ke pintu dengan sangat cepat hingga tak melihat orang, ia sudah berjalan pelan seperti ia biasanya, dua orang itu saja yang menabraknya, tapi pria muda itu tidak merasa seperti itu, ia maju dengan mata melotot mendekati Verss.
"Kau ini! Punya mata tidak? Ini basah semua bagaimana ini? Kurang ajar sekali! Keamanan!" Pria muda itu berteriak keras memanggil keamanan, dia siapa? Pikir Mimin yang bahkan belum sempat bicara apapun, ia berdiri di depan Verss menghalangi pria muda itu, usianya mungkin tak jauh di atas Versa tapi wajahnya terlihat sangat angkuh, dari pakaiannya pastinya bukan staff atau kru produksi, apalagi pakaian wanitanya yang sangat seksi.
Verss diam saja melihat pemuda itu mendekatinya dan hendak mendorongnya kalau bukan tangan Derek menahannya.
"Eits mau apa kamu? Pegang-pegang, tolong jangan pegang Verss dengan tangan kotormu"
Pria muda itu makin kesal, ia tak sabar ingin menghantam wajah Derek yang wajahnya terlalu menarik di matanya, apalagi melihat Verss, pemuda sangat sempurna yang membuat ia makin muak, pria muda itu menyeringai, tepat saat team produksi talkshow mendekat, wajah mereka pucat saat melihat pria muda itu di sana.
"Eh b bos"
Mimin dan Derek menoleh, bos? Mereka menyebut pria muda angkuh itu bos? Pria muda itu menyeringai melihat Verss yang berdiri santai di belakang Mimin.
Dalam pikiran Verss, ia sudah lapar kenapa harus tertahan di sana.
"Heh"
Pria muda itu adalah Robert Mann, anak dari CEO group Diamond yang memiliki rumah produksi acara talkshow dan Starshot, Mimin menelan ludahnya bulat, ia sudah lama mendengar nama pria angkuh anak CEO itu tapi tidak menyangka akan bertemu di sana, ini sial sekali, ia bisa kehilangan pekerjaannya, sejak manajemen baru mengambil alih Starshot inilah yang sangat ia takutkan, bagaimana kalau ia tidak bisa menjadi asisten Verss lagi? Ini sangat gawat.
###################