Gale gagap, ia harus menjawab, tapi apa yang harus ia jawab?
"Eh su suka, aku, suka pada tuan muda, sangat suka" jawab Gale jujur, walau ia agak gagap, bisa mati karena terlalu gugup.
Verss melihat wajah gugup Gale yang tak berani beradu mata dengannya, lama melihat raut wajah pria yang sejak ia kenal memang sangat minim dan hampir tidak ada ekspresi, bodyguardnya itu menjawab dengan sangat cepat, apa ia tidak mengerti maksud pertanyaanya? Atau mungkin maksudnya tidak seperti yang ia pikirkan, Verss menurunkan wajahnya melihat Gale lebih dekat tepat saat Gale menoleh dan hampir mencium Verss.
Gale spontan mundur cepat hingga hampir jatuh dari kursinya tepat saat kendaraan yang dibawa Din memutar setirnya ke kanan.
"Chiiittt"
"Tuan muda" tubuh Gale dengan tanpa bisa ia kendalikan terdorong lagi ke depan saat kendaraan itu menarik rem terhempas agak miring cepat.
"Chiiiittt!!!!"
Gale berusaha keras agar ia tidak menindih Verss yang tepat ada di sampingnya, tapi ia tak bisa, tubuhnya kini hampir berada di atas Verss yang jatuh hingga setengah berbaring di kursinya, matanya melihat Gale dengan besar, tangan Gale menahan kepalanya.
"G Gale"
Gale duduk dengan cepat.
"Din! Apa yang kau lakukan bawa mobil seperti itu, mau cari mati yah!" Seru Gale menepuk jok Din.
"Maaf maaf tadi ada motor memotong jalan, aduh maaf yah, saya juga kaget aduuh"
Verss duduk kembali perlahan, hampir saja, jantungnya hampir copot karena tubuh Gale tiba-tiba sudah ada di atasnya tanpa ia duga, ia juga sangat gugup.
Mimin memukul tangan Din yang besar sepuas hatinya.
"Yang bener donk kalau bawa mobil kamu ini mau buat orang mati yah, makanya fokus donk!!"
Din menggaruk kepalanya, ia memang pantas disalahkan karena lalai, tapi ini karena siapa? Kalau bukan karena sibuk mendengarkan adegan drama di jok belakang, ini sangat menegangkan, maksudnya adegan dramanya tadi.
Gale memeriksa Verss.
"Tuan muda tidak apa-apa khan?"
Verss mengangguk.
"Iyah aku tidak apa-apa" Verss mengibaskan tangannya yang sempat tertekuk menahan tubuhnya yang terdorong ke jendela tadi, ini sungguh di luar dugaan.
"Heh"
.......................
Malam berikutnya.
Ini malam Minggu, banyak orang yang mengajak pasangannya untuk menikmati makan malam romantis di restoran bintang lima tak jauh di dekat gedung Starshot, restoran yang terletak di lantai lima hingga rooftop bangunan toko roti yang banyak menarik minat pelanggan karena suasana dan dekorasinya yang romantis.
Musik live mengalun romantis dengan tiupan saksofon dari pemain ahli yang memang sengaja didatangkan dari luar, Arland mengangkat tangannya memanggil pelayan yang kebetulan melihat kearahnya.
"Nona!"
Wanita muda itu mendekat cepat.
"Yah ada yang bisa dibantu?" Tanya wanita muda itu, ia tersenyum tanpa henti tak menyangka di shifnya malam itu ia akan melayani dua bintang terkenal sekaligus, Arland dan Verssa Yanng yang duduk manis di depannya, wanita muda itu ingin berteriak tapi ia menahannya dengan begitu kuat.
"Ini tolong ganti dengan yang hangat yah, Versa sedang tidak begitu enak badan jadi tidak minum air es dulu" ujar Arland menyodorkan gelas air mineral ke tangan wanita muda itu.
Wanita muda itu mengangguk.
"Iyah tentu, tunggu sebentar yah"
Verss duduk di depan Arland, mereka menikmati makan malam romantis mereka yang dijanjikan Versa pada Arland, katanya sebagai ucapan terima kasih karena Arland telah mempertaruhkan nyawanya untuk melindungi Versa, sebenarnya itu hanya akal-akalan Arland saja, ia sudah cukup senang mengajak Versa makan berdua, walau, harimau itu tidak bisa jauh darinya.
Gale yang duduk di meja tak jauh dari keduanya sambil sesekali menoleh menatap Arland dengan mata tajam, peduli apa, pikir Arland, anggap saja orang itu tidak ada.
"Coba sini, rambutmu menghalangi pandanganmu Levi" Arland mengangkat tangannya menyibak rambut depan Versa yang jatuh saat ia hendak meraih sendok steaknya yang baru diantarkan pelayan ke depannya.
"Tidak apa kak ini masih terlihat kok"
Vers baru akan memotong steaknya sampai Arland mengambilnya.
"Sinikan" ia memotong steak itu dengan ukuran kecil-kecil.
"Kau harus banyak makan Lev, acaramu makin banyak hampir tak bisa makan dengan baik" ia menyerahkan piring dengan steak yang sudah dipotong kembali ke depan Versa.
Verss menikmati makannya.
"Em tidak juga kak, Gale pintar masak, ia membuat banyak sekali makanan untukku makan, tapi yah tetap saja tidak bisa makan banyak"
Arland tersenyum melihat Verss makan dengan mulut penuh hingga mengembung, ia memajukan duduknya mengangkat tangannya membersihkan saus yang tersisa di pinggir bibir Verss dengan jarinya, lalu membersihkan jarinya dengan mulutnya.
"Em enak"
Verss sejenak membeku, kenapa ia merasa ada siaran ulang dalam gerakan Arland, Verss melirik Gale, gerakannya dengan Gale sama, ini trik gerakan yang sudah hampir kadaluarsa.
Gale melihat dengan mata hampir melotot keluar, ia mengepalkan tangannya, berusaha menahan diri, tapi tangan Arland memang tak bisa diam, ia selalu mencari kesempatan untuk menyentuh Versa.
"Errr orang itu"
Arland memegang tangan Verss di atas meja, makan utama mereka sudah usai dan kini menikmati pencuci mulut, eskrim stroberi yang membuat mata Verss berbinar.
"Em"
"Kakak akan pergi untuk rangkaian modeling di Paris dua bulan lagi, acara fashion week akan berlangsung selama dua Minggu, rasanya kakak tidak ingin pergi jauh dari Levi, heh bagaimana yah"
Verss melirik wajah Arland yang terlihat kurang bersemangat saat mengatakannya.
"Kenapa bagaimana kak? Itu Khan impian kakak, bisa menjadi bagian utama dalam fashion week sejak kakak mulai jadi model, ini kesempatan yang sangat hebat kak"
Arland menopang dagunya melihat wajah Versa sepuasnya, melihat wajah manis dan imut Versa dengan mata besar bulat yang jenaka bagai anak kecil, ingin sekali mencubit pipinya yang menggemaskan.
"Levi tidak akan merindukan kakak nih?"
"Yah rindu tapi kita Khan bisa video call, dua Minggu tidak akan lama kak, nanti kita bisa bertemu lagi setelah itu Khan"
Arland memajukan duduknya, tersenyum dan akhirnya mencubit pipi manis Versa.
"Ih Levi ini"
########################