Ceklek.
Seseorang sudah berdiri di pintu melihat ke arah mereka yang bergulat seperti anak kecil, Gale dan Derek menghentikan gerakan tangannya melihat siapa orang itu, seorang staff office yang memegang sebuah rangkaian bunga sangat besar di tangannya, pemuda itu gagap.
"Eh, maaf, tapi, kiriman bunga untuk Versa Yanng"
Gale dan Derek melihat karangan bunga besar dengan rangkaian mawar putih yang sangat disukai Verss, segera keduanya seakan berlomba mengambil rangkaian bunga itu dari tangan staff yang masih termangu di tempatnya.
"Siapa yang memberikan Verss bunga!" Seru Derek, Gale berhasil meraih rangkaian bunga lebih cepat tapi tangan Derek juga berhasil meraih bagian lainnya, keduanya spontan mencoba merebut bunga itu dari staff yang segera menyingkir pergi.
"Oh orang gila"
"Beraninya memberi bunga siang-siang begini!" Seru Gale.
Verss hanya bisa menarik napas masih duduk dengan tenang di atas sofa, pura-pura tak melihat dua orang yang tiba-tiba kambuh penyakit gilanya, lebih baik ia meneruskan gamenya yang sedang seru.
"Heh berisik sekali"
Mimin masuk dan melerai keduanya, suara keduanya terdengar hingga ke lorong.
"Kalian ini sedang apa? Seperti anak kecil saja, berikan bunga itu!" Seru Mimin dengan mata melotot mengulurkan tangannya Gale dan Derek saling berpandangan, bunga besar itu hampir terkoyak oleh keduanya dan beberapa tangkai bunga sudah jatuh di lantai, tapi keduanya menurut dan menyerahkan bunga itu ke tangan Mimin.
Mimin bagai penjaga penjara yang ditakuti semua orang, gadis bertubuh kecil itu hanya berdiri di tengah ruangan Gale dan Derek sudah tak mau banyak urusan dengannya.
"Siang-siang berisik begini, Derek! Kau ada photo di luar kenapa belum bersiap juga? Asistenmu sudah menunggu di bawah tuh sejak tadi"
Derek menggaruk kepalanya, ia menoleh ke arah Versa.
"Em, boleh ganti lain waktu tidak?" Ia mencoba menawar tapi mata Mimin melihatnya tajam, gadis itu segera mengarahkan kakinya menendang kaki Derek keluar ruangan.
"Ih Pake nawar lagi, sudah sana pergi! Punya asisten diacuhkan begitu setiap hari menempel Verss memangnya kau tidak ada kerjaan lain yah?"
Derek berusaha menghindari Mimin hingga bersembunyi di belakang Verss.
"Akh Mimin, itu Khan kalian yang tentukan, aku belum mau kerja, aku masih mau menemani Verss kemana-mana, kalian ini"
Mimin mengejar Derek mengelilingi ruangan.
"Ih anak ini, cepat turun sana!"
.....................
Di dalam mobil menuju acara talk show di sebuah stasiun televisi swasta terkenal.
Gale masih cemberut melihat Verss yang terus mencium harum bunga yang diberikan oleh pesaing terkuatnya, Arlando Pierce, bisa-bisanya orang itu mencuri start sebelum Pluit ditiup, ini tidak bisa dibiarkan.
Mimin melirik dari depan.
"Em nanti saat tiba di lokasi rekaman makan siang akan langsung datang, jadi kita punya waktu setengah jam untuk makan sebelum Verss masuk ruang makeup, nanti tamu juga banyak yang berasal dari pengusaha di bidang entertainment yang sudah agak senior jadi kemungkinan giliran Scene Verss akan diambil paling terakhir, jadi kita masih punya banyak waktu untuk membaca pertanyaan dan menyiapkan jawabannya, walau penulis sudah mengirimkan scriptnya kemarin tapi kemungkinan akan ada sedikit perubahan..."
Gale hanya melihatnya wajah Verss lama, wajah lembut Verss saat mencium bunga yang sangat ia sukai, wajah yang tersenyum manis dengan banyak sekali bunga dan kupu-kupu cantik yang mengelilingi wajahnya, Verss yang sangat indah, Gale mengalihkan pandangannya cepat saat Verss menoleh ke arahnya.
"Kenapa? Ada yang salah?" Tanya Verss.
Gale gagap, ia menggeleng cepat.
"Eh tu tidak, eh, tuan muda, semalam tidurnya kurang, kalau lelah tidur dulu saja nanti tiba di lokasi akan ku bangunkan"
Verss menarik napas panjang.
"Heh memang susah tidur Gale, walau bisapun hanya beberapa jam saja, sedang banyak kerjaan begini rasanya, selalu gugup"
Gale menggeser duduknya, lebih dekat dengan Versa agar pemuda itu bisa menurunkan kepalanya yang lelah ke pundaknya, dan benar saja Verss yang spontan dan sudah terbiasa menjatuhkan kepalanya ke pundak besar penuh otot Gale.
"Em, setelah ini, kita liburan lagi mau? Em, tuan muda punya..." Gale menutup mulutnya cepat, hampir kelepasan.
"Eh aku punya kenalan yang memiliki cotage di pulau Kura-kura, kita bisa pakai sepuasnya untuk liburan, tempatnya jauh dari keramaian, ada dermaga pribadi, pulau pribadi, sudah lama temanku ini mengajakku ke sana tapi belum pernah ada waktu"
Verss tersenyum, ia membayangkan liburan yang terakhir mereka ambil tidak begitu lancar, apa ia bisa liburan lagi saat seperti ini?
Pandangan Verss jauh ke luar jendela mobil besar yang melaju di tengah jalan kota besar, pemandangan gedung-gedung tinggi, langit yang tampak di antara gedung, awan yang jauh menggantung di atas awan biru yang terlihat sesekali di balik gedung, ia memang lama tidak melihatnya dengan jelas hingga lupa bagaimana rasanya berdiri di bawahnya dengan tangan terbentang lebar.
Saat pikiran Verss melayang Gale meraih tangan Verss dan menggenggamnya, seolah Versa tidak begitu memperdulikannya, ia rasa sudah terlalu biasa baginya kalau Gale menyentuhnya di sana sini karena ia adalah bodyguardnya.
Verss menoleh, lama melihat mata Gale yang lalu memalingkan wajahnya karena gugup.
"Eh tuan muda"
Wajah Verss makin dekat, hingga sangat dekat melihat Gale yang hampir pingsan menahan diri karena jantungnya yang terus berdetak semakin kencang tanpa henti.
"Duk Duk Duk Duk!!"
Gale berteriak dalam hati, wajah imut Verss, matanya yang cantik, bibirnya yang mempesona, ia harus bagaimana?
"Em Gale, apa, kau menyukaiku?" Tanya Versa dengan suara kecil, Gale menoleh dengan mata terbuka lebar, saat ini posisi wajah mereka sangat dekat, terlalu dekat hingga hanya menyisakan ruang untuk bernapas saja.
Gale menarik kepalanya cepat.
"Tu tuan muda, ma maksudnya apa? Ten tentu saja aku menyukai tuan muda"
Verss menarik bibirnya tersenyum, Gale menelan ludahnya bulat.
"Gleuk"
Senyum Verss di bibir yang merekah merah itu membuat ia tanpa sadar membayangkan manisnya bibir seksi itu, tapi Gale menegakkan duduknya.
"Heh kau ini, maksudku, apa kau menyukaiku, em, seperti kak Arland? Kau tahu maksudku khan? Jangan pura-pura lugu Gale"
Verss menegakkan duduknya.
Mimin dan Din sebenarnya mendengarkan dengan jelas di kursi depan, tapi keduanya pura-pura tak mendengar dan melihat apapun, walau sebagai fans nomor satu Verss Mimin tak bisa tidak ingin tahu segala tentang Verss, telinganya terjulur agak panjang, sambil pura-pura melihat jadwal Versa dalam tabletnya ia tentunya harus mendengarkan dengan seksama.
Verss menarik tangannya dari Gale.
"Aku beri waktu kau menjawab Gale, karena aku tidak mau hubungan kita jadi canggung karena hal tidak jelas, jadi lebih baik kau jujur saja, apa kau menyukaiku seperti kak Arland menyukaiku?" Tanya Verss lagi.
Gale gagap, ia harus menjawab, tapi apa yang harus ia jawab?
#####################