Malam harinya, kami menikmati suguhan acara tv yang biasa di putar di channel islami. Sebuah cerita islami yang menyuguhkan cerita tentang pernikahan. Kami menonton ini bukan karena kami suka sinetron, tapi karena ayah bilang cerita ini banyak pengajarannya untuk kami yang masih menjalani rumah tangga dalam hitungan bulan.
Aku dan Habib duduk bersandingan dengan tangannya yang dia lingkarkan ke leherku. Aku juga bersandar di pundaknya sambil menikmati bolu kukus yang bunda buat tadi siang. Sementara ayah dan bunda duduk dekat Farida dan Umar.
"Bunda, kue nya enak. Besok bikin lagi, ya?" kata Farida bermanja pada bunda.
"Iya, besok kita bikin lagi," jawab bunda menyenangkan Farida.
Aku hanya menyimak sambil melahap sedikit demi sedikit bolu di tanganku. Habib juga makan bolu di piring kecil yang dia pegang, sesekali dia menyuapi ku dengan mesra. Dan saat itu lah aku mendapat tatapan sinis dari Umar. Fiks, dia cemburu.
"El, bisa tolong buatkan Mas teh hangat?"