"Ruby.... Ruby... Bangun Ruby...." sayub-sayub kudengar seseorang memanggiku
Kulihat wajah teman-temanku penuh mengelilingiku dan beberapa orang guru.
"Bagaimana kamu bisa masuk dalam gudang itu Ruby..." tanya bu Sinta guru BK kami.
Aku hanya mengelengkan kepala, seketika teman-temanku buyar, hanya ada bu Sinta dan walikelasku pak Rahman saja, mereka terus bertanya padaku yang sedari tadi terdiam.
Aku tidak begitu menghiraukan pertanyaan-pertanyan yang keluar dari mulut mereka.
Yang ku ingat hanyalah apa yang kulihat di dalam alam bawah sadarlu tadi.
Pria itu... Ayah gadis itu... Siapa...??? Familiar sekali....
"Pak Karyo... Iya... Dia pak Karyo... Jadi tidak menup kemungkinan bahwa gadis yang malang nasibnya itu adalah putrinya yang menghilang..."
"Kapan krjadian itu terjadi...?"
"Guru itu... Guru yang menyangi gadis sederhana yang malang tadi..."
"Pak Arul... Iya pak Arul kepala sekolahku..."
"Pak Arul.... Pak Arul di mana bu...?" tanyaku pada bu Shinta tiba-tiba.
"Kenapa kamu mencari beliau Ruby? Kami khawatir dengan keadaanmu, tapi kenapa kamu malah menanyakam pak Arul?"
"Iya bu... Pak Arul dimana?"
"Dia berada di rungannya, kamu ingin menemui belidiau?" ku jawab dengan anggukan.
Bu Shinta yang kebetulan sedang jam kosong beliau menemaniku ke ruangan kepala sekolah, sedangkan pak Rahman walikelasku sedang mengajar matapelajarannya biologi di kelas lain.
Aku berhenti sejenak ketika tiba di ambang pintu ruang kepala sekolah.
Aku menoleh ke arah bu Shinta. Dia mengangguk dan mempersilahkan aku untuk masuk.
Aku begitu ragu dan takut, tapi kembali aku teringat dukungan dari kak Rizky yang kembali memantapkan tujuanku saat ini, aku tak mau terus-terusan di teror.
Teka-teki misteri ini hampir terpecahkan, jika semua sudah beres aku akan terbebas dan tak lagi terlibat di dalamnya, aku capek jika terus-terusan harus di ikuti hantu gadis itu.
"Silahkan kamu temui beliau sendiri, ibu akan ke kantor TU"
"Iya bu..." kulihat bu Shinta yang pergi mininggalkanku sendiri.
"Tokk...toook...toookk...."
"Selamat pagi siang pak...."
"Selamat siang Ruby... Ada apa ayo silahkan masuk..." katanya mempersilahakan dan aku duduk di kursi didepan beliau.
"Ada apa Ruby?"
"Maaf pak jika saya mengganggu waktu bapak, emb.. saya... Saya... Saya mau tanya sama bapak..."
"Silahkan Ruby apa yang akan kamu tanyakan?"
Awalnya aku bingung harus memulai dari mana, soal gadis itu dulu atau pak Karyo... Tapi siapa nama gadis itu...?"
"Heemmbbhm...."
Ku hirup nafas dalam-dalam dan mulai bertanya pada beliau.
"Maaf pak... Apakah pak Karo penjaga kebun di sekolah kita itu mempunyai seorang anak gadis dan dulu sekolahnya di sini"
"Iya... Namanya Bella, dia adalah bintang di sekolah ini, dia pendiam tapi sangat cerdas, banyak penghargaan yang dia raih dalam lomba di setiap mata pelajaran. Matematika, fisika biologi dan kimia, dia nilai rata-ratanya 9. Tapi..."
"Tapi kenapa pak...? Dia menghilang secara misterius bukan?"
Kulihat ekpresi pak kepala sekolah begitu kaget dengan jawabanku.
"Ruby... Bagaimana kamu bisa tau... Sedangkan ini terjadi sudah 7tahun yang lalu.
"Bella tidak hilang... Dia dibunuh pak... Jenazahnya sudah berubah menjadi kerangka ada di belakang sekolah kita..." kataku tanpa ragu lagi.
Pak kepala sekolah semakin kaget saja.
"Ruby... Maksut kamu apa...?"
"Bapak boleh percaya boleh juga tidak, tapi hantu yang ada di sekolaha ini itu adalah kak Bella, dia ingin jenazahnya dimakamkan secara layak pak, atau kejadian kesurupan masal beberapa tahun lalu kembali terjadi di sini"
"sebentar Ruby, kamu tau dari mana soal Bella pak karyo dan tentang dia di bunuh?"
"Percayalah pak, saya memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh banyak orang, dan saya juga tidak ngarang, ayolah pak lapor polisi kita gali tempat itu untuk membuktikan kebenaran cerita saya tadi..."
"Iya iya saya akan segera lapor polisi, tapi Ruby... Apakah kamu tau siapa pelaku pembunuhan Bella?"
"5 anak geng gadis anak orang kaya yang membenci Bella pak, mereka sering di hukum karna tidak mengerjakan pr"
"Tak salah lagi... Pasti mereka Risma, tika, Ela , Novi dan Mona..."
"Yasudah ayo kita segera lapor polisi biar semuanya segera terselesaikan"
Ajak pak kepala sekolah, dan kami berduapun segera pergi kekantor polisi terdekat untuk melapor dan mengadakan penggalian untuk menyelidiki.