Chereads / Hero Alliance / Chapter 10 - Chapter 10 : Ardgu, Makhluk Tanpa Kekalahan (2)

Chapter 10 - Chapter 10 : Ardgu, Makhluk Tanpa Kekalahan (2)

Kelemahan Ardgu telah diketahui oleh para Hero. Ini merupakan kesempatan yg bagus untuk mengalahkannya. Benar, mengalahkan salah satu dari empat jendral Lord Irits.

"Tidak mungkin.. Salah satu tubuhku yg tak terkalahkan, terbunuh?" ucap Ardgu yg masih tidak percaya salah satu tubuhnya terbunuh.

"Melihat ekspresimu, sepertinya ini merupakan kekalahan pertamamu."

"Kau..! Makhluk tak berguna.. Akan kupastikan, aku akan menggantung kepalamu di kapal luar angkasa kami sebagai pajangan!" ucap Ardgu kepada Shota.

Bluuss.. Bluss..

Keempat Ardgu yg terpisah kini kembali bersatu. Dia mengerang seperti akan terjadi sesuatu yg mengerikan. Tubuh Ardgu yg sudah menyatu sekarang memiliki tinggi empat meter. Tapi bentuknya menjadi lebih berotot dan lebih besar. Aura membunuhnya menjadi lebih kental daripada sebelumnya.

"Ini.. Aura membunuhnya.."

"Menjijikan.."

Para Hero yg merasakan aura membunuh Ardgu merasa mual. Ardgu mengambil langkah pertama untuk menyerang, sementara para Hero bersiap untuk menahan serangannya. Ardgu menjadi lebih cepat dari sebelumnya dan sekarang berlari kearah Saibo yg baru pulih.

"Saibo!"

Teriak yg lain tapi sudah terlambat karena tubuh Saibo sudah terkena tusukan tangan Ardgu. Saat tertusuk, Saibo mengangkat tangannya dan memotong tangan Ardgu dengan tangan kosong yg membuatnya bisa lepas. Tapi Ardgu kembali menyerang Saibo dengan tangan satunya yg membuat tubuh Saibo terpisah menjadi beberapa bagian.

"Gehahaha.. Sepertinya itu akan membuatnya mati sekarang," ucap Ardgu dan tangannya yg terpotong sudah tumbuh kembali.

"Kau benar-benar bersenang-senang ya, sialan?" ucap Lightning Mask.

Techno-Man mengarahkan pistol yg memiliki bentuk futuristik ke arah Ardgu. Dia membidik kearah lehernya.

Psyuu.. Psyuu..

Dua tembakan kearah leher Ardgu yg membuat Ardgu mencoba menangkisnya. Tapi saat di udara, pelurunya memecah menjadi bola-bola besi kecil yg berisikan mesiu. Bola-bola besi tadi berhasil menempel ke leher dan dada Ardgu.

Bledaarrr.. Daarrr.. Darrr..

"Sekarang!" Teriak Techno-Man.

Zrruutt..

Shota membuka lubang dimensi seukuran tubuh Ardgu, sementara Lightning Mask melesat dengan cepat kearah tubuh Ardgu dan langsung mendorongnya ke dalam lubang dimensi itu.

"Tidak akan kubiarkan!"

Kepala Ardgu menguap lebih cepat dari sebelumnya yg membuat tubuhnya sudah pulih secara sempurna dengan sangat cepat. Ardgu kemudian dapat menghindari lubang dimensi itu.

"Sial, kepalanya menguap lebih cepat dari yg sebelumnya," ucap Shota.

"Oi, kau yg memakai topeng," Ardgu berbicara kepada Lightning Mask.

"Sepertinya kau yg paling cepat diantara yg lainnya. Sebaiknya kau imbangi kecepatanku atau kau akan mati."

"Diamlah dan buktikan kepadaku."

"Heh!" Ardgu yg sekarang bergerak melebihi kecepatan manusia biasa. Tapi gerakannya masih bisa terlihat dengan jelas oleh Lightning Mask.

"Terlalu lambat. Teknik Petir : Raishin no Shukufuku."

Lightning Mask mengalirkan kekuatan petirnya ke seluruh otot-otot di dalam tubuhnya yg membuat penglihatan dan pergerakannya menjadi jauh lebih cepat dari sebelumnya.

Syiing.. Bzztt.. Syiing..

Pertarungan antara mereka berdua yg melebihi kecepatan manusia biasa. Shota dan yg lainnya hanya bisa terdiam dan terkagum dengan pertarungan mereka berdua.

"Hebat," puji Shota.

"Jangan lengah, kita harus tetap fokus. Kita mungkin tidak bisa mendekatinya sekarang, tapi pastikan kita siap jika pertarungan mereka berakhir," ucap Techno-Man.

Sepuluh menit telah berlalu, tapi pertarungan itu belum menunjukkan ada pemenangnya. Lightning Mask dan Ardgu masih saja bertarung.

Bzzt..

"Teknik Petir : Raishin no Muken."

Lightning Mask menciptakan dua belati petir yg dipegang secara terbalik dan kemudian melesat kearah Ardgu sambil berputar di udara. Ardgu mengetahui jurus ini dan berhasil menangkap tangan Lightning Mask dan memukul topengnya sampai terpental ke arah Shota dan yg lainnya.

"Gehaakhh!"

Shota dan yg lainnya bergegas ke arah Lightning Mask untuk membantunya berdiri.

"Apa kau tidak apa-apa?" tanya Shota.

"Buka lubang dimensinya lagi," ucap Lightning Mask dengan topeng retak yg memperlihatkan matanya saja.

"Kenapa?"

"Cepat buka sekarang! Dan taruh disamping makhluk itu!"

"Ba-baiklah.." ucap Shota yg langsung membuka portal miliknya.

"Gehahaha.. masih mau memakai cara yg sama? Eh..?!" Ardgu tiba-tiba terlutut dan muncul percikan-percikan petir di tubuhnya, "Tu-tubuhku.. tidak bisa bergerak?"

"Kenapa dia tidak bisa bergerak?" tanya Techno-Man.

"Itu adalah efek teknik petir ku yg tadi. Techno-Man, kau harus mengorbankan satu robotmu untuk masuk ke dalam portal dimensi bersama dengannya."

"Aku mengerti."

"Sekarang, aku sudah melemahkannya. Sisanya kuserahkan padamu, SAIBO!!"

"Eh..?!"

Craasshh..

Kepala Ardgu tiba-tiba telah terpisah dari tubuhnya. Seseorang telah memotongnya dari belakang, dan itu adalah Saibo.

"Kurang ajar! bagaimana bisa kau masih hidup?!"

"Kan sudah kubilang, ini baru permulaan," ucap Saibo dengan tubuh yg belum beregenerasi dengan sempuna.

"Tapi, tetap saja, tubuhku akan terus tumbuh dan tumbuh. Kalian tidak akan.."

"Kenapa?" ucap Lightning Mask dengan sedikit nada mengejek.

"Aku.. tidak bisa menguap?! Ba-bagaimana bisa?!"

"Sekarang! Techno-Man!"

Salah satu robot Techno-Man dengan cepat langsung menuju ke tubuh Ardgu. Setelah sampai, dia memeluknya dan membawanya ke dalam portal dimensi buatan Shota.

"Aku.. kalah?" ucap kepala Ardgu yg sedikit demi sedikit menguap menjadi abu.

"Ya, ini kemenangan kami, kemenangan makhluk bumi," ucap Lightning Mask yg masih meringis kesakitan.

Zrruutt..

Shota kemudian menutup lubang dimensi itu. Saibo dengan tubuh yg masih belum beregenerasi dengan sempurna datang menghampiri Hero yg lainnya.

"Yo."

"'Yo' matamu, lihat tubuhmu itu, sialan," ucap Shota dengan nada sedikit kesal.

"Pfft.. maaf, maaf. Tapi tenang saja, aku tidak apa-apa, kok."

Para Hero berhasil mengalahkan salah satu dari empat jendral terkuat milik Lord Irits. Rasa senang yg mereka rasakan hanya sesaat, karena mereka tau perjuangan mereka belum berakhir.

Bersambung...