Keadaan Java City sekarang benar-benar sudah hancur lebur. Gedung-gedung yg tadinya berdiri tinggi sekarang hanya menyisakan puing-puing bangunan tak berharga. Jalanan yg sudah rusak parah dipenuhi dengan api dan asap yg berasal dari kendaraan yg terbakar. Benar-benar keadaan yg tidak pernah dibayangkan akan menimpa Java City sebelumnya.
Delapan orang Hero kini sedang bertarung melawan ratusan pasukan alien. Walaupun hanya berdelapan, para Hero berhasil menumbangkan sebagian monster yg menyerang. Melihat keadaan itu, Lord Irits memerintahkan para jendralnya untuk turun ke bawah bergabung dengan para bawahan.
"Ardgu, Cida, Kine. Pergilah ke bawah dan bantulah para pasukan Siruva melawan kedelapan makhluk terra tersebut. Jika kalian berhasil mengalahkan mereka semua, cepatlah naik kembali dan kita akan menghancurkan permukaan planet ini," ucap Lord Irits memerintahkan para bawahan terkuatnya.
"Kekeke.. dengan senang hati, Lord Irits."
"Saya akan segera kembali."
"Bunuh. Bunuh mereka semua. Hancurkan. Demi Lord Irits. Bunuh semuanya."
Kine, Cida, dan Ardgu akhirnya turun dari kapal luar angkasa dan membantu menghadapi para Hero. Para pasukan Siruva kemudian sedikit menahan serangannya agar para jendral bisa menghadapi para Hero secara langsung.
Saat ini Saibo, Shota, Ryuzaki, Mei, Lightning Mask, dan Big Bro berhadapan langsung dengan para prajurit terkuat dari kapal luar angkasa ini.
"Jadi kalianlah yg paling kuat?" tanya Ryuzaki.
Hawa membunuh dari mereka bertiga sangat terasa tapi para Hero seperti tidak terintimidasi olehnya.
"Kekeke.. Begitu pula dengan kalian, meskipun kalian masih lebih lemah dari kami."
Zrruuut.. Crrasshh..
Tiba-tiba, sebuah lubang dimensi tercipta di bawah kaki kanan Ardgu yg membuatnya kehilangan keseimbangan dan langsung tertutup membuat kaki kanan Ardgu terputus.
"Hah, berisik sekali. Bisa langsung kita mulai saja?" ucap Shota sambil mengorek-ngorek telinganya.
"Makhluk kurang ajar. Tidak berguna. Bunuh dia. Cepat bunuh dia."
Bluuss.. Bluuss..
Ucap Ardgu yg kemudian membelah dirinya menjadi lima. Kakinya yg tadi putus sudah kembali beregenerasi. Kelima Ardgu itu langsung berlari kearah Shota yg membuat para Hero mundur kebelakang untuk melindungi Shota.
"Gahahaha.. Kubunuh kau!" ucap lima Ardgu itu secara bersamaan.
Saat salah satu Ardgu itu ingin meraih badan Shota, Lightning Mask langsung membelah tangannya menggunakan petir yg dimodifikasi menjadi pedang.
"Kalian urus mereka berdua! Aku, Saibo, dan Shota akan mengurus kelima monster ini!" ucap Lightning Mask.
Sekarang tinggal Ryuzaki, Big Bro, dan Mei yg sedang waspada dengan Kine dan Cida.
"Kalian berdua urus yg berwajah katak. Aku akan mengurus yg mempunyai tentakel," ucap Ryuzaki.
"How.. sepertinya Ardgu sudah mulai bersenang-senang.."
Syuuushh..
Sebuah anak panah dilesatkan kearah wajah Cida namun dapat dengan mudah ditangkap oleh tangannya yg besar itu.
"Baiklah, kuserahkan yg satunya kepadamu, Ryuzaki," ucap Mei yg sudah siap dengan anak panah berikutnya.
"Hei, anak kecil, tidak sopan jika menyerang saat seseorang sedang berbicara," ucap Cida yg langsung mematahkan anak panah yg dipegangnya.
"Sekarang aku harus tenang dan setelah itu seRANG!" ucap Big Bro yg langsung melesat kearah Cida.
Big Bro melancarkan serangan bertubi-tubi kearah Cida namun masih dapat dihindari dengan mudah dan kemudian menyerang kembali yg kemudian membuat Big Bro mundur.
Mei langsung melesatkan dua anak panah tanpa suara secara bersamaan yg mengarah ke kepala Cida, namun dengan sedikit gerakan Cida dapat menghindarinya.
"Hei, ayolah, serang aku dengan benar."
"Cih!"
***
Ditempat Ryuzaki dan Kine, mereka masih belum memulai pertarungannya. Mereka hanya menjaga jarak saja sambil mengobrol.
"Sebenarnya apa yg kau inginkan dari planet ini? Menguasainya?"
"Kekeke.. kami berkeliling dari planet ke planet bukan untuk hal yg kuno seperti itu.. Jadi, kau ingin tahu?"
Ryuzaki hanya diam mendengarkan pertanyaan dari Kine.
"Kami ingin bersenang-senang, menghancurkan satu planet dan planet lainnya. Itu merupakan sebuah kepuasan batin bagi kami semua. Dan juga, kami ingin mencari lawan yg sepadan bagi Lord Irits."
"Lord Irits? Siapa itu? Apa dia seperti pemimpinmu atau semacamnya?"
"Ya.. Dia itu lebih kuat dari semua makhluk yg ada di alam semesta ini. Kalian harusnya bersyukur karena bisa merasakan kekuatan dari Lord Irits. Kalian adalah mangsa yg empuk untuk membuat lord Irits menjadi lebih kuat lagi."
"Hehe.. Bersyukur? Kau pasti bercanda, kan?"
"Aku tau kau akan bilang begitu, sekarang rasakanlah kekuatanku!"
"Tidak! Kau yg rasakan!"
Ryuzaki dan Kine menyiapkan sebuah serangan kearah masing-masing dari mereka berdua. Tapi keduanya berhasil menghindari serangan tersebut.
"Hoi, kalau mau menyerang dari depan, sialan," ucap Ryuzaki.
"Kekeke.. Kau lucu juga untuk makhluk kecil yg memiliki mulut besar."
Para Hero sedang melawan musuhnya masing-masing. Mereka bekerja sama untuk menyelamatkan planet bumi dari kehancuran. Tapi, yg paling kuat dari masing-masing kubu belum ikut dalam pertempuran.
Bersambung...