Chereads / POWER HOLDER'S / Chapter 5 - KECUPAN!

Chapter 5 - KECUPAN!

Jack benar-benar menyantap habis masakan yang dibuat Karina. Sebenarnya di rumah itu sudah ada Chef yang memasak untuknya. Namun entah mengapa masakan Kirana dengan bumbu desa itu, membuat Jack seakan terhipnotis dengan cita rasa nya.

Karina turun dengan membawa nampan dan piring kotor bekas mereka makan. "Nona, apakah makanan nya di buang oleh Tuan Jack?" tanya Emily.

Kirana menggeleng. "Dia menghabiskan nya Nyonya Emily. Sepertinya lapar!"

Mendengar jawaban Karina membuat Nyonya Emily dan asisten rumah tangga lainnya saling menatap. Ini untuk pertama kalinya Tuan Muda nya yang kasat itu makan sebanyak itu.

Karina melihat supir Han yang berdiri di depan rumah, ia kemudian menghampirinya. "Tuan Han?" Karina membuat lelaki itu hampir loncat karena kaget.

"Karina! Ada apa?" jawabnya, wajah tampan Han membuat Karina terpesona pada lelaki yang selalu bersikap sopan padanya itu, walaupun dengan nada datar yang dingin.

"Aku memutuskan tinggal disini sampai Tuan Jack menemukan Kakak Dave."

Han tampak kaget mendengar itu. "Apa yang dikatakan Tuan Muda?" tanya nya.

"Dia akan menemukan Dave untukku, syaratnya aku hanya perlu menuruti perintahnya."

Han merekatkan giginya, tampak rahang nya menahan amarah. Jack rupanya tidak main-main dengan ucapannya ingin bersenang-senang dengan Karina.

"Apa kamu mempercayai nya?" tanya Han.

Karina menatap mata Han seolah menemukan tanda tanya besar di dalamnya.

Jack turun dari lantai dua, ia sudah memakai baju rapih. Ia melihat Karina yang sedang mengobrol serius dengan Han! "Karina!" Teriaknya.

Karina langsung kaget, ia tidak tahu mengapa Jack sampai membentaknya. "Apa yang kamu lakukan disana?" tanya Jack, ia berdiri di tangga setelah menghentikan langkahnya, sembari mengancingkan kemeja yang dikenakannya.

Balutan kemeja hitam slimfit itu membentuk tubuh Jack dengan indah.

"Aku hanya mengobrol sebentar, apa Tuan memanggilku?" Karina berjalan menghampiri Tuan mudanya.

"Jangan pernah melangkahkan kaki melewati ambang pintu itu, mengerti?"

Karina merasa Jack keterlaluan dalam memperlakukan kehidupannya. Walau mereka sudah berjanji akan bekerja sama, tapi membatasi langkah nya sungguh di luar dugaannya.

"Baik Tuan! Maaf." Hanya itu yang keluar dari mulut Karina.

"Masuk, aku akan pergi ke kantor! Jika kamu perlu apa-apa minta tolong pada Nyonya Emily."

Jack kemudian keluar dan masuk ke mobilnya. Han mengekor dan menutup pintu mobil setelah Jack masuk.

Kedua lelaki itu pergi menuju perusahaan. Karina menarik nafasnya panjang-panjang. "Ah, aku akhirnya bisa menghirup udara yang bersih, rumah ini seketika menjadi penuh oksigen begitu Jack pergi." lirih Karina.

"Nona, apa ada yang bisa di bantu?" tanya Nyonya Emily mengagetkan nya.

"Tidak ada Nyonya, aku ingin berkeliling di rumah ini apakah boleh?" Kirana ingin tau ada apa saja di rumah mewah milik keluarga Jack ini! Mengingat lebarnya yang tidak kira-kira jika dilihat dari luar.

"Tentu saja, saya akan menemani Nona karena Tuan Jack menyuruh saya menjaga Nona."

Kirana mengerti, Jack sepertinya menganggap ia akan kabur. Mereka kemudian berkeliling sembari berbincang.

Halaman belakang rumah itu terdapat pacuan kuda. "Nyonya, apakah Tuan Jack berkuda disini?" tanya Kirana, wajah antusias nya tak bisa ia sembunyikan.

"Iya! Dia tidak pernah keluar sedari kecil selain belajar. Temannya hanya Han saja dan kuda-kuda ini."

Ah ternyata orang kaya juga belum tentu bebas bepergian dan bermain di masa kecilnya, pikir Karina.

"Kemudian dimana keluarga Tuan Jack?" Karina akhirnya membuka pertanyaan inti.

"Ibunya meninggal ketika Tuan muda masih kecil dan Tuan besar menikah lagi dan memiliki beberapa anak dengan istri barunya."

"Apakah keluarga nya tidak tinggal disini?"

"Tidak, ini rumah baru! Tuan muda sendiri yang ingin membuat rumah ini ketika berusia remaja. Setelah ia mengetahui Ayahnya menikah lagi dan membawa istri baru dan anaknya ke rumah, Tuan muda ingin tinggal di tempat yang berbeda."

Karina mengangguk paham. Rupanya kehidupan Jack juga sedikit kontroversi.

"Saya harap Nona Karina tidak membuat Tuan Jack marah. Kita tidak tau apa yang akan di perbuatannya."

Mendengar ucapan Nyonya Emily, Karina sadar betul sosok Jack yang memang berbahaya.

Jam menunjukan pukul 4 sore, Karina sudah makan sendirian. Meja besar itu sangat terasa hampa karena ia melihat hamparan makanan. "Nona kenapa?" tanya Emily melihat Karina sedih.

"Aku rindu Ayahku!" jawabnya.

"Nona harus sehat, agar tidak membuat Ayah Nona khawatir."

Karina mengangguk, ucapan Emily sedikit memberikan nya ketenangan.

Jam terus melaju, gadis itu menatap rumah megah itu dari pojok ke pojok sungguh sangat sepi. Waktu menunjukkan pukul 9 malam, Karina sampai tertidur di sofa ruang tamu saking bosan nya.

Jack pulang dari kantor. Begitu ia membuka pintu ia terkejut melihat Karina tertidur disana. Tanpa aba-aba ia menggendong gadis itu di pangkuan ny dan membawanya naik ke lantai dua. Ia lagi-lagi membawa Karina ke kamarnya.

Jack hanya merebahkan tubuh gadis itu di ranjang, kemudian menutupi tubuhnya dengan bad cover yang senada dengan seprainya itu.

Jack memasuki kamar mandi, membersihkan diri dan berganti pakaian. Ia melihat Karina yang tak berubah posisi, menandakan gadis itu benar-benar tertidur pulas.

Lelah badannya benar-benar tidak bisa ia tahan lagi, sakitnya sangat terasa sekujur tubuh.

Jack kemudian merebahkan diri di samping Karina, ia terlelap begitu saja. Keduanya tidur tampak nyenyak.

Ditengah malam keduanya saling menggeliat, merubah posisi tidur mereka menjadi sangat dekat. Mereka menjadi saling berhadapan, kemudian menggeliat lagi dan Karina yang menelungkup kan wajahnya di dada Jack! Kemudian Jack yang memeluk gadis itu.

Di pagi hari Jack terbangun lebih dulu, ia melirik ke arah dadanya yang memang terasa ada yang mengganjal. Ia melihat Karina berada di pelukannya. Gadis itu tidur pulas sekali. Jack menyelipkan rambut yang menghalangi wajah gadis itu dan menyelipkan ke belakang telinganya.

"Dia manis juga!" Bibir Jack tiba-tiba mendarat di kening Karina, sebuah kecupan yang entah datang dari mana itu membuat Jack terdiam sejenak.

"Apa yang aku lakukan?" lirihnya lagi, kini ia menatap langit-langit kamarnya.

Ia benar-benar kehilangan kesadaran saat mengecup kening Karina tadi, itu terjadi begitu saja. Tiba-tiba Karina melenguh, Jack yang tidak tau mau berbuat apa itu, ia akhirnya memejamkan matanya.

Karina meregangkan tangannya, dan meraba-raba tubuh Jack dengan mata tertutup. Kemudian matanya terbuka pelan-pelan, ia tersadar itu tubuh seseorang, begitu sedikit menengadah gadis itu kaget karena Jack lah pemiliknya.

"Ah, kenapa aku disini!" Teriaknya.

Jack kemudian membuka matanya, seolah-olah dia lah yang terakhir bangun. "Kenapa berteriak padahal masih pagi." lirihnya dengan gaya baru bangun tidur.

Karina bangkit dan mundur dari ranjang itu, sampai ia terjatuh ke bawah. Dug, suara tubuhnya membentur lantai. "AW! ucapnya.

Jack kaget dan menghampiri Karina dari atas ranjang. Ia menatap wajah gadis itu yang meringis kesakitan.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Jack.

Karina menahan rasa sakitnya, juga malu yang tiada Tara. Walau ia sudah pernah menghabiskan waktu dengan Jack, tetap saja, memeluk lelaki itu tidak ad dalam kamus kehidupannya.

"Jangan melihatku, aku malu!" Karina menangis dengan menutup wajahnya dengan kedua tangan. Ia menangis dengan posisi masih tidur di lantai.

Jack tersenyum melihat kelakuan gadis itu, entah mengapa keunikan Karina sering mengguncang kan diri Jack yang sangat ketat aturan itu.