Satu minggu berlalu, Jack baru menyadari bahwa Sarah tidak pernah menampakan diri dihadapan nya sejak kejadian itu.
"Dimana Sarah Nyonya?" tanya Jack pada nyonya Emily.
"Dia di kamarnya Tuan!"
"Semenjak aku berbicara dengannya tentang Dave, dia tidak menemui ku lagi!" sela Karina yang kini duduk di samping Jack di meja makan.
"Kakak mu?" Jack tampak kaget.
"Mengapa, em aku sudah berbaikan dengannya jangan khawatir!"
Jack terdiam, ia takut sekali Sarah akan berbicara semuanya pada Karina.
"Apakah kamu mau ikut ke kantorku mulai sekarang?" tanya Jack.
"Aku?"
"Ya!"
"Mengapa?"
"Aku sulit fokus jika kamu jauh dari penglihatan ku."
Karina tersedak begitu ia akan meminum minumannya.
Perasaan Jack sedikit kawur karena Karina kembali dekat dengan Sarah. Ia juga merasa bahwa Sarah sudah mengetahui tentang Karina, hal itu membuatnya semakin sakit kepala.
Karina tidak menolak selain menuruti kata-kata Tuan yang kini menjadi kekasihnya itu.
Hari berlanjut Karina terus ikut ke kantor Jack, tak jarang ia menjadi bahan gosip di kantor dan sampai ke telinga Tuan besar yang tidak lain adalah Ayah Jack.
Karina juga makan bersama Han dan Jack di kantin perusahaan, kedekatan mereka membuat semua karyawan perempuan itu karena bisa berdekatan dengan kedua pangeran sekaligus.
Tiba-tiba di tengah makan Karina merasa mual dan tidak bisa menerima makanan yang ia sendok an ke mulutnya.
"Karina! apakah kamu baik-baik saja? apakah makanan ini mengandung udang, alergi mu kambuh?" Jack tampak sangat khawatir.
"Tidak, ini bukan udang perutku sedikit sakit sampai ulu hati!" jawab Karina sembari menutup mulutnya dengan satu tangan sedangkan tangan lainnya ada di perutnya.
Jack langsung memangku Karina saat itu juga dan menyuruh Han menelepon Dokter pribadi mereka.
Namun Karina meminta pulang saja, ia merasa tidak enak badan.
Sema pasang mata menatap mereka. "Jack, aku bisa berjalan sendiri!" lirih Karina di pangkuan kekasihnya itu.
"Kamu tidak bisa, sudah jelas kamu sakit."
Karina hanya diam, bahkan dari lantai mereka berada, Jack tidak menurunkan Karina sama sekali, ia menggendong sampai ke mobil sampai semua orang di lobby juga melihat adegan mesra itu.
Mereka pulang ke rumah, sementara Han menelpon Dokter untuk segera menuju mansion milik Jack.
Sesampainya di sana Jack kembali memangku Karina, sampai ke lantai dua dan membawa gadis itu ke kamarnya.
Semua pegawai menatapnya juga, tak terkecuali Sarah!
"Jack aku tidur di kamarku saja,"
"Kamu bisa tidur disini, aku khawatir kamu memerlukan sesuatu."
Raut wajah Jack tampak sangat mengkhawatirkannya, Karina pun hanya memejamkan matanya sembari menunggu Dokter datang.
Setengah jam kemudian, Dokter pribadi yang selalu siap datang saat di hubungi jam berapapun itu kini sudah berada di ruangan Karina, beserta Nyonya Emily dan beberapa pegawai yang membawakan air hangat untuk kompres Karina.
Tampak mereka antusias melihat penampakan kamar Jack, karena memang ini area terbatas yang hanya bisa di masuki beberapa orang yang dipercaya Jack.
Dokter mulai mengeluarkan peralatan nya guna mendeteksi keadaan tubuh Karina! Karina mengeluh di area perutnya, kemudian setelah beberapa saat Dokter juga menyentuh pergelangan tangan gadis itu.
"Siapa namamu Nona?" tanya Dokter itu, karena baru pertama kali melihat Karina.
"Karina!" jawabnya.
"Selamat anda sedang mengandung, untuk mengetahui jelas silahkan datang ke rumah sakit agar lebih pasti untuk melihat perkembangan bayinya!" ucap Dokter.
Jack membelalakkan matanya, ia menatap mata Karina yang membulat dan juga menatap mata semua orang bergantian.
Nyonya Emily tampak sangat terkejut dan segera menyuruh semua pegawai keluar dari kamar itu dan Dokter itupun pamit pulang.
Karina menatap wajah jack dengan seksama, ia masih tak percaya apa yang di dengarnya.
Jack meraih tangan Karina sembari duduk di samping gadis itu. "Aku benar-benar tidak percaya akan memiliki seorang anak, ini diluar dugaan ku."
Karina melihat reaksi Jack yang tampak sangat bahagia, ia juga tak menyangka akan seperti itu.
"Apakah kamu senang?" tanya Karina.
"Tentu saja! this my child."
Jawaban Jack sontak membuat Karina terharu.
Kabar itu sudah terdengar oleh Sarah di lantai satu, ia hampir kehilangan keseimbangan karena informasi ini. Kemudian ia berlari keluar, diikuti Han dari belakang.
"Mengapa kamu menangis? apa karena Jack?" tanya Han dengan nada suara seperti biasa tanpa ekspresi.
"Tidak, aku tidak membencinya! Bagaimana laki-laki itu tidak berprikemanusiaan, kenapa harus Karina jika dia tahu dia adik Dave."
Mendengar ucapan Sarah, Han langsung kaget. "Apa kamu mengetahuinya?" tanya Han.
"Seharusnya kamu memberi tahu aku, agar aku tak menyakiti gadis itu!"
"Kami kemari untuk mendapatkan Jack kembali?"
"Aku kemari untuk menghancurkan nya."
Han tercengang mendengar itu. "Tetapi jika aku melakukannya Karina dan bayinya akan terluka seketika."
Han kini juga harus memikirkan keadaan Karina yang sedang hamil, Jack benar benar membuat keadaan semakin kisruh.
Diantara semua kebingungan, kedua sejoli itu malah senang mengelus perut Karina.
"Jack bagaimana jika anak kita lahir dan kita belum menikah?" tanya Karina.
"Aku akan menikahi mu sesegera mungkin!"
Karina tersenyum mendengar penuturan Jack.
Keesokan hari kabar kehamilan itu sampai ke telinga Tuan besar. Hingga membuatnya datang ke kediaman Jack setelah sekian lama.
Ia langsung masuk ke ruangan utama, dan memanggil semua orang.
"Kemana Jack Emily?" tanyanya.
"Dia ada di kamarnya Tuan!"
Mendengar berisik di bawah membuat Karina terbangun lebih dulu, dan langsung turun kebawah. "Ada apa Nyonya?" tanya Emily pada Emily.
"Apakah kamu Karina?" tanya Ayah Jack.
Karina mengangguk dan melangkah kedekat nya.
Plak suara tamparan langsung meluncur di pipinya. Pemandangan itu membuat Sarah dan semua orang kaget.
Jack tidak sengaja melihat kejadian itu dan langsung berlari ke lantai satu
"Ayah, berani nya kau menampar kekasihku!"
"Kamu membentak ku? bagaimana bisa kamu menghamili seorang pembantu di rumahmu Jack! Dia hanya pembantu."
"Hentikan Ayah, dia adalah ibu dari anakku nanti jangan menyentuhnya.''
"Berani sekali kamu seperti ini, lihat mantan kekasihmu kamu tampung disini sekarang kamu menghamili pembantu mu, bukankah kamu memulai kehancuran?"
"Lalu bagaimana Ayah akan meminta maaf pada ibu atas perselingkuhan dengan karyawan pabrik kita?" ucap Jack.
Kini ayahnya menampar wajah Jack, membuat Karina sontak kaget.
"Hentikan ocehan mu, kita berbeda!"
"Bagaimana kita bisa berbeda sedangkan aku darah dagingmu!" Jack menyentuh pipinya yang sedikit sakit karena tamparan ayahnya.
"Mulai sekarang buat janji ketika ingin mengunjungi rumahku, jangan sembarangan masuk apalagi menyentuh istri ku!"
Jack memegang tangan Karina. Kemudian menoleh pada nyonya Emily. "Nyonya, suruh penjaga di depan melapor dulu kedalam setiap ada tamu termasuk Ayahku!" ucap Jack dan berlalu menaiki tangga sembari memegangi tangan Karina.