Chereads / Sexy Husband / Chapter 13 - Flashback

Chapter 13 - Flashback

Flashback

Author Pov

Setelah puas bermain-main dengan pria itu hingga mati Shui menyuruh pengawalnya memasukkan pria tadi ke dalam bagasi mobil tempat pengawalnya yang mati.

Shido memberikan air pada tuannya lalu dia meminum dan mencuci mukanya, tidak lupa juga Shido memberikan handuk untuk membersihkan wajah Shui.

Dia pun memasuki mobil dan kaget melihat Mirai tidak ada di mobil tersebut mukanya berubah menjadi merah, urat-urat di sekitar wajahnya muncul bahkan sampai leher dan tangannya juga.

"Di mana Mirai?!" Dengan suara lantang Shui langsung membentak semua pengawalnya.

"Dia ada di mobil, Tuan," jawab pengawal yang membawa Mirai masuk ke dalam mobil.

Shui melihat ke arahnya lalu menarik kerah baju dan menamparnya dengan begitu kuat.

Pengawal itu pun langsung jatuh ke tanah sambil memegangi pipinya, pria itu atau lebih tepatnya Shui tidak tinggal diam. Dia menarik pengawal itu lalu melemparkannya ke mobil yang dilihatnya tadi.

"Di mana dia? Kau sudah lihat ini kosongkan?" Dengan sekali tendang pria itu langsung pingsan, Shui menendang bokongnya dengan begitu kuat.

"Shido, cari perempuan itu sekarang jika dia kabur langsung bunuh saja tidak perlu takut." Setelah mengucapkan kata-kata tersebut dia langsung menaiki mobil dan meninggalkan tempat itu diikuti pengawalnya kecuali Shido dan Ayato.

Shido dan Ayato melakukan pencarian terhadap Mirai mereka mencari jejak yang membuktikan bahwa Mirai itu lari. Namun mereka menemukan jejak kaki yang cukup banyak dari arah mobil tempat mobil Shui parkir tadi.

Shido langsung memfoto jejak tersebut kemudian mengikuti jejak sedangkan Ayato menemukan pita baju Mirai yang terlepas di tumpukkan tanah. Ayato dan Shido yakin kalau Mirai dicuri oleh seseorang mereka mengikuti jejak kaki itu, tapi berhenti tepat di sebuah gubuk.

Dengan hati-hati mereka mendekati gubuk itu tidak lupa juga dengan pistol di tangan mereka masing-masing. Ayato mengintip ke jendela dan melihat ke arah kanan namun semuanya kosong kemudian dia melihat ke arah kiri dia menemukan seorang pria sedang berdiri dengan parang di tangan kanannya.

Dia pun tersontak kaget dan langsung mengalihkan pandangannya ke arah Shido, Shido tahu apa yang dilihat oleh Ayato. Shido dan Ayato pun pergi meninggalkan tempat itu menuju rumah Shui.

Sesampainya di rumah Shui, Shido dan Ayato menyampaikan penyelidikan yang dilakukan oleh mereka tadi. Reaksi Shui saat mendengarnya terlihat datar bahkan tidak ada reaksi marah atau pun senang.

Shui menyuruh Ayato dan Shido untuk kembali ke tempatnya. "Bagaimana dengan Mirai, Tuan?" tanya Shido saat Shui menyuruh mereka pergi.

"Biarkan saja aku tidak peduli dengan dia," balas Shui kemudian pergi.

"Apa Tuan yakin? Pesta pernikahannya tiga hari lagi bukan?" Shido merasa cemas dengan perkataan Shui. Ayato menundukkan kepalanya dan pergi meninggalkan Shido.

***

Ternyata di lain tempat Shui sedang menyiapkan rencana untuk menyerang gubuk itu. 'Anggota borse itu apa tidak merasa takut waktu kematian putri ketuanya itu?' batinnya dendam.

Di saat keadaan ini membuatnya terasa pusing dan marah, bahkan dia tidak tahu mau melampiaskannya kepada siapa, dia mendapatkan sebuah telepon dari nomor yang tak dikenal.

"Siapa yang berani menggangguku?!" gerutunya kesal, sambil mengangkat telepon itu.

'Apa kau Shui Sakamaki?' ucap seseorang yang ada di dalam telepon itu.

'Siapa orang ini berani menanyakanku seperti itu?!' batinnya. "Apa urusannya denganmu!" jawab Shui kesal.

'Apa kau tidak sayang pada istrimu ini?' ucapnya lagi. Seketika Shui langsung kaget, dia tidak menyangka bahwa penjahat itu datang sendiri mencarinya. Ibarat seperti mangsa masuk tanpa umpan.

"Umpan terperangkap sendiri," gumamnya sinis. "Apa maumu?" tanya Shui, seraya memandang teleponnya dengan tatapan mematikan.

'Wah, kau langsung ke intinya ya seratus juta. Harga yang sangat kecil bagimu bukan?'

"Baiklah," balas Shui. Hanya seratus juta saja, bagi Shui penjahat itu sungguh bodoh dalam dunia penculikan, seratus juta hanya bisa digunakan untuk bersenang-senang selama satu hari saja.

'Di taman asoka, kita akan melakukan barter di situ,' ajak pria itu dan Shui tersenyum miring.

Setelah telepon itu terputus, Shui melihat ponselnya. "Hm, dia berani memerintahku?" Dengan smirknya Shui melemparkan ponsel kemudian memanggil anak buahnya untuk menyiapkan uang sebesar seratus juta sesuai perintah pria itu.

Semuanya sudah siap, waktunya untuk berangkat. Saat Shui memasuki mobil telepon dari salah satu pengawal berbunyi. Shui melihat ke arahnya, pengawal itu mengangkat telepon, seketika dia memberikan telepon tersebut pada Shui.

Dengan sedikit ragu Shui menerimanya dan mendekat ponsel itu di telinga. 'Apa kau masih ingat aku? Hahaha ... tenang saja aku akan menjaga istrimu dengan baik dan akan memperlakukannya dengan baik, asalkan kau datang sendiri ke sini tanpa pengawalmu dan polisi,' ucap penjahat yang menelepon Shui tadi.

Setelah mendengar pernyataan dari pria itu, Shui langsung memutuskan hubungan dan memberikan ponsel itu kepada pengawal tadi. "Shido! Kurung dia di penjara bawah tanah." Perkataan Shui mengarah kepada pemilik ponsel itu.

Shui yang mengetahui sedikit kebenaran membuat pengawal tadi bergetar hebat. "Apa salahku Tuan?" pekiknya dengan sedikit takut.

Shui hanya melihatnya dan memberikan isyarat pada Shido, dengan cepatnya Shido menangkap pengawal itu dan memasukkannya ke penjara bawah tanah. "Aku akan pergi sendiri sesuai permintaannya Ayato," ucap Shui saat melihat Ayato mengikutinya dari arah belakang.

"Baik Tuan." Dengan badan yang sedikit membungkuk Ayato mengucapkannya.

"Ayato, pria tadi! Siksa dia sampai dia mengakuinya," perintah Shui kemudian pergi.

"Apa yang kau lakukan sehingga tuan menghukummu?" tanya Shido sambil memasukkannya ke dalam penjara. Pria itu hanya melihat Shido dengan tatapan layu, kemudian mengalihkan pandangannya ke arah dinding yang di sebelah kanannya.

"Shido!" panggil Ayato saat melihatnya telah memasukkan pria itu ke dalam penjara. Ayato langsung membisikkan kepada Shido apa yang diperintahkan oleh Shui, dengan wajah yang ceria Shido tersenyum mendengar perkataan Ayato.

"Kau urus dia, aku urus mayat yang dibagasi mobil. Selamat bersenang-senang." Ayato pergi meninggalkan Shido. Setelah meninggalkan penjara, Ayato langsung pergi ke garasi mobil dan membawa beberapa pengawal untuk membawa dua mayat yang mati di hutan tadi.

"Bawa mayat-mayat itu ke kandang buaya!" perintah Ayato langsung dilakukan oleh pengawal itu. Darah yang masih keluar dari kepala penjahat yang ditembak Shui tadi masih berwarna merah gelap, dan masih saja terus mengalir. Padahal orangnya sudah mati.

Sesampainya di kandang buaya. "Lempar mereka!" Dengan sangat cepat para pengawal itu melempar mayat yang dibawanya tadi. Satu menit setelah mayat itu memasuki kandang buaya, hanya tulang-belulang saja yang sisa, daging mereka habis dimakan oleh buaya yang kelaparan.