Chereads / RAHASIA DAN MIMPI NAN / Chapter 16 - PEMILIHAN PERAN (PART 2)

Chapter 16 - PEMILIHAN PERAN (PART 2)

Dan pertemuan selesai pada pukul 05.00 WIB. Nan dan Veo berencana makan makanan ringan di suatu tempat sebelum pulang. Mereka mampir di kafe & resto, memesan makanan ringan dan mengobrol. Mereka lega telah lolos dari acara hari ini. Jadwal selanjutnya akan diinformasikan oleh Taw. Itu adalah pembacaan naskah pertama, jadi semua pemeran harus hadir. Mungkin, akan terjadi dalam satu atau dua minggu.

Tidak mudah mengumpulkan semua pemain itu. Nan dan Veo akan memiliki sedikit waktu luang sebelum yang asli menyerang. Karena, jika semua pemeran dikonfirmasi, dan mereka membaca skrip pertama, itu akan jauh lebih melelahkan. Bahkan Nan dan Veo sudah mendapat izin cuti dari universitas untuk saat itu.

Setelah makan bersama Veo, Nan pulang. Dia menjatuhkan dirinya ke tempat tidurnya dan memeriksa teleponnya. Dia membuka Instagram-nya dan menggulir ke bawah untuk menjelajah. Dia menemukan foto Din dan dia ingat saat dia bersenang-senang dengan Din. Itu sangat menyenangkan dan tidak biasa. Dia tersenyum melihat wajah Din di foto itu dan teleponnya berdering. Itu Din. "Hah..?." Nan terkejut.

Nan memperbaiki suaranya dan mengangkat telepon. "Halo, Din?" dia berkata. " Oii Naaan ! Gue denger hari ini pemilihan pemeran, ya?" tanya Din. "Ya, kenapa? Mau tau siapa yang bakal jadi 'Rin'? Gak akan gue kasih tau juga sih." goda Nan. "Kenapa harus gue tanya? Gue udah tau tuhh." Din membual. "Oh ya?" tanya Nan. "Gue cuma pengen tau gimana kabar temen gue 2 minggu ini. Haha " ucap Din. "Wow, gue baru tau kalo pahlawan hari libur gue itu orang yang care gini, jadi baper hahaha." Nan menggoda Din sambil tertawa. Din tidak mengucapkan sepatah kata pun. "Din? Masih nelfon gak si? Halooo" tanya Nan. "Ya-iya ..." Dia terdengar gagap. "Kenapa lo tiba-tiba gagap?" tanya Nan. "H-hah?! Enggak kok! ...." Dia langsung menutup telepon.

Nan bingung dan berpikir "Apa gue salah ngomong? Kayaknya enggak deh. Gue cuma ngejek dia sedikit. Mood swing kali ya??". Din tidak menelepon balik dan Nan mulai khawatir. Dia meneleponnya malam itu dan Din tidak mengangkatnya. Nan mencoba lagi dari waktu ke waktu keesokan harinya, tetapi Din masih mengabaikan panggilannya. Nan berpikir pasti ada sesuatu yang membuatnya marah dan mengabaikan panggilannya. Jadi, Nan memutuskan untuk meminta maaf jika mereka bertemu di gedung kantor.

-Sudut Pandang Din

Din kaget dan dia sengaja menutup telepon karena merasa malu. Din tidak bisa meluruskan pikirannya, dia terus mengingat apa yang dikatakan Nan melalui telepon. " Arrghh ... Kok dia bisa ngomong hal kayak gitu sihh??" Din teriak dalam diam sambil menjambak rambutnya. Dia tidak bisa tidur karena rasa malunya. Dia melihat Nan menelponnya lagi tetapi, dia terlalu malu untuk mengangkatnya. "Maaf ya, Nan. Kali ini, Ini salah lo." kata Din. Dia terus mengabaikan panggilannya. Dia menyadari bahwa dia menyukai Nan lebih dari yang dia kira. Setiap kali nama Nan muncul di teleponnya, dia hanya bisa mengingat kata-kata Nan,

"pahlawan hari libur gue itu orang yang care gini, jadi baper."

Din sudah terpukul dengan "pahlawan hari libur gue" sebelumnya dan sekarang dia menambahkan, "baper/bawa perasaan". Ini terlalu berlebihan untuk Din.