"Guys!! Kalian ud…?!" Tap dan Veo menerobos masuk. "... ah baikan?" Tap menyelesaikan kalimatnya dengan wajah yang kebingungan. Dia bisa melihat situasinya. Nan berdiri tertegun, sementara Din melepaskan sentuhannya dari Nan dan bergerak jauh ke sudut ruangan, menghadap ke dinding. Veo menahan tawanya di belakang Tap dan bertanya, "kita kembali lagi nanti aja apa gimana nih?". Nan menatap tajam pada Veo. "Kayaknya enggak, pfft ..!" Veo menjawab sendiri. Tap menusuk Veo dengan sikunya dan menangani situasinya. "Yah, gue rasa masalah kalian udah selesai. Kita makan didepan yuk!" ajak Tap. "I-iya oke" Nan menjawab dengan gagap dan berjalan menuju Tap dan Veo. "Din, lo ikut gak?" tanya Tap kepada Din. "Lo bisa nunggu di meja, nanti gue nyusul kalian." Kata Din.
Kemudian Nan, Tap, dan Veo duduk di meja mereka dan memesan makanan. Beberapa menit kemudian Din mendatangi mereka dan duduk di samping Nan. Nan berpikir ini memang situasi yang canggung, tapi dia tidak menyukainya. Nan ingin berbaikan dengan Din dan berteman seperti biasanya.
Nan mengambil nafas, mempersiapkan dirinya untuk mengatasi kecanggungan itu. Dia memandang Din dan bertanya, "Din, lo mau pesen Gai Tod (ayam goreng) sama gue ga?"
"Hah?" Din tampak bingung. "Gue pangen makan itu, tapi kayaknya gue gak bisa ngabisin sendiri deh." Nan tersenyum dan memiringkan kepalanya.
Din tersenyum. Dia menyadari bahwa Nan sedang mencoba untuk memecahkan situasi canggung mereka dengan menanyakan hal itu. Dia menemukan sisi Nan itu sangat manis dan dia menjawab, "Gak, gamau.". Nan terkejut dengan apa yang Din katakan dan cemberut. Din menyadari reaksi Nan dan dia tersenyum lagi. Din menikmati bermain-main dengan reaksi Nan. Lalu dia berkata, "Gue lagi diet, gue gak bisa makan Gai Tod, mungkin gue bisa makan .... umm ... apayaa ... Nan, Pa Pia Sod aja, gimana?" Din mendekatkan bahunya sambil menunjukkan menu kepada Nan. Wajah Nan terlihat senang untuk memilih menu bersama Din.
Veo dan Tap merasa lega melihat semuanya tampak baik-baik saja sekarang. Tiba-tiba, Veo mendekatkan wajahnya ke telinga Tap dan berkata, "Kita bisa pesen makanan kita sekarang kan?". Tap kaget dan menjawab, "B-bisa kok," katanya sambil menyembunyikan wajahnya dari rasa malunya.
-
Semuanya baik-baik saja saat mereka makan malam. Dan sudah waktunya untuk kembali. Veo mengetahui rencana Nan dan Tap hari ini dan dia merencanakan sesuatu untuk membantu dirinya sendiri. Veo sengaja menjemput Nan agar dia bisa membuat situasi bagi Din untuk mengantarnya pulang. Saat Nan dan Din sibuk dengan percakapan mereka di ruang film, Veo kembali ke mobilnya untuk melepas penutup aki mobilnya. Veo melakukan itu agar dia bisa membuat seolah-olah mobilnya mogok. Veo menceritakan rencananya pada Tap dan meminta untuk tinggal bersamanya agar dia bisa membantu perihal mobilnya.
Saat mereka berada di tempat parkir, Veo mencoba menyalakan mobilnya dan rencananya berhasil. Veo meminta Din untuk mengantar Nan pulang dan mereka segera pergi karena sudah larut malam.
Veo membuka kap mobil dan memasang penutup aki mobil seperti semula. Tap menatap Veo dan berkata, "Lo bener-bener sayang sama temen lo ya,". Veo tidak menjawab pada awalnya, tapi dia melanjutkan. "Dulu gue pernah suka sama dia, tapi ternyata gak kaya gitu." Veo tersenyum seolah mengingat saat-saat menyenangkan di masa lalu. "Kayak gitu gimana?" tanya Tap. "Yah, sekarang udah bukan tentang mereka .. (Nan dan Din)" ucap Veo dengan suara rendah.