Nan menyelesaikan acara pengumuman dikampus sehari setelah dia berbincang dengan Profesor Fon. Hari ini adalah hari Nan, Veo, dan Profesor Fon untuk bertemu dengan sponsor dan tim produksi.
Mereka bertemu di depan gedung dan Profesor membawa Nan dan Veo ke meeting room di lantai 12. Ketika mereka datang, ada tiga orang yang duduk di sana, yang sedang serius membicarakan sesuatu. Nan dan Veo saling memandang dalam kebingungan. Kemudian,Profesor Fon mulai berbicara.
"Oke, Nan, Veo ... Perkenalkan, ini adalah tim produksi yang akan bekerja dengan kalian beberapa bulan ini. Rom sebagai Production Manager, Taw sebagai Stunt Manager, dan Min akan membantu Nan sebagai Script SPV."
Setelah Profesor memperkenalkan mereka, dia melihat ponselnya dan menyuruh Nan dan yang lainnya untuk menunggu di ruangan. Kemudian Nan dan Veo mulai memperkenalkan diri.
"Halo, saya Nan"
"Halo, saya Veo"
mereka berdua memperkenalkan diri, tapi tetap saja, terasa agak aneh. Namun, Min, Script SPV yang rendah hati, dia mulai pembicaraan dengan Nan dan Veo, lalu bertanya.
"Siapa yang menulis naskahnya?"
"Saya." Jawab Nan dengan gugup.
"Ah, jadi itu kamu ?! Oke, jujur saja, tulisan kamu sangat bagus, saya sangat menyukainya. Ceritanya ringan dan jika saya membayangkannya ke semacam transisi video, ini sangatlah ringan dan mudah diterima. Menurut pendapat saya cerita ini akan populer. Ya kan, Taw?" Kata Min dengan semangat.
"Ya, saya juga berpikir seperti itu. Ketika saya membacanya, beberapa pilihan untuk aktor dan aktris muncul di benak saya" Taw setuju dengan Min.
"Terima kasih atas pujiannya, saya merasa terhormat" Jawab Nan setengah membungkuk.
"Oh ayolah! Kamu terlalu formal!" Min meninggikan suaranya sedikit.
"Maafkan saya," Kata Nan.
"hahaha dia menggemaskan sekali" Kata Min sambil tertawa, melihat ke Rom
"Iyap." Kata Rom sedikit tertawa.
Karena lelucon itu, semua orang tertawa. Kemudian mereka mulai membicarakan hal-hal lain seperti acara pengumuman lomba, universitas, fakultas mereka, dosen, dan hal lainnya. Yah, memang begitu, tapi suasana ini membantu Nan sedikit untuk lebih santai.
Beberapa menit kemudian, Profesor datang bersama seorang pria yang menjadi sponsor lomba dan series yang akan datang yaitu Pak Oat. Semua orang diruangan termasuk Nan dan Veo berdiri untuk menyambutnya, lalu kami duduk bersamaan setelah dia duduk dikursinya.
Nan ingat kemarin dia dan Veo membicarakan tentang namanya yang terdengar lezat. Kemudian, Veo menyentuh Nan dan berbisik.
"Yah, kayaknya dia beneran enak." Kata Veo
"Udah gila lo ya? stop." Nan mulai kesal.
Veo menahan tawanya. Leluconnya berhasil karena dia bilang pada Nan bahwa Pak Oat "enak" ketika penampilannya menunjukkan dia sudah memiliki 2 atau 3 anak yang seumuran mereka.
Setelah kami duduk. Rapat belum selesai karena kami masih menunggu seseorang. Nan dan Veo tidak tahu siapa lagi yang mereka tunggu ketika perwakilan sponsor sudah ada di sini. Pada saat telepon Pak Oat berdering, dia mengangkat telepon dan berkata.
"Oh, udah nyampe? Oke. Dia akan segera datang. Maaf, kita harus menunggu dia, dia juga salah satu syarat yang ingin saya tambahkan ke proyek ini." kata Pak Oat.
"Dia anakmu, kan?" tanya Profesor.
"Ya, dari pekerjaan sebelumnya saya menyadari dia punya bakat diindustri ini. Tapi, sebelumnya dia punya peran sebagai lead kedua. Dia sangat ingin berperan sebagai peran utama jadi saya ingin sedikit membantunya." jelas Pak Oat.
Nan kaget. Dia baru saja menyadari sesuatu. Satu hal yang sangat penting baginya. Satu hal yang memulai semua ini juga alasan untuk mencapai mimpinya melalui lomba ini.
AKTOR BL adalah sumber motivasi terbesar jauh di dalam hatinya, hal yang memberinya untuk melakukan apa yang diperlukan untuk memenangkan lomba ini. Dia mendapatkan kembali semangatnya. Dia tidak peduli, siapapun itu, selama itu aktor BL dia akan sangat senang. Tapi, siapa sebenarnya anak laki-laki Pak Oat?
*klak* pintu terbuka.
Nan merasa jantungnya berhenti sejenak. Dia melihat ke sisi bawah pintu dan seorang pria sedang memasuki ruangan dan itu adalah aktor yang juga anak dari Pak Oat, yaitu Din Vichakorn.
Nan dan Veo saling memandang, teringat bahwa mereka pernah bertemu Din sebelumnya di restoran Tap. Din memandang mereka dan tanpa sengaja memberikan reaksi, dia tampak terkejut. Kami bertiga saling memandang dan masih tidak percaya.
Melihat reaksi mereka, "Apa kalian saling kenal?" Profesor Fon bertanya pada Din.
"Ah, sedikit, kurasa iya. Kita pernah bertemu sebelumnya." jawab Din pada Profesor.
"Senang bertemu dengan kalian lagi," kata Din pada Nan dan Veo.
Nan dan Veo tersenyum dan menyapa Din.
"Yah, untungnya kalian sudah saling kenal. Saya akan menjadi keuntungan dalam prosesnya. Kalau begitu, bisa kita mulai?" Tanya Pak Oat dan juga tanda untuk memulai rapat.
Kemudian rapat dimulai. Mulai dari perkenalan resmi tiap orang, uraian tugas, presentasi Nan tentang cerita "Artificial Boyfriend", jadwal proyek, syarat dan ketentuan dari sponsor, persyaratan peran utama yang akan dimainkan oleh Din. Dibutuhkan sekitar 4 jam dan semuanya akhirnya selesai.
Nan melihat catatannya bahwa dia terus mencatat sejak orang lain mulai memberikan instruksi dan dia tiba-tiba merasa tidak percaya diri. Ada banyak hal yang terpikirkan di kepalanya. Nan mengetahui hal ini semenjak berada di kantor Profesor Fon bahwa ia mengalami semacam culture shock.
Veo sedang berbicara dengan Profesor pada saat itu dan Din memperhatikan bahwa Nan terdiam dibangkunya. Dia mendekat dan menyentuhnya.
"oh!" Nan terkejut.
"Maaf, gue ngagetin ya?" tanya Din.
"Enggak, gapapa. Kenapa?" Nan bertanya kembali.