Chereads / RAHASIA DAN MIMPI NAN / Chapter 3 - MAKAN SIANG NAN YANG PALING BERUNTUNG (PART 1)

Chapter 3 - MAKAN SIANG NAN YANG PALING BERUNTUNG (PART 1)

Orang yang mendekat adalah seorang pelayan yang memotong pembicaraan mereka, menanyakan apakah mereka ingin memesan sesuatu lagi atau tidak. Saat dia bertanya, fokus Nan beralih ke seorang pria yang baru saja memasuki restoran. Nan tertegun, napasnya terhenti sesaat, dan terpana saat melihat orang itu.

"Itu Dia..." gumam Nan.

"Hah? Siapa?" Veo menoleh dan memeriksa siapa yang Nan maksud.

"Itu Tap! Tap Tirakit!" Nan berteriak dengan suara kecil pada Veo.

"Hah?! Oh, jadi itu Tap?" Tanya Veo sambil melihat ke arah Tap.

Tap yang baru saja masuk untuk memeriksa sesuatu, menyadari reaksi mereka. Wajar saja karena tidak banyak konsumen pada jam-jam tersebut. Berkat kecelakaan sebelunyalah yang membuat mereka ada di tempat tersebut pada jam itu. Dia berjalan menuju meja mereka. Lalu Tap menyapa.

"Halo, Selamat siang."

Saat dia menyapa, Nan menyadari bahwa dia baru saja bernapas. Segalanya kacau di kepalanya. Bahkan saat dia mencoba untuk tenang dia tidak tahan dan tetap menunjukkan reaksinya. Telinga merah, bibir yang gemetar, dan jeda bicara yang cukup panjang. Tapi, Veo tahu apa yang ada di kepala Nan, jadi dia memutuskan untuk mempermudah situasinya untuk Nan.

"Selamat Sore." Jawab Veo. Nan hanya tersenyum tipis karena masih panik. Veo berpikir Nan membuat pilihan yang baik dengan tetap tenang. Jika tidak, akan terlalu canggung untuk Tap.

"Ya, izinkan saya memperkenalkan diri. Saya pemilik restoran ini, kalian bisa panggil saya Tap." Tap memperkenalkan diri.

"Oke, terima kasih, Tap. Apakah ada yang salah? Apakah kami terlalu berisik?" tanya Veo.

Veo memberinya pertanyaan yang tidak terlalu penting. Dia sengaja untuk membuatnya merasa sedikit bersalah.

"Tidak, tentu saja tidak. Justru kalian sepertinya membawa suasana ceria ke restoran kami. Tapi, saya hanya menyadari bahwa Anda tampak agak terkejut di tengah saat kalian makan makananya. Apa ada yang salah dengan makanannya? Saya ingin menawarkan kompensasi jika ada yang tidak nyaman bagi Anda, " Tawar Tap.

Nan mendengar kekhawatiran Tap. Sebagai penggemar, Nan tidak bisa menerima Tap terlalu perhatian atau memiliki kesalahpahaman seperti ini. Jadi Nan memutuskan untuk berbicara.

"Tidak, bukan itu masalahnya, Tap. Maaf jika saya bersikap kasar, tapi ini salah saya." Nan menjelaskan.

"Maaf?"

"Kami berhenti makan karena saya terpesona oleh karisma Tap, saya seorang penggemar, maafkan saya." Jawab Nan dengan tenang tapi entah kenapa kalimatnya dan wajahnya tidak sinkron. Kalimat dan ekspresinya sepertinya tidak sama. Veo tertawa terbahak-bahak. Tap tampaknya agak malu (karena seseorang mengaku sebagai penggemarnya) dan dia tertawa kecil setelah itu.

"hahaha .... Nona ini lucu sekali" kata Tap.

"Benar kann? Dia sangat lucu saat, sepertinya memang ada yang salah dengan kepalanya." ucap Veo dengan mengejek Nan.

"Pffft! Ya, ini benar-benar menyenangkan." Tap tampak senang.

"Oh ya? Kenapa tidak gabung dengan kita sebentar, Tap? Itu akan lebih menyenangkan."

tanya Veo.

"Um ... Saya rasa itu agak ...." Tap berpikir dengan hati-hati sambil melihat jam tangannya.

"Apakah kau sibuk?" Tanya Veo.

"Tidak, saya hanya mengecek waktu, saya ada janji dengan teman-teman saya di sini tapi saya datang lebih awal. Sambil menunggu teman boleh saya bergabung sebentar?" Tap bertanya balik.

"Haha kau benar-benar seperti orang tua! Kenapa kau bertanya lagi padahal aku sudah menawarkan haha"

"Saya harus menjaga sikap di depan stafku. Begitu saya duduk, saya akan menjadi diri sendiri sepenuhnya haha"

"Haha Ayo sini buruan! Keren lo! (tiba-tiba Veo pake bahasa santai) Oh iya, menurut gue lo bisa anggap ini sebagai fanservice loh. Seneng kan, Nan? Gue juga suka sama Tap! " Veo berkata dengan ceria.

Nan tidak menyangka mereka akan begitu klik satu sama lain seperti ini. Tap agak malu dengan pernyataan terakhir Veo, tapi dia menyimpannya untuk dirinya sendiri. Agak terlambat untuk Tap, Nan sudah menyadari itu saat Tap menatap Veo selama ini. Berkat itu akhirnya Nan bisa jadi lebih santai.

"Senang bisa disini bersama Tap, ini seperti mimpi! Aku Nan. Senang bertemu denganmu, Tap!" Nan memperkenalkan diri pada Tap dan Veo menyambung, "Aku Veo!"

"Seharusnya gue yang terima kasih. Gue Tap, lo bisa ngomong lebih santai kok!" Kata Tap.

Lalu mereka melanjutkan makan dengan Tap memesan beberapa snack mereka.

Beberapa menit telah berlalu. kami mengobrol dengan nyaman satu sama lain. Kepribadian Tap sangat mudah diikuti dan entah kenapa Nan lupa menjadi penggemarnya dan hanya menikmati waktu mereka bersama-sama. Tapi, tibalah waktunya Tap untuk bertemu dengan temannya. Tak satupun dari kami atau bahkan Tap menyadarinya. Kami benar-benar tidak sadar sampai orang lain mendekati kami karena dia melihat kami bersama dengan Tap di meja makan.