Chereads / Tempat Tertinggi / Chapter 43 - Ch 22 : Anak Rantau Biasa

Chapter 43 - Ch 22 : Anak Rantau Biasa

"Ok, mari ikuti Saya ke ruang penilaian"(Sofia)

"Ok"(Rudy)

Sofia mengajak Rudy masuk ke ruangan lain untuk melakukan penilaian status.

Dan ketika mereka sampai diruangan itu, Rudy melihat sebuah altar kira-kira setinggi 1 meter, altar tersebut berbentuk lingkaran dengan sebuah patung yang cukup besar berdiri ditengahnya.

Patung yang berdiri ditengah altar itu adalah patung dari Dewa Hasgfar, yah itu adalah patung Dewa yang sama seperti yang ada di altar suku pasir sebelumnya.

Lalu didepan patung Dewa tersebut, ada sebuah meja berbentuk persegi delapan yang sepertinya itu terbuat dari batu giok, dan diatasnya terdapat sebuah bola kristal seukuran kepala. Bola kristal itu bersinar sedikit redup dengan cahaya kebiruannya.

Rudy melirik kesana dan kemari berusaha untuk mengamati seisi ruangan ini.

"Eh, apa yang sedang Kamu cari? Ayo kita naik ke altar itu"(Sofia)

Karna melihat Rudy yang hanya berdiri sambil menoleh kesana-kemari, Sofia menanyakan hal tersebut, kemudian dia mengajak Rudy untuk segera naik ke altar.

"Hehehe, tidak apa-apa, Saya hanya kagum saja dengan ruangan ini? Ok, kalau begitu ayo kita naik"(Rudy)

Rudy menjawab dengan senyuman tak bersalahnya, lalu mereka berdua menaiki tangga dan menuju ke altar tersebut.

Kemudian mereka berdua berhenti di depan meja giok persegi delapan itu.

"Ini adalah bola kristal penilai status, yang mana dengan alat ini kita bisa menilai status setiap mahluk dengan akurat. Kamu hanya perlu menyalurkan Mana Kamu ke bola kristal ini, kemudian lingkaran sihirnya akan otomatis aktif dan penilaian pun akan segera dilakukan. Apakah Kamu sudah mengerti?"(Sofia)

Sofia menjelaskan perihal bola kristal itu adalah alat untuk menilai status seseorang, dia juga menjelaskan bagaimana cara kerjanya.

"Ya, Saya mengerti. Hemmmmm. Tapi apa benar bola kristal ini bisa menilai status setiap orang dengan sangat akurat? Saya sedikit bingung dengan bagaimana mekanisme dari bola kristal ini sehingga bisa melakukan hal tersebut?"(Rudy)

Rudy yang pintar pun bertanya, karna dia berpikir bagaimana mungkin sebuah bola kristal dapat memindai seseorang hingga bisa mengetahui status dari orang itu.

Yah, karna menurut pemikiran Rudy itu tidaklah masuk akal.

"Fufufufu, Kamu adalah orang pertama yang meragukan bola kristal ini? Hemmm . . . Kamu seperti bukan berasal dari dunia ini saja?"(Sofia)

Mendengarkan keraguan Rudy, Sofia tertawa lalu bertanya sambil melirik Rudy dengan mata yang curiga.

"Urgh. Ya Saya hanya penasaran saja, karna di kampung halaman Saya tidak ada alat yang seperti ini, ehem. Hehehehe, yah, tidak usah dipikirkan. Ayo kita mulai saja penilaiannya"(Rud)

Rudy sedikit kaget dengan pertanyaan Sofia barusan, kemudian dia yang pintar langsung beralasan bahwa dia tidak pernah melihat alat seperti ini sebelumnya, dia pun menyarankan Sofia untuk segera melakukan penilaian agar topik ini segera berakhir.

"Hemmmmm . . . Ok. Nah, letakan kedua tangan Kamu di atas bola kristal ini, kemudian Kamu tinggal mengalirkan Mana Kamu saja?"(Sofia)

Setelah menghela nafasnya sejenak, Kemudian Sofia meminta Rudy untuk meletakan kedua tangannya ke bola kristal tersebut.

"Ya, seperti ini, kan?"(Rudy)

Rudy meletakan kedua tangannya ke bola kristal itu sambil mengkonfirmasi pendapat Sofia.

"Ya, seperti itu. Sekarang silahkan salurkan Mana Kamu kesana?"(Sofia)

Sofia menanggapi pertanyaan Rudy itu, lalu dia meminta Rudy untuk segera menyalurkan Mana nya.

"Hemmmm . . . Saya akan membuka sedikit celah di kedua telapak tangan Saya saja untuk mengalirkan Mana secara perlahan. Gawat jika Saya harus melepas semua perisai psikis yang menahan energi Mana Saya ini, kan? Ya, ya, seperti itu saja"(Isi Pikiran Rudy)

"Fufufufufu, Saya ingin melihat seberapa rendah kapasitas Mana Dia nanti. Bagaimana bisa orang yang sudah dewasa seperti ini tidak memiliki Mana, fufufufufu Entah darimana Arlin menemukan Pria ini?"(Isi Pikiran Sofia)

Rudy dan Sofia berspekulasi liar didalam pikiran mereka masing-masing.

Wajar jika Sofia meragukan kapasitas Mana milik Rudy, karna memang Rudy selalu membungkus tubuhnya dengan perisai psikis tak terlihat sehingga Mana miliknya itu tidak akan terdeteksi dari luar.

Lanjut...

"Ya"

Setelah berpikir sejenak, Rudy menjawab Ya dan langsung mengalirkan Mana nya ke bola kristal tersebut.

Kemudian cahaya kebiruan pada bola kristal itu bersinar terang, lalu munculah pola-pola yang juga bersinar dilantai dari altar tersebut.

Pola-pola yang muncul itu membentuk sebuah lingkaran sihir yang saat ini telah menggelilingi Rudy dan juga Sofia.

Selang beberapa detik saja cahaya dari bola kristal itu semakin terang dan sangat menyilaukan hingga meliputi semua ruangan ini!

Rudy segera menutup matanya, karna cahaya ini sangatlah menyilaukan. Sedangkan untuk Sofia, dia juga menutupi mata dengan kedua telapak tangannya.

dan...

"Eh . . . Apa yang sebenarnya terjadi?"(Sofia)

Didalam balutan cahaya tersebut, terdengar suara teriakan kaget dari Sofia.

"Oy . . . Saya yang seharusnya menanyakan hal itu! Jadi bagaimana sekarang? Hey Sofia?"(Rudy)

Rudy bertanya sambil masih memejamkan mata karna Kedua tangannya masih berada diatas bola kristal itu sekarang.

"Saya tidak tahu! Ini juga pertama kalinya Saya melihat bola kristal ini bersinar seperti ini"(Sofia)

Sofia tidak tahu apa yang sedang terjadi sekarang!

"Ya terus bagaimana. . . Apakah Saya harus terus mengalirkan Mana ke bola kristal ini?(Rudy)

Rudy kembali bertanya dengan nada tinggi.

"Ya . . . karna penilaiannya masih belum selesai"(Sofia)

Sofia menjawab pertanyaan Rudy itu, tapi cahaya yang keluar dari bola kristal tersebut semakin terang saja dan bahkan saat ini cahaya itu mulai terasa panas!

"Apa sebenarnya yang terjadi? Rudy cepat lepaskan tangan Kamu dari bola kristal itu!"(Sofia)

Sofia meneriaki dan menyuruh Rudy untuk segera melepaskan tangannya dari bola krustal tersebut, karna Sofia sedikit khawatir dengan situasi yang terjadi sekarang.

Rudy yang mendengar seruan dari Sofia segera menarik tangannya kembali.

Kemudian cahaya pada bola kristal itu pun perlahan mulai meredup, dan selang beberapa detik kemudian ruangan ini telah kembali ke keadaan semulanya.

Saat ini Sofia sedang tertunduk sambil terengah-engah, dan Rudy masih berdiri sambil memasang wajah lugunya.

Sekarang Rudy sedang berpura-pura tidak tidak tahu apa-apa.

"Sofia, apakah Kamu baik-baik saja?"(Rudy)

Rudy kemudian menanyakan keadaan dari Sofia.

"Emm, ya Saya baik-baik saja . . . Tapi, siapa Kamu sebenarnya?"(Sofia)

Sofia menanyakan tentang siapa Rudy sebenarnya, karna dia semakin curiga sekarang.

"Urgh. Saya Rudy cuma Anak Rantau biasa? Ya, cuma seperti itu saja, tidak ada yang istimewa"(Rudy)

Rudy menjawab pertanyaan Sofia seadanya.

"Anak Rantau? Apa artinya itu, Saya tidak pernah mendengar istilah yang seperti itu?"(Sofia)

Sofia yang baru pertama kali mendengar kata Anak Rantau, bertanya lagi kepada Rudy.

Rudy yang sadar telah mengucapkan istilah yang berasal dari Dunia Pusat langsung berpikir cepat untuk mengatasi situasi ini.

"Eh? Padahal itu istilah yang populer dikampung halaman Saya, loh? Hemmmm, Anak Rantau itu sebutan bagi orang-orang yang mencari penghidupan jauh dari kampung halamannya. Sama seperti pengembara atau petualang lah kira-kira. Ehem, ya seperti itu"(Rudy)

Rudy yang pintar langsung saja merangkai kalimat masuk akal untuk meyakinkan Sofia, dia bahkan sedikit berakting sekarang.

Pembicaraan antara Rudy dan Sofia pun berlanjut...

"Oh, seorang pengembara ya. Oke, Saya tidak akan menanyakan asal-usul Kamu lagi, tapi? Bola kristal ini tidak pernah bersinar sampai seterang itu, bahkan saat penyihir tingkat lanjut yang sedang di uji sekalipun? Hemmmm, tapi sekarang Saya bahkan tidak merasakan energi Mana dari Kamu? Dan dari pertama saya juga tidak merasakan Mana milik kamu? Ini aneh?"(Sofia)

"Oh, itu hanya karna Saya memiliki metode untuk menyembunyikan energi Mana milik Saya. Ya, jadi bagaimana dengan hasil penilaian status Saya ini?"(Rudy)

"Kamu bisa menyembunyilan energi Mana? Hhhmm ok, ok.Tapi sepertinya penilaian tadi tidak berhasil, karna prosesnya telah kita hentikan sebelum itu selesai? Yah, kita akan membuat kartu anggota Kamu secara manual saja, tapi Kamu akan dikenakan biaya 5 koin Emas sebagai jaminan? Tapi itu nanti bisa diambil kembali setelah kita melakukan penilaian status ulang, jadi anggap saja itu sebagai tabungan Kamu, bagaimana?"(Sofia)

"Hemmm 5 koin Emas ya"(Rudy)

Rudy sedikit berpikir karna 5 koin Emas itu merupakan jumlah uang yang cukup besar disini.

"Kenapa? Apakah Kamu tidak memiliki uang sejumlah itu?"(Sofia)

Sofia bertanya karna sepertinya Rudy agak lesu setelah mendengar 5 koin emas barusan.

"Tidak, tidak, bukan seperti itu? Saya hanya sedang memikirkan hal lain barusan. Ehem, ya tidak apa-apa, Saya setuju dengan saran Kamu?"(Rudy)

Rudy menyanggupi saran dari Sofia, karna menurut Rudy kartu anggota Serikat Pemburu ini adalah hal penting baginya.

Yah, meski niat dia untuk mengukur kekuatannya masih belumlah terwujud sekarang. Tapi Rudy sedikit punya gambaran bahwa dia jelas lebih kuat dari pemburu ranking A disini.

"Oke, kalau begitu ayo kita kembali ke ruang resepsionist?"(Sofia)

"Ok"(Rudy)

Kemudian Rudy dan Sofia turun dari altar itu, lalu mereka berdua keluar dari ruang penilaian status tersebut. Mereka berdua berniat untuk kembali ke ruang resepsionist sebelumnya.

Bersambung...