Chereads / Tempat Tertinggi / Chapter 45 - Ch 24 : Bukan Rumput Tetangga

Chapter 45 - Ch 24 : Bukan Rumput Tetangga

Pagi ini Rudy yang sedang sarapan pagi di Loby dikejutkan dengan kedatangan 2 orang staf dari Serikat Pemburu.

Mereka mendatangi Rudy untuk menyerahkan surat pemberitahuan dari Serikat mengenai tes yang akan Rudy lakukan nantinya.

Kemudian Rudy menyambut kedatangan mereka dan sedikit berbincang ringan, lalu salah seorang staf tersebut menyerahkan sebuah amplop kepada Rudy.

Rudy pun mengambil amplop tersebut dan mengucapkan terima kasih kepada mereka.

Dan Karna tugas mereka telah selesai, kedua staf tersebut berpamitan dan meninggalkan tempat ini. Rudy pun kembali melanjutkan sarapan paginya yang sempat tertunda itu.

Setelah selesai melakukan sarapan, Rudy bergegas kembali menuju ke kamarnya, dia ingin segera membaca isi surat pemberitahuan yang diterimanya itu.

Lanjut...

Rudy saat ini sedang duduk dikursi yang ada dikamarnya, dia sedang membaca surat pemberitahuan dari Serikat Pemburu tersebut.

Didalam surat itu tertera waktu dan tempat dimana Tes akan dilakukan nanti.

Yah, itu akan dilakukan besok dan tempatnya adalah di padang rumput yang ada diluar tembok kota. Nantinya juga ada staf dari Serikat Pemburu yang datang untuk menjemput Rudy di sini pada hari tes itu akan dilangsungkan.

Kemudan setelah selesai membaca surat tersebut, Rudy naik ke atas tempat tidurnya, lalu dia duduk bersila disana.

Hari ini Rudy hanya akan berdiam dikamarnya untuk melakukan meditasi, karna semenjak dia tiba di kota ini Rudy belum pernah melakukan ritual latihan rutinya lagi.

Rudy pun menutup kedua matan dan mulai memfokuskan kesadarannya.

Waktu terus berjalan...

Setelah bermeditasi selama satu jam, Rudy tersadar dari keheningnya karna mendengar suara pertengkaran dari luar kamarnya.

"Kenapa kalian kesini, bagaimana jika orang-orang sampai tahu siapa kita dan menindas kita lagi! Ibu seharusnya tahu bahwa semua orang yang telah mengetahui kalau kita ini adalah keluarga BigRose akan selalu menghina kita, kan?"(Arlin)

Arlin berbicara dengan nada yang keras kepada Ibunya.

"Maaf? Ibu tidak bermaksud seperti itu, tapi adik-adik Kamu ingin melihat Kamu, Arlin?"(Ibu Arlin)

Ibu Arlin menjawab dengan nada yang pelan.

Saat ini dia sedang menggendong adik laki-laki Arlin yang masih berusia 2 tahun itu dibagian depan dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya sedang menggandeng adik laki-laki Arlin lainnya yang juga baru berusia sekitar 5 tahunan.

"Tapi kenapa Ibu harus datang kesini, bagaimana kalau sampai semua orang tahu siapa Saya nanti! Ah, sekarang Ibu pulang saja, karna Saya mau bekerja sekarang dan nanti malam Saya akan pulang kerumah"(Arlin)

Arlin masih berbicara dengan nada yang agak tinggi, dia masih marah dikarnakan kedatangan Ibunya yang tiba-tiba ini.

"Ya, maaf jika Ibu sudah melakukan kesalahan? Ibu seharusnya mengabari Kamu terlebih dahulu"(Ibu Arlin)

Ibu Arlin meminta maaf karna dia telah datang kesini tanpa memberitahu Arlin terlebih dahulu.

"Urghh. Ibu tidak perlu sampai meminta maaf seperti itu? Ehm, Boby, Perdo? Kakak pergi kerja dulu ya . . . Emmmmm, nanti malam kakak akan pulang kerumah dan membawa oleh-oleh untuk kalian?"(Arlin)

Arlin yang tadinya merasa kesal karna kedatangan tiba-tiba Ibu dan adik-adiknya itu sedikit berasa bersalah, sekarang. Kemudian Dia melembutkan nada bicaranya dan sedikit menghibur kedua adik laki-lakinya itu.

Yah, Arlin marah karna dia menyayangi keluarganya.

Dia tidak ingin keluarganya kembali mengalami penghinaan dan juga intimidasi dari orang-orang yang telah mengetahui tentang identitas keluarga mereka yang sebenarnya. Tapi karna Arlin masihlah muda, dia sedikit kesulitan untuk menunjukan kepeduliannya itu secara terus terang, terutama kepada kedua orang tuanya.

Sedangkan dari balik pintu kamar yang berada tepat dimana Arlin, Ibunya, dan adik-adiknya sedang berdiri saat ini.

Yah, dibalik pintu itu Rudy sedang menguping konflik keluarga yang telah Arlin lakukan tersebut.

Dan Rudy sangat tidak menyukai hal-hal yang tidak pantas seperti ini!

Lalu...

"Emm, Maaf telah berbicara kasar sebelumnya, Bu? Da____"(Arlin)

"Jeglek"

Pintu kamar itu pun terbuka! Arlin kaget dan segera menghentikan perkataannya.

Kemudian Mereka semua langsung menoleh kearah pintu yang terbuka itu.

Kemudian...

"Hey Arlin. Sebagai seorang anak yang berbakti, Saya sangatlah menentang sikap Kamu yang barusan, bagaimana bisa Kamu bersikap kasar seperti itu kepada Ibu Kamu, meskipun kita baru berkenalan beberapa hari saja, sebagai kenalan Kamu Saya akan menasehati Kamu tentang bagaimana cara seorang anak harus bersikap. Ya, saya tahu memang sebagai anak muda Kamu akan kesulitan untuk menunjukan ekspresi jujur dari perasaan Kamu yang sebenarnya kepada orang tua Kamu, tapi seharusnya Kamu tidak perlu malu untuk menunjukan rasa sayang tersebut? Yah, karna memang itu bukanlah hal yang memalukan Dan?"(Rudy)

Rudy yang baru keluar dari kamarnya, langsung menasehati Arlin dengan ceramahnya yang cukup panjang.

Tapi ditengah ceramahnya itu karna dia telah menyadari sosok dari Ibunya Arlin, Rudy segera menghentikan kata-katanya.

"Eh, Tuan Rudy? Ternyata Anda benar-benar tinggal di sini. Emmm, maaf telah mengganggu istirahat Anda?"(Ibu Arlin)

Ibu Arlin langsung menyapa Rudy karna dia telah menyadari bahwa Rudy adalah pemuda yang menolongnya waktu itu.

"Haaaaaaaa . . . Bagaimana mungkin Nyonya anggun yang waktu itu adalah Ibunya Arlin? Tidak mungkin wanita secantik dia sudah punya anak yang hampir seumuran dengan Saya? Arghhh kalau begini bagaimana Saya harus bersikap mulai sekarang"(Isi Pikiran Rudy)

Rudy bersimulasi panjang dipikirannya.

Yah, dia sangat kaget karna Nyonya anggun yang telah dia bantu sebelumnya adalah Ibunya Arlin.

Rudy yang sejak awal memang telah berniat ingin menjalin pertemanan dengan Nyonya anggun ini, tapi dia merasa bingung harus bagaimana sekarang. Dia merasa janggal apabila dia berteman dengan Arlin serta Ibunya sekaligus!

Ehem, Rudy memang sangat gemar berteman dengan wanita cantik.

Berteman dalam arti yang sebenarnya, tidak kurang dan tidak lebih!

Karna menurut Rudy, berteman dengan wanita cantik itu, sama saja seperti kita memiliki Pelangi kita sendiri.

Yah, karna menurut Rudy, Pelangi dan Wanita cantik itu sama indahnya. Mereka juga sama-sama tidak bisa Rudy sentuh.

Yah, karna tidak mungkin Rudy akan menyentuh wanita yang bukanlah istrinya, apalagi itu adalah istrinya orang lain, ehem.

Dan Rudy juga tidak mungkin berniat untuk memiliki Mereka!

Rudy hanya ingin sedikit menghibur dirinya dengan semua hal indah yang ada didunia ini.

Uhum, dimata Rudy Ibunya Arlin adalah Pelangi yang indah, dan masuk kedalam kategory dari Bunga tetangga.

Jadi jangan pernah samakan Level keindahan dari Ibunya Arlin sama seperti Dina atau jenis rerumputan tetangga yang lain!

(Author sedikit aneh saat ini)

Lanjut...

"Fufufufu, oh tidak apa-apa Saya tidak terganggu sama sekali. Em, yah bagaimana Nyonya bisa tahu nama saya? Saya merasa belum sempat memperkenalkan diri waktu itu?"(Rudy)

"Ohhh, hal itu saya mendengar nam Tuan ketika penjaga itu memanggil Tuan"(Ibu Arlin)

"Oh, ya, ya, begitu rupanya. Maaf apakah Nyonya ini benar Ibunya Arlin? Hemmmm, karna menurut saya Anda lebih terlihat seperti Kakak perempuan perempuannya, hhhmmm"(Rudy)

Rudy berbicara sambil menunjukan senyumannya, dia bahkan sedikit menggoda Ibunya Arlin.

Pembicaraan mereka berdua pun berlanjut...

"Fufu, Tuan Rudy bisa saja. Ehem, Saya datang kesini sebenarnya bertujuan untuk berterima kasih secara langsung kepada Tuan Rudy, karna Tuan telah membela Suami Saya saat itu? Dan maaf sebelumnya Saya tidak sempat berterima kasih dengan cara yang layak?"(Ibu Arlin)

"Oh, Nyonya tidak perlu berterima kasih berlebihan kepada Saya. Saya hanya tidak ingin wanita seperti Nyonya kesusahan, ehem, maaf Saya tidak bermaksud lain, ya karna sosok Nyonya mengingatkan Saya dengan Kakak perempuan Saya? Yah, seperti itu, uhum."(Rudy)

Rudy terbawa suasana sehingga dia sedikit lupa bahwa Arlin sedang menatapnya.

Kemudian Rudy segera memutar topik lain dan beralasan bahwa Ibunya Arlin itu mirip dengan kakak perempuannya.

"Haaaaa, apa yang Saya lakukan sekarang? Kenapa Saya malah bersikap seperti ini, urghhhh, padahal ketiga anaknya juga ada disini. . . Urghh, bahkan Arlin sudah menatap Saya dengan pandangan anehnya dari tadi"(Isi Pikiran Rudy)

Rudy yang telah kembali sadar, mulai bersimulasi liar dipikirannya.

Arlin yang sebelumnya hanya terdiam kaget dengan kemunculan dan juga ceramah tiba-tiba dari Rudy, telah kembali ke keadaan normalnya.

Dia saat ini masih memperhatikan sikap Rudy yang tiba-tiba saja berubah setelah melihat sosok Ibunya, Rudy juga terlihat sangat akrab dengan sosok Ibunya itu.

"Ibu, ada apa ini? Dan Kamu Rudy? Kenapa kalian berdua bisa saling mengenal? Dan kalian juga terlihat sangat akrab?"(Arlin)

Akhirnya Arlin pun menanyakan perihal Rudy dan Ibunya.

Rudy dan Ibunya Arlin yang bernama Anna BigRose, menoleh kearah Arlin secara bersamaan.

Tapi kenapa Ibunya Arlin dan Rudy bisa langsung mengobrol akrab meski ini adalah kali pertamanya mereka berbincang?

Yah, untuk seorang Nyonya bangsawan seperti Ibunya Arlin, jelas dia sudah terbiasa bersosialisasi dengan banyak orang, sehingga dia bisa langsung mengobrol seperti biasa kepada Rudy.

Sedangkan Rudy sendiri?

Dia adalah Pria Pecinta Keindahan jadi masalah sepele seperti ini bahkan tidak layak untuk dipertanyakan!

Bersambung...