Chereads / Tempat Tertinggi / Chapter 34 - Ini Prediksi, Bukan Penerawangan!

Chapter 34 - Ini Prediksi, Bukan Penerawangan!

Rudy sedang bersama dengan Thomas di rumahnya. Saat ini mereka berdua sedang mempelajari mantra sihir, karena memang Thomas ini sedikit memahami mengenai bahasa yang digunakan pada mantra-mantra sihir tersebut.

Lanjut...

"Semakin banyak Saya membaca catatan ini, Saya semakin yakin bahwa bahasa pada mantra sihir ini memanglah mirip dengan bahasa daerah dari orang tua Saya. Tapi memang ada beberapa kata yang masih tidak bisa Saya pahami, Mas Rud?"

Thomas menyampaikan pendapatnya kepada Rudy.

"Iya, Saya juga yakin masalah itu. Karna paragraf yang belum kita verifikasi sebagai mantra sebelumnya, juga sudah Saya coba dan itu memanglah berhasil. Bahkan itu sebuah mantra sihir tingkat tinggi! Fufufufu, coba Mas Thom baca catatan ini, siapa tahu ada paragraf mantra yang lainnya juga, kan?" Balas Rudy menanggapi.

Sebelumnya Thomas memang pernah menerjemahkan paragraf-paragraf yang Rudy salin dari perpustakaan. Saat itu Rudy sengaja menyalin semua paragraf yang bahasanya mirip dengan bahasa pada mantra, dengan tujuan agar dia bisa menanyakan hal tersebut kepada Thomas. Dan sesuai dengan perkiraan Rudy, Thomas memang bisa menerjemahkan sebagian besar dari bahasa Mantra tersebut.

Tapi, Rudy yang jenius itu hanya butuh sedikit pengetahuan, dengan itu dia bisa menebak bahwa paragraf-paragraf tersebut memanglah Mantra. Dan dengan hasil terjemahan dari Thomas, Rudy bisa menebak efek seperti apa yang mungkin akan dihasilkan oleh mantra-mantra tersebut.

Jadi sekarang sudah jelas, kenapa pada saat pertempuran di suku pasir Rudy sudah bisa menggunakan berbagai macam mantra sihir.

lanjut...

Mereka berdua terus melanjutkan diskusinya itu, kemudian Thomas membaca catatan-catatan lain dari Rudy dan kembali menerjemahkan paragraf-paragraf tersebut.

Tapi sepertinya Thomas memiliki hal yang lebih penting yang harus dia bicarakan dengan Rudy. Dan hal tersebut ada hubungannya dengan Inara.

"Mas Rud?" Seru Thomas, kemudian Rudy pun menoleh ke arahnya.

"Menurut penilaian Saya, lebih baik hanya Mas Rud saja yang menjelajahi sisi dunia itu. Karna terlalu banyak jenis bahaya yang belum diketahui di sana dan tidak mungkin Mas Rud dan Inara akan selalu bersama dalam setiap waktu, kan?"

Thomas memberikan sarannya kepada Rudy.

"Heemmmmm, Yah, Saya juga berpikiran demikian. Untung pada kejadian sebelumnya kita bisa datang tepat waktu. Jika kita terlambat, entah apa yang akan terjadi pada Inara saat itu. Memang ada jenis mantra yang bisa membangkitkan orang yang sudah mati, tapi jika mereka diculik atau mayat mereka tidak bisa ditemukan, HHemmmmm?"

Setelah mengatakan itu, Rudy sedikit berpikir. Kemudian dia melanjutkan perkataannya tersebut.

"Yah, Saya akan mengikuti sarannya Mas thom, karna masalah penerawangan masa depan adalah keahliannya Mas Thom, kan? Fufufufufuufufu. Oh mbah Thomas si ahli terawang, tolong berikan nasehat kepada Saya, fufufufuufu" Rudy.

"Ah Mas Rudy yang Perkasa tapi tidak pernah pacaran bisa aja. Kakakakkaka. Ehem, ini bukan ilmu terawang, ya? Ini murni prediksi yang dibuat dari penggabungan informasi. Saya bukan Dukun loh, Mas Rud?" Thomas.

Akhirnya mereka berdua saling ejek lalu tertawa bersama.

Waktu pun terus berlalu.

Di tempat yang lain, Inara sedang jalan-jalan bersama Reyzo.

Sekarang Reyzo ingin Inara tinggal lagi bersamanya, karna menurutnya, penjelajahan di sisi lain dunia itu terlalu berbahaya bagi Inara. Reyzo jelas tidak ingin adik tercintanya ini mengalami bahaya, dia juga tidak ingin masa-masa remaja Inara itu harus dihabiskan dengan segala macam jenis petualangan yang berbahaya.

Sama dengan Reyzo, Inara juga merasa bahwa saat ini dia memang belum pantas untuk berpatner dengan Rudy. Dia kembali memikirkan semua kejadian yang dia alami sejak memulai petualangannya itu. Selama ini dia selalu saja bergantung kepada Rudy, dan Inara jelas tidak mau selalu menjadi beban baginya. Jadi untuk sekarang, Inara berniat untuk libur berpetualang dan meningkatkan kemampuannya terlebih dahulu.

Yah, lagian, Inara juga berpikir bahwa Rudy bisa pulang kapan saja, jika dia mau.

Dan hari ini pun berlalu begitu saja.

Lanjut...

Setelah puas berjalan-jalan, Inara dan Reyzo kembali kerumahnya Rudy. Namun, ketika mereka berdua baru saja turun dari mobil, Inara dan Reyzo melihat bahwa Rudy dan Thomas sudah berdiri di depan pintu rumah, berniat menyambut kepulangan mereka.

Yah, ternyata Rudy telah memaksa Thomas untuk melakukan ritual penyambutan yang lagi Hits dirumahnya tersebut. Semula thomas menolak keras, karna dia menganggap hal ini memalukan . Tapi sayangnya Rudy terus saja memaksanya, Rudy bahkan menggunakan otoritasnya sebagai pimpinan dari Organisasi dan memberi perintah kepada Thomas. Yah, pada akhirnya Thomas pun dengan terpaksa menuruti permintaannya Rudy.

Kemudian,

Inara dan Reyzo melangkahkan kaki mereka dengan semangat menuju ke arah pintu,

lalu,

"Kami Pulang" Reyzo dan Inara.

"Asuuuuuuuuuuu" Thomas yang tidak tahan, meneriakan sesuatu dengan bahasa dari daerah asalnya dan berlari masuk ke dalam rumah.

"Fufuffuufuffu, xixixixixiixxii, hahahahahahha"

Melihat Thomas yang berlari sambil berteriak, Rudy, Reyzo, dan Inara, mereka semua tertawa terbahak-bahak, dan kemudian masuk ke dalam.

Lanjut...

Malam harinya,

Di pondok kayu reot yang ada di belakang rumah Rudy,

Rudy dan Inara sedang berduaan menikmati indahnya bulan purnama, yang malam ini sedang bersinar dengan sangat terang.

Sepertinya Inara telah berniat mengatakan keputusannya kepada Rudy, dan Rudy pun berniat melakukan hal yang sama.

"Begin," Rudy dan Inara berkata hampir bersamaan.

"Eh? Kalau begitu Kamu saja yang duluan?"

Kemudian Rudy mempersilahkan Inara untuk bicara terlebih dahulu.

"Tidak apa-apa, Kamu saja yang duluan, Rud?"

Inara malah menyuruh agar Rudy lah yang harus berbicara terlebih dahulu.

"Kamu saja yang duluan," Rudy,

"Kamu saja," Inara,

"Kamu," Rudy,

"Kamu," Inara

"Kamu, Kamu, Kamu, Kamu, Kamu," Reyzo dan Thomas!

Dan akhirnya, Seruan dan tepuk tangan dari Reyzo dan Thomas menyela perdebatan antara mereka berdua. Rudy dan Inara pun kaget dan spontan menoleh ke arah belakang. Mereka berdua juga langsung menggeser posisi duduk mereka untuk membuat jarak.

"Eh, Mas Rud, dan Dek Inara, kenapa berhenti kamu-kamuannya, kakakkakkak."

Thomas mengejek Rudy dan Inara.

"Fufufufufufuu."

Reyzo tertawa karna mendengar ledekan Thomas yang nada bicaranya itu, memang terdengar agak lucu.

"Eh, sudah cukup bercandanya. Ayo kita mulai saja rapatnya segera? Yah, kebetulan semua juga sudah ada disini, kan? Dan tidak ada juga yang perlu dirahasiakan dari pembicaraan ini"

Karna tidak mau terjebak oleh situasi ini, Rudy pun langsung menyarankan agar mereka segera memulai diskusi mengenai rencana penjelajahan ke sisi lain dunia jilid 2.

Dan, bersambung...