Chereads / Tempat Tertinggi / Chapter 36 - Rudy Si Duda Sehari

Chapter 36 - Rudy Si Duda Sehari

Lanjutan dari cerita sebelumnya.

Akibat kesalahan penerjemahan yang telah dilakukan oleh Thomas, Rudy pun berakhir dengan menikahi Garuza dan Moozo sekaligus!

Dengan sangat terpaksa, Rudy harus menerima kenyataan bahwa saat ini dia sudah sah menjadi suami dari Garuza dan Moozo menurut Hukum para Penyihir.

================================

"Thomas, Thomas! Dimana kamu? Woy, Thomas!" teriak Rudy.

Rudy yang baru saja sampai kerumahnya langsung berseru, mencari-cari keberadaan Thomas.

"Eh Rudy, kenapa Kamu berteriak, dan apa-apaan dengan pakaian Kamu itu?"

Inara yang kebetulan sedang berada di rumah, bertanya. Dia merasa aneh, kenapa Rudy sampai berteriak mencari-cari Thomas, apalagi sekarang, dia sedang mengenakan setelan jas dan sepatu kulit.

"Eh, Inara? Ya, tidak apa-apa. Emmmmmm, dimana Thomas sekarang?"

Rudy pun bertanya kepada Inara tentang keberadaan Thomas.

"Oh . . . Thomas sudah pergi sejak tadi pagi, dia bilang kalau harus segera kembali ke negara Britania untuk mengurus suatu hal, katanya. Ya, dia juga meninggalkan surat ini untuk Kamu." jawab Inara sambil mengeluarkan sebuah amplop dari kantong bajunya.

"Hemmmmmmm? Dia pasti sudah memperkirakan hal ini! Ternyata Saya pun termasuk kelinci percobaan dari dia, arrgghhhh, tunggu saja pembalasan dari Saya, Tomo!" isi Pikiran Rudy.

"Hey, Rudy? Rudy? Hey . . . ?"

Inara memanggil-manggil Rudy, Karna saat ini Rudy hanya berdiri diam didepannya.

"Oh, maaf. Saya hanya sedang memikirkan sesuatu, ehem, terima kasih sudah memberitahu Saya tentang Thomas, sekarang Kamu lanjutkan saja kegiatan Kamu, Saya akan mengganti pakaian." Rudy.

"Ya tidak apa-apa. Oh iya, ini surat dari Thomas."

Kemudian Inara pun memberikan surat dari Thomas tersebut kepada Rudy.

"Oh, terima kasih."

Rudy mengambil surat tersebut, kemudian dia langsung bergegas kekamarnya.

Ketika sampai dikamar, Rudy langsung membuka surat tersebut dan membacanya,

_____________________________

Untuk Mas Rudy yang perkasa.

Maaf karna Saya pergi tanpa berpamitan terlebih dahulu, karna ada hal penting yang harus segera Saya urus. Ehem, dan masalah Pangkalan di terowongan tersebut, Mas Rudy tidak perlu khawatir, Saya bersama Andre dan Jacob akan segera mengatasinya. Dan Saya juga meminta maaf apabila nantinya terjadi kesalahan pada mantra sihir perbudakan tersebut. Yah, Saya hanyalah manusia biasa yang pastinya tidak akan pernah luput dari kesalahan.

Sekian dulu surat dari Saya, Saya juga meminta maaf apabila ada kesalahan pada penulisan nama/gelar.

Terima Kasih.

Thomas

_____________________________________

"Urgh . . . Ok, biarkan saja dulu daripada pusing. Hemmmmmmm?"

Rudy bergumam sendiri setelah membaca surat tersebut, kemudian dia meremas surat itu dan membuangnya ke tong sampah yang ada dikamarnya!

Kemudian Rudy mengambil buku catatannya dari ranselnya, lalu dia menuliskan sesuatu di buku tersebut.

Setelah menuliskan catatan baru, Rudy menyimpan kembali buku catatannya tersebut ke dalam ransel. Kemudian Rudy langsung berganti pakaian, dan pergi lagi entah kemana.

Waktu pun berlanjut.

"Sudah malam tapi kenapa Rudy belum pulang juga, ya?" gumam Inara pelan.

Saat ini Inara sedang duduk sendirian di meja makan karna Rudy belum juga kembali sejak siang tadi. Sedangkan Reyzo, dia sudah kembali terlebih dahulu ke kota Sakura, karna ada hal mendesak yang harus segera dia urus.

Yah, kepergian Thomas dan Reyzo kali ini tidak menggunakan ritual salam perpisahan seperti sebelumnya..

Lanjut...

Inara terus menunggu Rudy kembali, tapi sampai dengan jam 10 malam, Rudy tidak juga kembali.bInara juga tidak bisa menghubunginya karna memang selama ini mereka berdua belum bertukar No handphone.

Karena Rudy tidak juga pulang-pulang, Inara akhirnya melakukan makan malam sendiri, kemudian dia membereskan meja makan tersebut, mengunci semua pintu dan jendela, dan setelah itu dia masuk ke kamar dan beristirahat.

Yah, malam ini pun berlalu begitu saja.

========================

Keesokan harinya.

Pagi-pagi sekali akhirnya Rudy pulang, dia berjalan dengan lesu dan tidak bersemangat.

'Tok Tok Tok'

Rudy mengetuk pintu,

"Inara? Inara?" Rudy.

Tak lama kemudian pintu rumahnya terbuka.

"Eh? Darimana saja Kamu? Huuuuuuuu, Saya cemas karena Kamu tidak mengabari Saya?" Inara.

"Urgh . . . Maaf, kemaren Saya sedang banyak pikiran."

Rudy menjawab dengan nada yang lemas.

"Hemmmmm Yah, masuk saja dulu dan mandi, Saya akan segera menyiapkan sarapan."

"Ya, terimakasih"

Rudy hanya menjawab pelan, kemudian Rudy dan Inara pun masuk ke dalam rumah.

Lanjut...

Di dalam kamar mandi?

Rudy saat ini sedang duduk bersandar di dinding dengan kedua tangan yang dia letakan di atas kepala! Air dari shower memancar, membasahi tubuh serta pakaian yang dia kenakan.

" Ini tidak mungkin! Bagaimana mungkin Saya bisa menikahi 2 orang pria sekaligus! Mereka bahkan bukanlah manusia! Ohhh, sekarang Saya telah menjadi Duda hanya dalam waktu satu hari saja! Arghhhhhhh, hidup Saya sudah hancur. Bagaimana jika orang lain mengetahui kejadian ini? Tidak, itu tidak boleh terjadi. Ya, Saya harus segera pergi ke sisi lain dunia dan membawa Garuza dan Moozo? Ya, itu adalah keputusan terbaik!" isi Pikiran Rudy.

Yah Rudy masih terguncang dengan kejadian yang menimpanya kemaren.

Alasan kenapa Rudy tidak pulang-pulang, karna dia sedang menyembunyikan Garuza dan Moozo di sebuah pulau yang jaraknya tidak terlalu jauh dari terowongan penghubung dua sisi dunia.

Rudy tidak ingin orang-orang sampai mengetahui perihal pernikahan mereka bertiga.

Jadinya di pulau tersebut mereka menunggu pergantian hari, agar dapat membatalkan sihir ikatan pernikahan yang telah menjerat mereka bertiga.

Dan ketika matahari terbit, Rudy langsung merapalkan mantra sihir pemutus, untuk segera membatalkan sihir pernikahan tersebut dan dengan begitu, Rudy akhirnya telah resmi menjadi Duda!

Lanjut...

Rudy menghabiskan lebih dari satu jam di kamar mandi untuk memulihkan semangatnya, dan setelah pulih dari dilemanya itu, Rudy langsung mandi, kemudian berganti pakaian.

Setelah menyelesaikan semua itu, Rudy pergi ke meja makan dan di sana Inara telah menunggu untuk melakukan sarapan pagi bersama.

Kemudian merela berdua sarapan sambil melakukan obrolan santai seperti biasa.

"Inara?"

Tiba-tiba Rudy memanggil Inara dengan raut wajah yang agak serius.

"Ya, ada apa?"

Inara pun menjawab panggilan Rudy tersebut.

"Emmmm, sepertinya malam ini Saya akan segera pergi ke sisi lain dunia, yah, sebelum itu Saya akan mengantar Kamu ke kota Sakura terlebih dahulu."

"Eh, Kenapa terburu-buru sekali, Rud?"

"Tidak ada apa-apa, Saya pikir semakin cepat Saya mendirikan basis di sana akan semakin baik, Ehem. Yah, itu saja."

"Hemmmm . . . Yah, tidak apa-apa kalau itu sudah menjadi keputusan Kamu."

"Ya, terima kasih."

Inara masih merasa ada yang aneh dengan Rudy pagi ini, tapi dia tidak menanyakan hal tersebut.

Setelah menyelesaikan sarapannya, mereka berdua pergi keluar untuk bersenang-senang.

Tapi sayangnya, Rudy tetap saja tidak bersemangat, dia masih saja memikirkan tentang status dudanya, sehingga waktu pun berlalu dengan cepat.

Lanjut ke malam hari.

Rudy akhirnya membawa Inara terbang secara manual menuju kota Sakura. Setibanya di sana, mereka berdua melakukan ritual perpisahan seperti biasanya, dan Reyzo pun ikut serta dalam ritual tersebut. Setelah mereka melakukan ritual perpisahan, Rudy pun kembali terbang menuju ke pulau terpencil tempat Garuza dan Moozo berada.

"Wuuuuiiiiishhhhhhhhh"

Setelah 5 jam penerbangan, Rudy akhirnua tiba di pulau tersebut. Di Sana Garuza dan Moozo telah bersiaga menunggu kedatangan Rudy.

Rudy pun turun dan menghampiri mereka berdua.

"Apakah kalian tahu di mana kota SandPort berada?"

Rudy bertanya kepada mereka berdua.

"Ya Tuan, Kami tahu letak kota tersebut."

Garuza dengan patuh menjawab pertanyaan Rudy.

"Ok. Kalau begitu Saya akan membawa kalian menyebrang ke sisi dunia itu. Setelah Kita menyebrang nanti tolong Kamu tunjukan arahnya kepada Saya, hemmmmm, tolong beritahu Saya juga tentang gaya hidup orang-orang di sana, nanti."(Rudy)

"Iya Tuan, Kami mengerti."

Garuza dan Moozo menjawab bersamaan sambil berpose seperti prajurit yang sedang melapor kepada Rajanya.

"Hemmmmmmmm . . . Kan sudah Saya bilang, bersikap saja seperti Biasa?"

Rudy menegur mereka berdua karna mereka masih saja bersikap berlebihan terhadap Rudy.

"Ya Tuan, Maaf."

Garuza segera meminta maaf, lalu mereka berdua segera berdiri dan mulai bersikap seperti biasanya.

"Ok, Ayo Kita Pergi."

Setelah mengatakan itu, Rudy segera melapisi tubuh mereka dengan perisai psikisnya, kemudian,

"Wuuuuuiiiissshhhhh!"

Mereka mulai melesat dengan sangat cepat menuju ke sisi lain dunia.

Bersambung...