Chereads / Tempat Tertinggi / Chapter 41 - Ch 20 : Serikat Pemburu

Chapter 41 - Ch 20 : Serikat Pemburu

Mengintip dari chapter sebelumnya.

Rudy yang mulanya hanya bermaksud untuk melihat-lihat dermaga, tidak sengaja telah membantu Nyonya yang sangat anggun sehingga dia mendapatkan julukan barunya sekarang.

Yah, Pahlawan Pembela Keindahan!

=========================

Lanjut...

"Hotel Melati Itu kan tempatnya Arlin?"

Setelah mendengar perkataan Rudy dipikirannya, Nyonya tersebut bergumam dalam benaknya.

Yah, hotel melati adalah penginapan tempat dimana anaknya tinggal.

Ternyata Bapak Tua dan Nyonya yang sangat anggun itu adalah orang tua dari Arlin, yang mana mereka adalah Bangsawan kerajaan yang telah dicopot gelar kebangsawannya!

Tapi beginilah nasib mereka saat ini, mereka tidak ada bedanya dengan penduduk kota pada biasanya.

Lanjut...

"Papa baik-baik saja, kan? Ayo kita pulang saja, hari ini Papa tidak usah bekerja dulu?"(Ibu Arlin)

Ibu Arlin berkata pada suaminya.

"Ya Ma, maaf telah menyeretmu juga kedalam kondisi yang seperti ini?"(Ayah Arlin)

Ayah Arlin mengiyakan saran dari Istrinya itu, kemudian dia juga meminta maaf atas nasib menyedihkan yang telah menimpa keluarga mereka saat ini.

"Papa tidak perlu meminta maaf? Sejak kita menikah Mama sudah berkomitmen untuk selalu menemani Papa apa pun keadaannya? Sudah, ayo kita pulang kerumah dulu?"(Ibu Arlin)

Ibu Arlin berkata sambil tersenyum berusaha untuk menenangkan Suaminya.

"Ya, terimakasih atas dukungan Mama selama ini. Ayo kita pulang sekarang"(Ayah Arlin)

Kemudian Ayah dan Ibunya Arlin bergegas untuk pulang kerumahnya.

Saat dalam perjalanan pulang, mereka berdua masih terus membahas tentang Rudy, karna mereka sangat berterima kasih atas bantuan dari Rudy sebelumnya.

"Pa? Sepertinya Pemuda yang tadi tinggal dipenginapan yang sama dengan Arlin? Nanti kita harus menemui Dia untuk mengucapkan terima kasih padanya secara langsung?"(Ibu Arlin)

Ibu Arlin memberitahu suaminya bahwa kemungkinan Rudy tinggal dipenginapan yang sama dengan anak mereka, Arlin.

Karna Ibu Arlin selalu menggunakan kerudung saat diluar, Rudy tidak bisa milihat rambutnya yang memiliki warna merah sama seperti Arlin.

"Ohhhh. Ya, itu harus tentunya? Nanti Kita tanyakan dulu perihal ini pada Arlin"(Ayah Arlin)

Setelah mendengar pernyataan dari Istrinya itu, Ayah Arlin pun menyrtujuinya dengan nada yang bersemangat.

"Ya, Kita harus membalas kebaikan Pemuda itu"(Ibu Arlin)

"Mmm Ya?"(Ayah Arlin)

Dan obrolan antara Suami-Istri itu pun berlanjut...

========================

Ditempat yang lain?

Setelah puas melihat-lihat dermaga, Rudy berniat untuk makan siang karna memang matahari sudah berada tepat di atas kepalanya.

Kemudian Rudy berjalan untuk mencari kedai terdekat dari tempatnya berada sekarang, dan tidak perlu menunggu waktu lama, dia telah melihat sebuah kedai makanan yang sepertinya itu cukup ramai.

Rudy memasuki kedai tersebut dan duduk di sebuah meja kosong yang lagi-lagi itu berada di area paling sudut dari ruangan ini, lalu...

"Permisi? Menu apa yang paling terkenal disini?"(Rudy)

Rudy bertanya kepada Gadis Pelayan yang baru saja datang menghampirinya.

"Oh, ada banyak menu yang terkenal disini. Seperti, Gado-gado, Lotek, Sate Padang, Rendang dan masih banyak juga yang lain?"(Gadis Pelayan)

Gadis Pelayan itu menjawab dan menyebutkan beberapa menu terkenal yang ada dikedai tersebut.

"Hemmmmm . . . Apa jenis makanan itu memang sudah ada sejak puluhan ribu tahun yang lalu? Atau itu adalah menu yang dibawa oleh para Utusan Surga sebelumnya? Ahhh lebih baik tidak usah dipikirkan"(Isi Pikiran Rudy)

Rudy sedikit berselancar dipikirannya setelah mendengar nama-nama dari makanan tersebut.

"Ok, Saya akan memesan 1 porsi Gado-gado dan minumannya, hemmmm yah, Es Teh saja?"(Rudy)

"Ya terima kasih . . . Mohon tunggu sebentar?"(Gadis Pelayan)

"Ya . . ."(Rudy)

Setelah Gadis Pelayan itu pergi, Rudy kembali berselancar dipikirannya.

"Hohohoho, sudah Saya duga pastinya Es Teh juga ada disini! Hemmmm mungkin Bandrek dan Teh Telur juga ada disini, kan? Yah, lain kali Saya harus memesan itu fufufufufufu"(Isi Pikran Rudy)

10 menit kemudian Gadis Pelayan itu kembali dengan membawa makanan yang telah Rudy pesan.

"Maaf telah menunggu? Ini dia pesanannya . . . Selamat menikmati..."(Gadis Pelayan)

Gadis Pelayan itu meletakan makanan yang Rudy pesan ke atas meja, lalu berkata dengan senyuman yang ramah kepada Rudy.

"Yah, terima kasih. Hemmm . . . Apakah anda tahu dimana Kantor dari Serikat Pemburu yang ada dikota ini?"(Rudy)

Rudy membalas senyuman itu dan bertanya tentang dimana letak dari kantor Serikat Pemburu kepada Gadis Pelayan tersebut.

"Ohhhh. Itu berada di dekat distrik perdagangan, emmmm itu sebuah bangunan berlantai 2 dengan cat berwarna merah. Kamu pasti akan menemukannya dengan mudah, karna semua orang dikota ini juga sudah sangat akrab dengan Serikat Pemburu ini"(Gadis Pelayan)

Gadis Pelayan itu menjelaskan kepada Rudy dengan nada yang bersemangat.

"Oh. Begitu ya? Ok, terima kasih"(Rudy)

"Ya, sama-sama. Emmmmm apakah kamu mau mendaftar sebagai Pemburu?(Gadis Pelayan)

Karna penasaran Gadis Pelayan tersebut kembali bertanya kepada Rudy.

"Eh? Ya, sepertinya . . . Uhum. Kenapa memangnya?"(Rudy)

"Tidak apa-apa hehehe, kalau begitu Saya permisi dulu?"(Gadis Pelayan)

"Ya . . . ?"(Rudy)

Gadis Pelayan itu meninggalkan Rudy untuk kembali melakukan pekerjaannya.

"Hem . . . Kenapa sepertinya Saya merasa ada yang janggal, ya? Hemmmm..."(Rudy)

Rudy bergumam pelan, Kemudian dia melakukan makan siangnya.

Lanjut...

Setelah makan siang itu, Rudy segera meneruskan perjalannya menuju ke kantor dari Serikat Pemburu.

Setelah berjalan selama 20 menit, Rudy telah tiba di area Distrik Perdagangan tersebut.

Kemudian Rudy kembali menyusuri area itu, dan selang beberapa saat, dia telah berdiri didepan sebuah bangunan berlantai 2 dengan warna merahnya yang sangatlah mencolok!

Di sana juga telah terpampang sebuah plakat nama yang cukup besar bertuliskan "Serikat Pemburu".

Yah, tidak salah lagi ini adalah Kantor dari Serikat Pemburu yang ada dikota SandPort ini.

"Hemmmmm . . . Kenapa kesannya terlihat biasa-biasa saja, ya? Seharusnya bangunan ini harus lebih sangar, untuk menggambarkan nama besar dari Serikat Pemburu ini, kan? Ah, masuk dulu sajalah"(Rudy)

Rudy berkomentar dengan suara pelan setelah melihat penampakan dari kantor Serikat Pemburu yang ada didepannya.

Yah, bangunan itu memang terlihat biasa saja, bahkan itu agak lusuh jika dibandingkan dengan bangunan lain yang ada disekitarnya.

Bangunan ini lebih mirip dengan toko tua daripada sebuah Kantor dari sebuah organisasi yang telah memiliki nama besar seperti Serikat Pemburu ini.

Tapi Rudy tidak terlalu memperdulikan masalah itu, sekarang dia berniat untuk segera memasuki kantor Serikat Pemburu tersebut.

Setelah sampai didepan pintu, Rudy sedikit bingung tentang bagaimana etika umum yang ada disini ketika ingin memasuki sebuah kantor seperti ini.

Rudy berdiri diam didepan pintu itu dan terus berfikir, lalu pintu itu tiba-tiba terbuka.

"Eh . . . Maaf?"(Rudy)

Rudy kaget dan spontan menundukan kepalanya untuk meminta maaf.

"Ah, Kamu kan yang ada dipenginapan?"(Arlin)

"Ah . . . Kamu ternyata si Gadis Penyihir?"(Rudy)

Mendengar suara wanita itu, Rudy mendongak keatas dan ternyata itu adalah Gadis Penyihir yang ada dipenginapan yang sama dengannya.

"Ughhh. Nama Saya Arlin. Jadi jangan panggil Saya Gadis Penyihir lagi mulai sekarang? Ngomong-ngomong ada tujuan apa Kamu datang kesini?(Arlin)

Gadis itu memberitahukan bahwa namanya adalah Arlin, kemudian dia juga bertanya tentang maksud dari kedatangan Rudy.

"Yah Maaf, karna Saya tidak tahu nama Kamu sebelumnya? Emmmm . . . Saya kesini mau mendaftar jadi Pemburu. Ya begitulah kira-kira?"(Rudy)

Kemudian Rudy memberitahukan maksud dari kedatangannya kesini.

"Kamu? Fufufufu . . . Yah, masuk saja dulu, Saya akan menemani Kamu ke meja Resepsionist"(Arlin)

Setelah sedikit kaget dengan pernyataan Rudy, Arlin pun menawarkan dirinya untuk memandu Rudy menuju Resepsionist dari Serikat Pemburu ini.

"Oh. . . Ya, terima kasih"(Rudy)

"Ok, ayo ikuti Saya kedalam?"(Arlin)

"Ya"(Rudy)

Rudy berjalan mengikuti Arlin dari belakang dan mereka berdua akhirnya masuk kedalam kantor Serikat Pemburu tersebut.

Didalam ruangan itu, Rudy melihat beberapa pria berbadan kekar yang hanya menggunakan kaos singlet saja, mereka juga membawa beberapa peralatan seperti, cangkul, sekop, linggis, dan alat-alat pertukangan lainnya.

Masing-masing dari mereka juga menggunakan helm proyek, hingga mereka terlihat sangat mirip dengan kuli bangunan yang ada di Pusat Dunia sebelumnya.

Saat ini mereka semua sedang berdiri mengerumuni sebuah papan iklan, yang sepertinya itu adalah papan Quest seperti apa yang telah diberitahukan oleh Garuza kepada Rudy.

Rudy yang menyaksikan hal tersebut jelas semakin meragukan kredibilitas dari Serikat Pemburu ini.

Kemudian...

"Yo . . . kenapa Nona Bangsawan kita kembali lagi? Hehehe, dan siapa pula pemuda yang dia bawa itu? Gahahahaha lihat teman-teman . . . Sepertinya Arlin sudah punya teman sekarang Gahahahahaha..."(Pria Kekar)

Karna telah menyadari kedatangan Rudy dan Arlin, pria-pria kekar tersebut menatap tajam kearah Rudy dan salah satu dari Pria Kekar tersebut mengejek Arlin sehingga mereka semua menertawakan Arlin.

Rudy yang menyaksikan kejadia klise ini bergumam sangat pelan.

"Sepertinya Arlin tidak terlalu disukai disini? Hhhmm memang Saya tidak pernah cocok dengan yang namanya laki-laki"(Rudy)

"Eh? Kamu barusan bicara apa?"(Arlin)

Arlin menoleh kearah Rudy dan bertanya, karna dia sedikit mendengar gumaman pelan Rudy yang sebelumnya.

"Ohhh. Tidak ada apa-apa"(Rudy)

Rudy berpura-pura bahwa tidak ada apa-apa, tapi pria yang sangat mencintai keindahan seperti Rudy tidak akan mungkin membiarkan drama pembulyan ini berlangsung untuk waktu yang lama!

Kemudian Rudy menggunakan kekuatan psikisnya, lalu dia membentuknya menjadi tentakel-tentakel transparan dan menggerakannya kearah selangkangan dari Pria Kekar tersebut.

Lalu...

"Tisss"

"Arrrgghhhhhhh"

Pria Kekar itu jatuh berlutut, kemudian dia berguling-guling dan berteriak sambil memegangi bagian selangkangannya dengan kedua tangan.

"Eh . . . Ada apa ini . . . Kenapa Kamu sebenarnya? Hey . . . Bla Bla Bla Bla"

Melihat keadaan dari Pria Kekar itu, Pria-pria kekar lainnya bingung dan terjadilah kericuhan di dalam ruangan tersebut.

Lalu lagi...

"Tish Tish Tish Tish Tish Tish"

"Arghhhhhh . . . Tolong . . . Sakit . . . Arghhh . . ."

Akhirnya semua Pria Kekar yang sebelumnya telah menertawakan Arlin, berakhir dengan nasib yang sama saat ini!

"Apa yang sebenarnya terjadi, sekarang? Tapi aneh? Saya tidak merasakan energi sihir apa pun yang ada disekitar sini?(Arlin)

Arlin yang melihat hal ini, kembali menoleh ke arah Rudy dan bertanya.

"Emmmmm . . . Mungkin Dewa telah menghukum mereka karna telah menghina Kamu? Yah, seperti itu Saya kira Fufufufufu. Ayo kita pergi ke Resepsionist saja, sekarang?"(Rudy)

Rudy menjawab pertanyaan Arlin sambil bercanda dan kemudian mengajak Arlin untuk segera pergi ke meja Resepsionist.

"Emmmmm . . . Ya, ayo kita perg"(Arlin)

Arlin masih sedikit ragu. Tapi dia segera mengajak Rudy pergi dari ruangan tersebut, dan meninggalkan teriakan-teriakan penuh kesakitan dari para Pria Kekar yang saat ini masih saja berguling-guling dilantai.

Bersambung...