Chereads / Our Book: The Death Globe / Chapter 8 - Bab VIII Dimitri suka pada ku?

Chapter 8 - Bab VIII Dimitri suka pada ku?

"aku akan mengantar nya ke kamar dulu"

Aku ingat suara dimitri mengucapkan itu, dan semua gelap membuat ku tak inga tapa-apa. Aku mengucek mata ku karena gatal, aneh nya aku merasa hangat dan berat pada tubuh ku "hmm guling" ucap ku sambil memeluk.

'tunggu aku kan sedang di death globe, di sini gak ada guling' aku ragu-ragu membuka mata ku dan betapa terkejut nya aku melihat sosok pria dengan alis tebal, mata tajam ini membuat yang melihat nya takut, tetapi saat ini matanya tertutup dan terasa tenang.

"apakah kamu sudah puas melihatnya?" suara berat menginstrupsi ku yang sedang memandang ciptaan Tuhan, wajah itu membuka matanya kemudian tersenyum "pagi" seketika aku yakin bahwa saat ini muka ku sudah memerah "p-pagi" ucap ku gugup.

Aku menarik selimut menutupi muka ku dan seketika aku sadar 'baju ku telah diganti' aku berusaha posited thinking. Dengan keberanian yang ku paksakan aku bertanaya pada dimitri "dimitri baju ku?"

Dimitri merubah posisinya menjadi duduk "itu digantikan oleh maid wanita di sini" aku menatapnya tak percaya. Dimitri mengangkat tangan nya tanda menyerah "sungguh aku hanya tidur dengan mu, mm- maksud ku berbaring di kasur yang sama dengan mu, lihat saja aku masih memakai celana dan baju mu di gantikan oleh maid"

Dimitri mulai menceritakan kejadian tadi malam

"kamu bilang pusing dan mulai menaruh kepalamu di meja sambil memejamkan mata, aku menggendong mu untuk membaringkan mu di sini. Siapa yang sangka kamu akan muntah sebelum aku kita sampai ke kamar? Aku tetap membaringkan mu di tempat tisur dan meminta maid untuk menggantikan pakaian mu. Aku mengganti baju ku setelah itu aku mengecek mu, dan saat aku akan kembali ke kamar kamu memegang ku dan menangis sambil berkata takut. Aku mencoba melepaskan lengan mu tetapi kamu tidak ingin melepaskannya, jadi aku tidur di sebelah mu, ah dan aku terbiasa tidur tanpa pakai baju"

Aku duduk sambil menunduk dan menutup wajah ku "hei kenapa wajah mu memerah? Kamu sakit?" ucpa dimitri menaruh tangannya di kening ku seperti sedaang mengecek suhu tubuh. Aku meremas selimut ku "bisakah anda keluar terlebih dahulu?" dimitri bangkit, aku melihat otot perut nya dan itu membuat ku makin malu "wajah mu bertambah merah, apakah kamu sakit?" aku menggeleng "keluar sekarang" ucap ku.

"tapi wajah mu memerah, aku tak mungkin meninggalkan yang sedang sakit" aku melempar kan bantal padanya "aku tidak sakit, tapi malu, sekarang keluar!" ucap ku kesal. Aku menatap wajah dimitri yang terkejut saat aku mengatakan itu, dimitri mengembali kan bantal ku kemudian pergi keluar kamar.

Aku berdiri dan pergi ke arah cermin, menatap diriku yang terpantul dari cermin membuat ku ingin menenggelam kan diriku. Bagaimana tidak? Saat ini rambut ku berantakan, mukaku bengkak, mata ku bengkak, dan kusam pada wajah ku.

Sedangkan tadi dimitri terlihat tampan, rambut beraantakan yang semakin membuatnya terlihat lebih tampan, wajah yang tetap tegas, mata yang tetap tegas bersama bulu mata yang lentik 'apakah di sini ada operasi pelastik? Atau klinik kecantikan"

Ini tidak adil, aku di dunia sudah memakai skincare sampe membuat kantong ku kering, tapi kenapa dia tetap tampan tanpa skincare, sedang kan aku hidup tanpa skincare sudah membuat wajah ku begini. Aku akan meminta bantuan pada Mirabelle dan Madeleine karena wajah mereka tetap bagus meskipun tidak memakai skincare.

Aku langsung masuk kamar mandi untuk membersihkan diri, selesai itu aku memakai baju ku sendiri tanpa pilihan mereka berdua. Aku tidak ingin menunggu mereka, setelah aku siap, aku keluar dan pergi ke kamar Mirabelle. Tapi aku tidak tahu dimana kamarnya, aku menunggu di depan kamar ku sampai ada maid atau siapapun yang lewat.

5 menit menunggu muncul maid yang akan melewati kamar ku, aku menghampiri nya dan bertanya "dimana kamar Mirabelle, apakah kamu bisa mengantar ku?" ucap ku sopan, dan maid itu hanya mengangguk. Kami berjalan melewaati lorong ini.

Kamar Mirabelle berada di lantai 3, aku mengucapkan terimakasih pada maid itu. Aku mengetuk pintu kamar Mirabelle "siapa?" balas seseorang dari dalam kamar "ini aku Mirabelle" ucapku semangat. Tidak lama pintu terbuka "oh kamu, kenapa tidak menunggu di kamar?" aku menggeleng "ada yang ingin ku tanya kan.

"ap aitu?" tanya Mirabelle, aku tersenyum padanya "mari kita masuk dulu" di dalam kamar aku duduk di depan meja rias Mirabelle "jadi semalam aku tidur bersama Dimitri" Mirabelle yang tadi sedang memilih baju langsung menjantuhkan baju yang sedang ia pegang "APA?!!!"

Aku menaruh jariku di bibir arti kata untuk diam, tiba-tiba pintu terbuka dengan lebar dan muncul sosok Madeleine "ada apa? Kenapa teriak?" Mirabelle mengahmpirinya dan menyuruhnya masuk kemudian menutup pintu nya. Mirabelle dan Madeleine duduk di tempat tidur "aku mohon apapun yang aku ceritakan di mohon untuk dia, mohon banget banget ini mah"

Mereka mengangguk tanda setuju, aku menarik napas kemudian menghembuskan nya "jadi semalam aku tidur bersama Dimitri" ucap ku mengulang kalimat yang tadi. Madeleine tampak diam dan mencerna kalimat ku.

"APA?!!" teriak Madeleine tiba-tiba, aku kembali menaruh jari di bibir tanda untuk diam "tunggu, tidur bersama tadi malam berarti saat kamu mabuk?" aku mengangguk "dia memakai baju?" aku menggeleng "kamu sudah berganti pakaian saat bangun?" aku mengangguk.

"Wah! Laki-laki mesum" ucap Madeleine bangkit dari duduk nya hendak pergi keluar kamar, aku menghalanginya "kamu mau kemana?" ucap ku "tentu saja memberikan pelajaran padanya" ucapnya berapi-api "tenang lah dan dengarkan cerita ku dulu" ucap ku berusaha menenangkan nya.

Madeleine kembali duduk di tempat tidur di samping Mirabelle "ceritakan" aku menceritakan kembali sesuai apa yang diceritakan oleh Dimitri, kemudian aku menjelaskan hal apa yang membuat aku sampai datang ke kamar Mirabelle, Mirabelle mengangguk mengerti "baiklah akan aku beritahu perawatan ku selama di dunia ini" tiba-tiba Madeleine bangkit kembali "ya aku akan memberitahu mu juga, tapi sebelum itu ijinkan aku memberi pelajaran pada laki-laki mesum itu"

Aku menggeleng "jangan, dia lebih kuat dari mu" Madeleine memegang kepalanya "tapi dia sudah emncoba mencari kesempatan dalam kesempitan, apakah kau tak paham?" aku pura-pura tidak mengerti dan membalas ucapan Madeleine seperti anak kecil yang masih polos "tapi tempat tidur ku luas, tidak sempit" ucap ku sambil tersenyum menampilkan gigi ku.

Sekarang Mirabelle yang menepuk keningnya "pokoknya akan ku balas dia laki-laki mesum itu, bilang gak suka dan gak tertarik tapi buktinya" Maadeleine langsung keluar kamar Mirabelle disaat aku masih terkejut atas ucap Madeleine tadi.

"Dimitri suka pada ku?"