Chereads / Our Book: The Death Globe / Chapter 13 - XIII - Iblis Sialan

Chapter 13 - XIII - Iblis Sialan

Aku meminta makan malam di dalam kamar dan sambil menunggu mereka menyiapkan aku bergegas untuk mandi, aku merendamkan diri ku di dalam air hangat "aahh otot ku, nyamannya" aku menyelesaikan mandi ku dan mulai berpakaian. Aku berjalan menuju cermin dan memandang tubuh ku "apakah ada otot?" ucap ku sambil memandang lengan ku. Aku melihat sedikit otot yang mulai berkembang pada lengan ku "Hey otot!" ucap ku sambil mencolek otot lengan ku.

"Apakah sesenang itu memiliki otot?"

Aku langsung melihat ke arah pintu kamar dan berdiri Dimitri sambi menyilangkan tangan nya. Dia tersenyum dengan tatapan mata tajam "apa yang harus di banggakan dengan otot?" ucap nya.

"bagi aku yang jarang olahraga dan terkena sinar matahari pagi, tentu bangga dengan otot" raut wajah Dimitir kembali menjadi datar "percayalah, saat kamu sudah memiliki otot tidak akan ada yang istimewa lagi"

Aku memutar mata ku malas "yaya, tuan ada apa datang ke kamar saya?" ucap ku sedikit penasaran "memeriksa kondisimu" jawab Dimitri cepat. Aku mengangkat alis ku sebelah "saya baik-baik saja tuan"

Dimitir melangkah maju sampai berada di depan ku "sungguh? Tidak ada yang terluka?" aku menggeleng "saya latihan baru dua minggu dan juga Marvelo mengajari saya seperti mengajari anak perempuan, jadi luka apa yang harus di harapkan?"

"entahlah, karena jika ada luka meskipun hanya baret mungkin aku akan menghukum Marvelo" ucap Dimitri, aku mengangkat bahu ku "kalau begitu untuk apa saya berlatih pedang?" Dimitri memegang dagunya dan tampak berpikir "mungkin, untuk membangun otot kesayangan mu" ucap nya tersenyum.

Aku menatapnya tidak percaya, aku mengambil bantal dan melemparkan ke arahnya, dia langsung menangkap bantal itu "lihat otot mu sangat luar biasa sampai bisa melemparkan bantal" ucap nya sambil tersenyum.

"anda datang ke kamar saya hanya untuk mengajak saya berkelahi?" ucap ku marah, Dimitri menyilangkan tangannya ke depan dadanya "ooohh tidak, aku sangat takut" aku menatap Dimitri dengan berapi-api "bocah sialan!"

Wajah Dimitri langsung berubah menjadi datar, dia maju perlahan "mundurlah jangan maju" ucap ku sambil waspada, tapi dia tetap maju "aku bilang jangan maju" aku otomatis langsung mundur perlahan. Dimitri tetap maju dengan wajah datar, aku sempat berpikir 'apakah Dimitri marah karena aku bilang bocah sialan?'

Aku semakin mundur seiring majunya Dimitri, langkah ku terhenti ketika aku sudah menabrak jendela kamar "Di-Dimitir" ucap ku semakin takut. Dimitri mengarahkan tangan nya pada ku, aku memejamkan mata ku karena takut. Tapi tidak ada yang terjadi, aku membuka mata ku dan wajah ku tepat berada di dada Dimitri. Aku langsung menatap wajah Dimitri yang fokus melihat ke arah luar jendela, aku langsung membalikkan badan ku agar aku tahu apa yang Dimitri lihat.

Aku tidak melihat apa-apa, aku masih fokus mencari apa yang Dimitri lihat. Tiba-tiba Dimitri mengarahkan tangan nya ke jendela dan keluar asap merah yang menyebar ke seluruh kastil. Dan tak lama ada ledakkan besar pada bagian hutan, Dimitri langsung memeluk ku dan kastil sedikit bergetar.

Tunggu jika ledakan berada di hutan sedangkan hutan dan kastil merupakan ujung dari kerajaan, tetapi getaran dari ledakan itu bisa sampai membuat kastil bergetar meskipun sudah di lindungi oleh Dimitri, seberapa hebat ledakkan itu?

Saat aku merasa sudah cukup aman untuk membuka mata, aku ingin melihat ke arah jendela tapi Dimitri memeluk ku semakin erat membuat ku tidak bisa membalikkan badan. Tidak butuh lama Dimitri mulai melonggarkan pelukkan nya dan aku langsung melihat kea rah jendela tapi kacanya menjadi gelap, aku tidak melihat apa-apa, aku menatap Dimitri "sejak kapan anda belajar membuat kaca film?"

Dimitri tersenyum ke arah ku kemudian mengacak rambut ku "beristirahatlah, aku haru pergi sekarang" ucapnya kemudian pergi dari kamar ku.

Aku berbaring di kasur, memandang jendela yang tidak bisa ku lihat kea rah luar. Aku memejamkan mata dengan selimut di tubuh ku, tidak butuh lama untuk ku memejam kan mata karena aku di bangunkan dengan pintu yang di dobrak dan di susul dengan teriakan dari Madeleine dan Mirabelle.

Mereka menghampiri ku dan membangunkan ku agar aku duduk, aku hanya dapat tersenyum sambil memejamkan mata sembari mencaci maki dalam hati 'sialan, iblis sialan'. Mirabelle memegang wajah ku "kamu tidak apa-apa kan? Tidak ada yang luka?" dan aku hanya membalasnya dengan senyuman.

Karena aku tidak menjawab Mirabelle mengoyang-goyang kan badan ku 'ah benar-benar iblis sialan' caci maki ku dalam hati, aku masih tetap berusaha untuk tersenyum "aku tidak apa-apa Mirabelle jadi tolong henti kan aku pusing" ucap ku.

Mirabelle dan Madeleine langsung menghela napas lega "benar hanya ada getaran jadi pasti tidak akan yang terjadi pada kita" ucap Madeleine "Dimitri benar-benar melindungi kastil dengan kekuatannya" lanjut Mirabelle, aku masih tersenyum mendengarkan mereka "Dimitri tadi ke sini, dia melihat ledakkan itu dari jendela yang sekarang sudah tidak berfungsi" ucap ku sambil menunjuk jendela yang kehilangan fungsinya.

"untuk apa dia datang kemari?" tanya Mirabelle tidak suka, aku mengangkat bahu "mengajak aku berkelahi mungkin, tapi aku hanya bisa melempar bantal padanya karena otot ku masih lemah" jawab ku sambil mengelus otot kecil yang ada di lengan ku.

"terus dimana Dimitri?" aku mengangkat bahu tanda tidak tahu, Madeleine tampak berpikir kemudian membisikkan sesuatu pada Mirabelle. Aku hanya bisa melihat kelakuan mereka "jangan bisik-bisik, aku juga kepo" ucap ku.

Mirabelle dan Madeleine tersenyum kemudian Madeleine memegang bahu ku "istirahat lah, kami pergi sekarang" aku mengangguk. Saat mereka sudah menutup pintu, aku mulai berbaring kembali dan menutup mata.

Tidak butuh lama untuk bisa menikmati itu, karena pintu ku kembali terbuka lebar dengan teriakkan Hillaire sedangkan Hilmaz hanya mengikuti Hillaire dari belakang. Hillaire melangkah ke arah ku dan saat dia akan bertanya aku lebih dulu menjawab "aku tidak apa-apa" dan mengibas kan tangan ku tanda meminta mereka untuk pergi.

"serius?" tanya Hilmaz dan aku menjawab nya dengan mengangguk, aku kembali mengibaskan tangan ku tidak lama Mirabelle dan Madeleine datang dan menarik mereka berdua keluar "selamat tidur!" ucap Mirabelle.

Aku menghembuskan napas kasar saat pintu tertutup "sekarang seharusnya aku bisa tidur" ucap ku dan mencoba membaringkan badan ku kembali. Aku menatap dan tersenyum karena sejauh ini belum ada yang mengganggu ku, di saat aku yakin ini waktunya aku dapat tidur dengan tenang.

Lagi-lagi kastil ini bergetar kembali "sialan" ucap ku masih memejamkan mata dan tersenyum kesal. Tiba-tiba kaca jendela ku pecah, aku membuka mata dan melihat ke arah luar jendela, aku melihat sosok bayangan dengan mata merah sedang terbang sambil memandang ku yang sedang duduk di kasur.

"Iblis sialan!" caci maki ku tidak bisa ku bendung lagi.