Chereads / Dia yang memutar samsara / Chapter 5 - Chapter 5 : Aku melihat dirimu 10 tahun yang lalu

Chapter 5 - Chapter 5 : Aku melihat dirimu 10 tahun yang lalu

_

Sebuah Mall besar dibilangan Jakarta Utara.

pukul 7 malam.

-

Luna mengenakan gaun berwarna merah hitam yang sangat indah, dengan rambut berwarna putih yang dikuncir 2 yang mana terombang-ambing diatas pundaknya ketika ia berlari menuju pintu masuk otomatis dalam wujud manusianya. Saat itu, Gadis manis itu tak menghiraukan sekelilingnya, Ia benar-benar tak berhenti sampai ia berada ditengah-tengah Mall. Malam itu suasana nampak riuh, pengunjung benar-benar ramai.

ia menolehkan pandangannya kekiri dan kanan, pusat mall itu sedang kosong karena sedang tidak ada display apapun seperti pada malam-malam sebelumnya. dan itu membuat Luna memiliki ruang lebih untuk mengekspresikan perasaannya yang tengah meluap-luap kala itu.

Luna sediki mengangkat rok gaunnya itu, terlihat stoking berwarna hitam yang melekat pada kedua kakinya. Ia dekap kedua tangannya ke dada kemudian mebungkuk penuh khidmat dan hormat kearah Medika dan kedua ELF lainnya, Medika serta Jingwei dan Serenade yang tengah mengejar langkah Luna perlahan memperlambat ritme menuju Luna sembari berandai-andai apa yang akan dilakukan ELF tersebut. Luna lantas menoreh kaki kirinya melawan arah jarum jam kemudian menyelaraskan kaki kanannya dengan ujung jemari sementara kedua tangannya masih terdekap menyilangi dadanya ke arah punggung. saat itu beberapa pengunjung mulai memperhatikan Luna, sebab siapa yang tidak ingin melihat Gadis cantik dengan Gaun merah-hitam yang tak biasa. langkah kaki Luna mulai berubah haluan, ia yang semula menjinjitkan kaki kini perlahan berputar diatas sepatu balet berwarna hitamnya diiringi dekapan kedua tangan Luna yang kini ia bentangkan lebar-lebar. Orang-orang yang lalu lalang mulai menaruh pandang pada Luna yang saat itu mereka anggap bagai Gadis muda penuh antusiasme pada umumnya yang baru pertama kali menjejakkan kaki ditempat itu.

Namun, perkiraan awal mereka mungkin salah..

Rambut Luna yang berwarna putih, panjang bergelombang terhempas mengikuti arah jarum jam, bross rambut berbentuk mawar merah yang terjepit disisi kiri dan kanannya pun menambah manis perangai Luna, rok dari gaunnya yang bergemuruh berputar layaknya ombak, ketika paduan warna hitam dan merah pada gaun itu ditambah rambut putih berkilau serta wajah jelita milik Luna dalam bentuk manusianya membuat semua orang yang sedang sibuk dengan urusan mereka berhenti, memasang mata dan tertegun sesaat memperhatikan betapa eloknya Luna kala itu. dan ia pun mulai nampak seperti orang yang tengah menari.

Pesona gadis itu begitu kuat, tak ayal ada beberapa orang yang mulai memvideokan gerakan Luna itu, dan menyebutnya seperti tarian seorang Darwish yang menurut mereka sangat sakral sebab keberadaan komunitas itu didunia mereka sangatlah rahasia.

Lampu mall saat itu secara ajaib padam, yang tersisa hanyalah lampu sorot yang berada ditengah-tengah atap yang berada pada puncak lingkaran utama Mall tersebut. Ketika Luna mencapai titik ekstasi nya, ia berdiri pada pusat gravitasinya sendiri. tangan kanan Luna mengarah keatas sementara tangan kirinya mengarah kebawah, dan benar saja yang ia lakukan adalah Tarian dari para Darwish.

sorotan lampu itu mengarah kepada Luna, bross mawarnya yang berwarna merah translucent membiaskan cahaya lampu sorot itu.

saat itu, pengunjung mall benar-benar tersihir. ketika seorang gadis kecil yang nampak seperti usia 16 tahun dengan kecantikan yang luar biasa telah melelehkan hati mereka dengan pesona dari tarian yang bagaikan ritual penyejuk jiwa itu.

Sementara, dalam dunia Luna yang tengah berputar dalam syahdu semuanya nampak melambat, sayup-sayup ia melihat Medika, Serenade dan Jingwei berdiri dihadapannya dikelilingi orang-orang yang tengah memperhatikannya. ia pun memejamkan kembali matanya, menyelam kedalam dunia semunya yang saat itu hanyalah terlintas pada satu hal : pengabdiannya kepada Andra.

" Tuan, kau yang telah mempertemukan ku dengan tarian ini, dan kau juga yang mengatakan padaku :' ketika aku sedang sedih dan ingin berdoa maka jangan sungkan untuk menari maka semua masalah mu akan hilang' Kau memang benar, gejolak tak tentu arah dalam jiwa ku perlahan hilang, namun doa ku atas kembalinya dirimu selama 8 tahun ini belumlah terwujud."

Selama beberapa menit yang syahdu itu, Luna menari tanpa henti. membuat semua yang ada disekelilingnya berhenti layaknya mematung. Beberapa saat kemudian ketika sihir itu sudah memudar, Luna menjatuhkan dirinya dalam posisi duduk lemas dengan merebahkan tubuhnya diatas lantai sementara kedua tangan yang menari itu diarahkan didepan kepalanya. Saat lampu Mall kembali menyala, Luna pun menghilang dari pusat perhatian membuat semua orang disana terkejut dan bertanya-tanya mengenai keberadaannya.

_

Badan Penelitian Mana Indonesia

Pukul 4 Sore

_

" Aku tak menyangka Helena mengijinkan aku untuk pulang lebih cepat padahal hari ini aku sedang piket ... "

Medika melempar tas jinjing nya ke bangku belakang Mobilnya.

" Dan bahkan, ia mengijinkan ku membawa.. semua ELF ini!" Sambung medika dengan senyum lebar sembari memandangi ketiga ELF yang sedang misuh-misuh tanpa sebab.

Medika lantas mempersilahkan para ELF untuk memasuki bagian belakang mobil. Setelah memanaskan mobil, Medika pun mulai menjalankan mobil itu keluar dari parkiran, sepanjang perjalanan mereka berempat saling bercengkrama dan membicarakan banyak hal, mulai dari : Fashion, Makanan favorit, kegiatan sehari-hari para elf di rumah mereka yang mana Serenade hendak mengundang Medika apabila mereka bertiga terhibur dengan usulan Medika dengan mengajak mereka melihat-lihat gemerlap dunia manusia.

Sesampainya di jalanan besar, Medika mulai antusias menunjukkan dunia malam dikota itu.

" Selamat sore para gadis, jadi akan kemana kita malam ini?" tanya Medika kepada para Elf.

Para ELF yang sedari awal memang tidak terlalu paham dunia manusia tidak tahu harus memulai dari mana. sebab selama ini kegiatan mereka selama 8 tahun terakhir hanyalah menemani Andra.

" Aku tidak tahu, aku tidak terlalu mengenal dunia ini." kata Serenade dengan ekspresi datar.

" Dan aku tidak keberatan jika kita langsung saja menuju rumah mu Medika, sebab aku ingin menunjukkan beberapa hal kepadamu." jawab Jingwei sembari memainkan rambut Serenade.

Medika diam sejenak, kemudian bertanya kepada Luna yang sedang melihat keluar jendela.

" Kalau Luna, kamu mau kemana?"

Luna menoleh kepada Medika.

" Aku mau ke Mall." jawabnya singkat kemudian kembali menolehkan pandangannya kepada jalanan sore itu.

" Oke sudah diputuskan, kita akan pergi ke Mall." seru Medika, " Namun, kita ada satu kendala." sambung Medika.

" Apa itu?" jawab para elf serentak.

" Wujud kalian itu, bukankah manusia biasa tidak bisa melihatnya?" tanya Medika.

Para elf berkerumum, saling memegang bahu satu sama lain yang membuat Medika tertawa sebab melihat para ELF melakukan itu seperti melihat anak kecil usia 5 tahun sedang mendiskusikan masalah sepele secara rahasia. Namun Medika harus menjaga agar lisannya tidak keceplosan mengatakan 'kalimat' itu sebab acara hangout ini bisa berantakan.

Par ELF pun nampak selesai berdiskusi, mereka kembali duduk seperti sedia kala.

" Kami akan berubah ke wujud manusia, Medika." kata Jingwei diiringi dengan anggukan kepala Serenade dan Luna.

Medika nampak heran, ia mengerenyitkan dahi tanda bingung.

" Berubah ke wujud manusia, maksudnya menjadi manusia?" tanya Medika sembari memperhatikan mereka bertiga dari spion dalam mobil.

Para ELF mengangguk,

" Bisa kah kau mengajak kami kesebuah tempat yang tersembunyi dari keramaian selama proses perubahan kami berlangsung, Medika? " tanya Luna dengan kedua mata berkaca-kaca

Medika sedari sore memang memperhatikan ada yang tak biasa dari Luna, perangai ELF itu berubah sedemikian rupa seperti sedang memikirkan sesuatu.

Medika memperhatikan Luna dengan seksama, lalu mengangguk dengan senyum hangat tertoreh di wajahnya.

Medika mengemudikan mobil ke salah satu sudut bekas gedung pertokoan terkenal di kota itu tempat dimana orang-orang berbelanja kebutuhan sehari-hari yang mana saat sudah usang, tempat ini 9 tahun lalu terdampak cukup parah setelah penyerangan monster yang tiba-tiba keluar dari Aurora yang muncul diseluruh provinsi kala itu, dengan pelan Medika mengendarai mobilnya masih terlihat bekas-bekas kebakaran, goretan di dinding dan cakaran, dan terdapat monumen yang menggambarkan kondisi orang-orang yang saat itu dilanda kepanikan dan mati disaat bersamaan.

" Dahulu, kawasan ini adalah istana bagi para pelancong kota ini, aku masih ingat saat kakak ku mengajakku makan di salah satu kedai disana saat kami hendak berbelanja... ughh." tiba-tiba Medika memegang mata sebelah kanannya, sebuah fragmen ingatan yang tidak stabil merusak kenangan Medika, gambaran atas memori itu kabur dan sosok kakak yang ia sebut tadi terlihat rusak dan tidak pasti.

" Medika, kau tidak apa-apa?" tanya Jingwei sembari memegang bahu Medika.

Luna dan Serenade nampak khawatir dengan keadaan Medika namun mereka tidak berkata apa-apa hanya menoleh mencoba memastikan bahwa ia baik-baik saja.

Medika mengangguk pelan, ia terus mengemudikan mobil itu sampai di sebuah tempat yang kelihatan cukup rusak namun langit sore yang kala memantulkan warna emas dari seluruh bagian bangunan malah melukiskan kemegahan masa lalu gedung tua itu.

Medika menghentikan mobilnya, lalu menoleh ke arah para ELF

" Kita sudah sampai nih, jadi bagaimana?" tanya Medika sembari tertawa, ia penasaran apa yang akn terjadi setelah ini.

" Tunggu sebentar, kami sedang menunggu mega hijau sebelum matahari terbenam." sahur Jingwei.

Medika yang tak paham hanya terdiam dengan wajah sedikit melongo.

Cahaya jingga sore itu mulai padam, atmosfer didalam mobil mulai berubah, Medika merasakan sesuatu yang tidak biasa. ketika jam menunjukkan pukul 6 sore dan matahari mulai tenggelam, Jingwei lantas membuka mulutnya.

" Lihatlah ini dengan seksama Medika."

Cahaya hijau terlintas melewati mereka, lalu para Elf lantas mengangkat tangan kanan mereka secara serempak. sesaat kemudian keluarlah sebuah cahaya hijau yang berbentuk seperti sebuah segel sihir.

Suasana didalam mobil mendadak bagai lampu neon yang benderang, diiringi dengan suhu yang berubah makin dingin. Cahaya hijau mengelilingi tangan kanan mereka bertiga dan menurun kebawah hingga menyelimuti tubuh mereka.

Medika menyaksikan transformasi para Elf dengan penuh kekaguman akibat partikel-partikel hijau yang berterbangan diudara.

" Aku tak menyangka proses perubahan bisa seindah ini." Medika mencoba meraih cahaya hijau yang berterbangan mengelilingi dirinya itu.

Selang beberapa saat perubahan mereka selesai, nampak wajah yang asing bagi Medika, dengan seksama Medika memperhatikan 3 sosok didepannya itu : Jingwei, Serenade dan Luna. wajah mereka tidak sama dengan wujud Elf mereka, dari ketiganya, ia memperhatikan Luna yang mana terlihat agak mirip dengannya. Medika mencoba memegang wajah Luna dan mendekatkan wajahnya, Luna berkedip-kedip lalu memicingkan mata.

" Apa-apaan sih ini." respon Luna kesal lalu mendorong Medika.

Medika melihat tangannya sambil berkata lirih.

" Kenapa wajah kita mirip? " tanya Medika heran, namun Luna hanya mengangkat bahunya dan menggelengkan kepala.

" Ehem ehem Medika, kami sudah selesai memasuki wujud manusia dan wujud ini hanya beberapa jam dalam sehari." kata Jingwei," hal ini sebenarnya bukan hal yang asing bagi pada ELF yang tersebar diseluruh penjuru dunia." sambung Jingwei

Medika terkagum-kagum melihat transformasi mereka bertiga, sebab ini adalah transformasi pertama mereka selama beberapa tahun terakhir cahaya yang dikumpulkan sangat banyak dan membuat pantulan hingga keluar jendela mobil. Para pejalan kaki yang lalu lalang dibuat keheranan sebab mereka belum menyaksikan hal-hal ajaib semenjak 8 tahun lalu.

" Kenapa kau membutuhkan gelombang pendek krepuskular saat transisi sore ke malam, Jingwei? tanya Medika

" Kami bertiga bukanlah makhluk yang berasal dari dunia ini, Medika. kami memerlukan energi besar untuk memanifestasikan diri dalam wujud yang bisa diterima oleh orang-orang. Namun karena sudah 8 tahun kami tidak memasuki wujud ini makanya kami memerlukan gelombang kejut Mega hijau yang kemudian ditangkap oleh sel-sel kami." Jawab Jingwei.

" Singkatnya, karena kami merupakan makhluk cahaya maka kami memerlukan energi konstan untuk mengisi energi dalam tubuh kami sebelum berubah." tutur Serenade menambahkan.

Medika mengangguk sembari memegang dagunya.

" Hmm hmm, namun kenapa orang ini mirip dengan ku!?" tanya Medika sembari menunjuk Luna.

" Hei aku juga tidak mau mirip dengan mu." timpal Luna dengan emosi.

mereka berdua akhirnya cekcok selama beberapa saat, Jingwei memperhatikan Luna dan Medika sedari awal ia memang tahu sesuatu namun ia memilih untuk diam.

" Yasudah, selanjutnya ayo kita menuju pusat perbelanjaan kota ini." seru Medika yang diikuti oleh Luna dan Serenade.