_
Dengan segera, berita mengenai bangunnya sang pria didalam tabung tersiar. Publik seketika gempar menyambut "kebangkitan" sang "pahlawan" yang telah menyelamatkan mereka dari bencana besar 8 tahun lalu.
berita-berita di televisi menyiarkan tajuk berita yang serentak sama, seputar pada :
" Apakah kebangkitan sang pahlawan adalah akhir dari Fenomena Aurora?"
atau
" Apakah dia yang datang entah dari mana akan melanjutkan misinya?"
Semua tajuk itu mengarah pada satu kesimpulan, bahwa gejolak ekspektasi menyeruak ditengah masyarakat dengan datangnya informasi bahwa harapan baru telah lahir dari sosok yang sama, pria yang dulu pernah dimusuhi dan di perangi oleh Negara pada awal kemunculannya yang viral 10 tahun yang lalu.
_
Sementara itu di Lobby Utama Lembaga Penelitian Mana Indonesia.
_
" Apa-apaan mereka itu? menyiarkan berita menyesatkan mengenai Andra!" seru Medika, ia lalu menyeruput Cappucino Latte kegemarannya.
" Sigh, setidaknya berikanlah kredit kepada kami yang sudah setengah Mati menjaga orang ini agar tetap hidup!" ketusnya lagi sambil menunjuk tabung pemulihan Andra.
" Setengah mati kata gadis yang baru beberapa bulan disini."
dari arah pintu masuk, Helena berjalan sambil menunduk melihat ke arah HP nya, nampaknya itu adalah pesan dari kawan lama Helena. Ia lalu menaruh tas dan hp nya di meja kerja dan mengambil Jas Laboratorium yang ia taruh di kursinya.
Medika nampak cemberut dan menggembungkan pipinya sambil menggerutu tidak jelas seperti biasa.
" Bagaimana kondisi Andra?" tanya Helena, ia berjalan mendekati Medika dan berdiri disamping kirinya
" Seperti biasa, ia kembali tidur setelah Prof Alliyanah selesai berbicara dengannya 2 hari lalu, sejauh ini parameter nya menunjukkan bahwa : semuanya aman." jawab medika singkat kemudian kembali meminum Cappuccino latte nya.
Para Elf pun muncul dan menghampiri mereka berdua, Luna seperti biasa memberikan hadiah kepada Medika, kali ini berupa emblem bergambarkan sigil Dewi Freya.
" Kau liat Medika, sepertinya ratu tsundere kita selalu memberikan hadiah kepada mu ya." ledek Jingwei sambil berterbangan mengelilingi Medika.
Luna tidak berkata apa-apa selain menatap melas Medika dengan kedua matanya yang besar dengan pupil bewarna kebiruan.
Melihat ekspresi wajah Luna, Medika tersentuh dan membungkukkan tubuhnya sejajar dengan Luna.
" Ooh, Luna ada apa?" tanya Medika balik memelas.
" Kenapa belakangan ini wajahmu sayu Medika? apa karena kau kurang bergaul?" jawab Luna dengan ekspresi polos.
Dengan kesalnya Medika lantas menyeruput cappuccino lattenya lalu melempar wajah kesebelah kanan.
Helena hanya menggelengkan kepala sambil berdecak.
Medika yang awalnya ingin marah pun berfikir dua kali mengenai ucapannya yang ingin ia utarakan, sebab terlintas dalam pikirannya bahwa ucapan Luna ada benarnya juga.
tiba-tiba ia terpikirkan hal konyol dan langsung mengutarakan maksudnya tanpa basa basi kepada para Elf.
" Hei, kenapa kalian tidak keluar atau jalan denganku nanti malam? malam ini kan malam Minggu, daripada kalian sibuk menyembunyikan keberadaan kalian, lebih baik membaur dengan masyarakat, itu alternatif yang bagus bukan?" ajaknya dengan ekspresi meriah.
Luna dan jingwei nampak sedikit terkejut mengingat mereka hanya mengetahui dunia ini sebatas pada Lembaga Penelitian ini dan sekitarnya, mereka belum pernah sekalipun berfikir untuk menikmati "dunia manusia". Sementara Serenade sangat antusias.
" Aku mau, aku mau!" kata serenade dengan girangnya.
Sementara kedua elf itu tidak tahu harus berkata apa, karena disatu sisi mereka ingin sekali keluar tapi tanggungjawab mereka terhadap kondisi Andra mengikat hati mereka untuk tetap berada di laboratorium ini.
" A-aku tidak tahu, aku akan membiarkan Luna saja untuk menjawab." kata jingwei sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
" E-eh kenapa aku!? aku juga tidak tahu mau jawab apa, aku akan membiarkan Helena yang memutuskan apakah kami bisa ikut dengan mu atau tidak." jawab Luna berusaha nampak tegas, namun dari sorot matanya mengisyaratkan bahwa ia sangat ingin jalan-jalan.
Helena menarik nafas panjang, keempatnya menatap Helena dengan wajah penuh harap. Sesuatu yang sangat ia tidak bisa abaikan..
" Sigh, baiklah kalian boleh.." jawab Helena mengalah.
" HOREEE!!!" serentak mereka berempat berteriak.
Terlihat sebuah senyum tersungging dipipi Helena, ia tidak menyangkal kalau kehadiran Medika sangat membawa warna bagi laboratorium ini, terlebih lagi Helena juga berfikir bahwa hal itu sangat bagus, mengingat kalau mungkin para Elf ini sudah sangat jenuh karena selama 8 tahun senantiasa menjaga Andra yang tengah memulihkan diri. Seketika gambaran wajah seorang gadis muncul mengganti kan imej Medika yang tengah bercanda dengan para Elf, ia pun membuang jauh-jauh pikiran itu, namun ia merasakan sakit dikepalanya. Rasa rindu yang tak mungkin bisa ia tahan, sebuah penyesalan dimasa lalu yang mungkin telah menjadi doktrin atas dedikasi Helena untuk menjaga Andra sejak hari dimana Bulan Runtuh. ia berusaha agar mereka berempat tidak menyadari kondisinya saat itu, walaupun air mata perlahan menetes dan membasahi pipi kanannya. Dalam pandangan Helena, saat itu semua nampak melambat, celoteh Medika dan Luna terlihat sangat lambat, ia memperhatikan betapa miripnya Medika dengan gadis itu, kawan seperjuangannya dulu. sejak hari itu, Helena hanya dapat menangis dari mata sebelah kanannya saja, hal itu sangat mempengaruhi tingkat emosionanya sehingga Helena selalu terkesan dingin namun jauh dilubuk hati terdalamnya, ia perlahan merasa kembali seperti di rumah.
Efek perlambatan itu menghilang, keadaan disekitarnya kembali normal. Dan guna mencegah perhatian dari keempatnya ia segera menghadap belakang sambil berkata kepada mereka berempat.
" Iya, menurut ku itu juga ide yang bagus jika kalian membaur dengan publik, apalagi besok Senin akan ada konferensi pers untuk mengklarifikasi progress pemulihan Andra, akan sangat baik jika kalian berlatih untuk berinteraksi dengan orang ramai walau dalam mode kamuflase." sambung Helena dengan nada datar.
Medika terkejut mendengar bahwa ada konferensi pers mengenai perihal kabar yang tersiar ke publik ini. tapi ini mungkin akan sangat bagus mengingat mungkin dirinya bisa bertemu dengan para Auror yang dulu pernah satu tim dengan Andra khususnya Marik yang merupakan anggota paling tampan di Indonesian Corps Allianz yang didirikan khusus untuk menghancurkan gate utama di Pulau Timor 9 Tahun lalu.
_
Sedikit flashback : Indonesian Cataclysm Auror atau InCA adalah sebuah kelompok Auror yang didirikan oleh pemerintah untuk menyelidiki fenomena Gerhana Matahari Ganda 9 tahun lalu, fenomena alam yang muncul seiring dengan maraknya Aurora misterius berkordinat acak di seluruh pelosok Nusantara dan berpusat di Timor, kelompok itu terdiri dari : Marik, Andra, Aline (ling-ling), Elang, Maria, Dzikra, Rudi dan Bondan.
Medika menaruh harapan tinggi untuk bertemu dengan semua member InCA karena semenjak ia kecil, kisah heroic mengenai para Auror itulah yang kerap diceritakan di sekolahnya dan sangat memotivasi dirinya untuk menjadi seorang ilmuwan yang mendedikasikan diri untuk meneliti fenomena Aurora ini. Apalagi ia mendengar bahwa salah satu Auror terkuat atau bisa disebut yang terkuat di InCA itu tengah memulihkan diri pasca pertarungan sengit di didalam dungeon paling berbahaya yang pernah muncul di planet ini yang bahkan tidak bisa didata oleh Dungeon Rank Detector yang didatangkan langsung dari jepang, dungeon itu dilabeli sebagai Dungeon Rank EX-S yang mana setiap penghuni didalamnya memiliki setidaknya kekuatan setara 'Continental Buster'. minatnya semakin tinggi dan akhirnya ia bergabung dalam Lembaga Penelitian Mana Indonesia guna merawat Andra yang notabene adalah salah satu anggota favoritnya.
_
Mata Medika berbinar-binar, Helena dengan segera menyadari kata-kata yang akan diucapkan oleh Medika kepadanya, Helena pun membuang muka namun ucapan itu begitu cepat keluar dari lisan Medika yang terlampau berharap dengan konferensi pers Senin besok.
" Apakah InCA akan mengadakan reuni? Apakah Marik akan datang?"
Helena hanya diam, melihat gelagat aneh dari Helena yang sedari tadi menghadap belakang membuat Medika makin penasaran
" Hei Helena, apakah anggota InCA akan datang Senin besok?" tanyanya kembali dengan polosnya.
Jingwei dan Serenade membalikkan badan dan mendekati tabung inkubasi Andra sementara itu, Luna menundukkan kepalanya.
Helena hanya diam, ia belum menjawab pertanyaan itu. Ia sadar bahwa kenyataan ini pada akhirnya harus diketahui oleh semua orang.
Saat Helena membalikkan tubuhnya, sesaat sebelum Helena mengatakan kebenarannya kepada Medika, Luna mengangkat kepalanya, Medika terkejut begitu melihat ada air mata membasahi pipi luna.
ia pun mendekati Luna lalu mengusap pipinya
" Ya ampun Luna ada apa? apakah pertanyaan ku salah?" tanyanya dengan nada iba.
Para Elf lain dan Helena hanya diam, suasana menjadi hening. dengan berat suara Luna berkata kepada Medika.
" Apakah kamu tidak tau jika hanya ada 2 orang member InCA yang selamat?" kata Luna diiringi dengan keheningan yang menyelimuti ruangan laboratorium itu.
Medika terkejut, seolah tak percaya, sebab ia hanya tau dari media bahwa semua member InCA selamat dan saat ini mereka berpisah guna melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai dengan profesi asli mereka, identitas asli mereka pun di sembunyikan guna menjaga privasi para simbol kehormatan itu. Dan menurut kabar yang beredar ke-8 member itu akan berkumpul apabila Andra pulih atau Negara membutuhkan mereka dalam keadaan genting.
Helena berdiri dari kursinya lalu berjalan mendekati Luna, ia mengambil posisi jongkok guna mencubit pipi Luna lalu mengusap dahinya.
Helena mendongakkan kepala, lalu tersenyum.
" Kau tau, meskipun era kami telah berakhir. Pasti akan selalu ada yang menggantikan kami."
Medika menatap Helena bingung seraya tak mengerti.
" Apa maksudmu dengan kata 'kami', Helena?" tanya Medika.
Jingwei lantas terbang kesamping Medika lalu bertolak pinggang.
" Aku tak tahu informasi apa yang kau peroleh didunia manusia ini, namun kau kan pegawai disini seharusnya kau tau kalau Helena adalah member support dari InCA dan satu2nya member support yang selamat saat gerbang utama meledak." kata Jingwei mencoba menjelaskan.
" Tapi ehh, iya sih tentu saja Helena selamat sebab disana ada Presiden PRS yang waktu itu masih seorang Jenderal angkatan bersenjata Indonesia ya, Helena?" celetuk Jingwei.
Helena mengangguk, ia kemudian berdiri.
" Ya hari itu aku selamat karena ada Presiden PRS disana, ia memukul semua puing dan menahan ledakan kuantum dengan tubuhnya saat gerbang meledak. Dia sangat kuat, namun ia tak cukup kuat untuk menyelesaikan misi itu." jelas Helena.
Luna lalu melompat ke meja didepannya, lalu mengusap matanya.
" Kau tau Medika, siapakah antagonis utama saat itu?" tanya Luna.
Medika berfikir sejenak sembari menempelkan jemari ke dagunya.
" Hmmm, entahlah aku masih sangat kecil saat itu dan sekarang pun aku masih belum memikirkan semuanya secara jelas.."
Luna menggeleng-gelengkan kepalanya sembari mengangkat bahunya.
" Hadeh Medika, kamu antusias tapi kerdil pertimbangan ya.. tentu saja antagonis utama disana saat itu adalah Marik dan saudari kembarnya Maria. Aku tahu bahwa kabar ini ditutupi oleh pemerintah guna menjaga imej dari 'The symbol of Hope' namun cepat atau lambat pemerintah harus mengekspose semuanya." terang Luna.
" Dan lebih dari itu, masa tenang selama 8 tahun ini mungkin membuat mereka berfikir bahwa fakta harus dikuburkan demi imej sebagian orang yang terlibat didalam tapi jika suatu hari nanti Aurora kembali muncul di langit Ibu Pertiwi dan Marik menjadi pemimpin pasukan musuh, apa yang akan dilakukan pemerintah? Simbol harapan itu nyatanya hanya pion untuk kedamaian semu dan stabilitas palsu yang dibangun oleh pemerintah yang gagal menjalankan tugas agar imej mereka tak rusak oleh kenyataan di lapangan."
Jingwei dan Serenade terkejut dengan paparan Luna yang baru kali ini nampak seserius itu.
" Hei hei, Luna tenanglah, ini baru pertamakalinya ucapan mu tidak nyeleneh seperti biasanya.." seru Jingwei.
Serenade menahan tawanya sementara ia melompat ke bahu Medika.
" Ya intinya, saat ini kita berperang dengan negara ini Medika. atas disinformasi yang mereka berikan, doktrin palsu soal kedamaian padahal musuh yang kuat dan berasal dari kalangan mereka sendiri sudah ada didepan gerbang. Bayangkan selama 8 tahun, berapa banyak kekuatan yang dapat dihimpun oleh musuh terlebih lagi jika Marik menjadi pemimpinnya pasukan."
Medika terdiam, ia bingung ingin percaya siapa : Entah itu doktrin selama bertahun-tahun yang telah ditanamkan kepadanya atau Informasi langsung dari para Survivor yang terlibat dalam fenomena Aurora.
Ia masih bingung jika memang pemerintah menutupi kejadian ini pasti ada banyak alasan dibalik semua itu. Medika ingin mengutarakan maksudnya kepada mereka semua, namun Luna kembali menyela.
" Terlebih lagi, aku merasakan badai akan datang. kabar bangkitnya Tuan pasti tersiar keseluruh pelosok negeri atau bahkan dunia. Aku rasa, pers sengaja melakukan itu aku masih berfikir bahwa ada pengkhianat didalam Lembaga ini."
Luna lalu menyipitkan matanya, ia menatap kepada Medika dalam-dalam lalu menunjuknya.
" Itu pasti kau kan Medika, si penyaru yang ku maksudkan!" tunjuk Luna dengan semangat.
Medika lalu memutar wajahnya dan pergi mendekati tabung inkubasi Andra. ia lantas menyentuhnya dengan telapak tangan kanannya.
" Sejujurnya aku masih tidak tau siapa engkau dan untuk alasan apa engkau bertarung. Aku tau kau pernah dimusuhi dunia selama 2 tahun, lalu diagungkan setelah kau memasuki fase koma selama 8 tahun. Entah sudah berapa lama kau disini, darimanakah engkau? apa tujuan mu disini? apakah kau cuma singgah dan akan pergi dari dunia ini?"
Helena menatap Medika dan tertegun dengan kata-kata yang keluar dari lisannya. Sebab ia pernah memikirkan hal serupa mengenai Andra.
Para elf pun mendekat, dan ikut memegang tabung inkubasi itu.
" Pada hari pertama aku bertemu dengan Tuan, aku tau ia memang berbeda. Namun aku tak tahu bahwa berbeda itu baik dan kotor juga baik." kata Luna sambil termenung.
" Dia kenapa sih?" kata Serenade sambil menatap aneh Luna.
Sementara Jingwei hanya diam, ia tak mampu berkata apa-apa, hanya diam dan menatap Bayi kecil yang berada dalam selaput plasenta transparan yang terkungkung dalam rahim buatan itu.
Helena lantas tersenyum, ia berdiri dan merangkul mereka berempat..
" Hwah, kalian memang yang terbaik lah. Aku benar-benar bahagia dan bersemangat dengan penelitian ini." seru Helena.
" Jadi Medika, bagaimana apakah kita akan jalan?" tanya Luna.
" Ya tentu saja, ayo siap-siap. kamu, kamu dan kamu ikut kerumah ku." kata Medika dengan antusias.
Para elf pun nampak senang, mereka saling memperhatikan satu sama lain lalu menghilang kedalam dimensi mereka.
Medika pun meminta izin kepada Helena, dan sore itu ia pun pulang cepat.
-
Helena melambaikan tangannya kepada Medika dari gerbang masuk Lembaga Penelitian, nampak para elf mengikuti Medika dari belakang : Serenade masuk kedalam tas Medika, Jingwei dan Luna kedalam jaket tebal Medika. mereka berempat nampak akrab sekali sembari sesekali mereka bercengkrama.
Dari kejauhan, Helena menatap mereka dengan hangat seolah dinginnya hembusan angin malam saat itu tidak dapat membekukan hatinya dari kebahagiaan yang ia rasakan pada momen-momen singkat itu.