Sudah menjadi kebiasaan dirumah hendry setiap pagi itu semua orang harus sarapan bersama, duduk bersama dimeja makan tak peduli dia akan sarapan ataupun tidak. Dan sudah beberapa hari ini pun juwita lia ikut dalam kebiasaan itu, meskipun dia sarapan dengan oatmeal tapi tetap harus duduk dimeja makan untuk sarapan bersama keluarganya.
"julia, selesai sarapan ini, oma ingin bicara denganmu. Datanglah ke ruang kerja ayahmu" kata oma letizia tenang, tapi sangat tegas.
"iya oma" kata juwita lia dengan patuh, ayahnya melirik juwita lia dengan pandangan penuh pertanyaan, tapi juwita lia hanya tersenyum, diapun tak tahu kenapa oma letizia ingin bicara dengannya.
Selesai sarapan seperti yang dikatakan oma letizia, diruang kerjanya henry, juwita lia sedang menunggu sambil ngobrol dengan ayahnya. Henry sebenarnya harus berangkat kekantor, tapi dia juga penasaran dan kwatir apa yang akan dikatakan ibunya pada putrinya juwita lia. Saat oma letizia masuk, suasana langsung tegang, oma letizia yang saat sarapan tenang-tenang saja, tapi saat hanya bersama juwita lia dan henry, dari wajahnya terlihat jelas kalau beliau sedang marah.
"silahkan oma" saat oma letizia masuk juwita lia berdiri dari tempat duduknya dan mempersilahkan neneknya duduk. Walau disambut dengan penuh sopan dan penuh senyum oleh juwita lia, tapi wajah omanya masih saja terlihat marah.
"oma sangat marah sama kamu. dasar bodoh! Kenapa kau menyia-nyiakan kesempatan untuk menarik hatinya arlan adam itu?" oma letizia memulai marah.
"maksud oma?" juwita lia masih sedikit bingung, kemarin dia memang beda pendapat dengan arlan, tapi menurutnya perdebatan mereka bukan sesuatu yang besar sampai harus diketahui oleh neneknya.
"Kamu Itu Bodoh Atau Apa Hah? Yang Bersama Arlan Itu Kamu, Kenapa Bertanya Pada Oma?! Arlan Tidak Ingin Melanjutkan Perjodohan Ini Karena Menurutnya Kamu Itu Orangnya Suka Membantah, Belum Juga Menjadi Istrinya Kau Sudah Membantahnya. Apa Susahnya Sih Kamu Bersabar, Menyetujui Semua Yang Dikatakannya?" bentak oma letizia,dia kesal dengan kebodohan juwita lia.
"sudah ma, kita dengar dulu penjelasan lia" bela henry, dia tak ingin putrinya dimarahi tanpa ada penjelasan darinya.
"tak usah membelanya! dia ini memang sangat bodoh, dikasih kesempatan yang bagus malah menolaknya. Kau tahu siapa yang ditolaknya itu? arlan adam, dia itu orang kaya abadi, kakek buyutnya seorang penemu dan temuannya akan terus terpakai mungkin sampai selamanya, jadi kalau kau menikah dengan arlan, bukan hanya kau yang akan kaya raya, tapi semua keturunanmu akan tetap kaya raya. Dasar bodoh! Oma benar-banar kecewa denganmu lia" oma letizia mengeluarkan semua unek-uneknya.
"aku akan meminta maaf padanya oma" kata juwita lia pelan, dia jadi merasa bersalah karena telah mengecewakan omanya.
"nggak perlu minta maaf. Soalnya selain mengatakan kau tukang bantah, dia juga mengatakan kalau kau punya pacar. jadi nggak perlu minta maaf, dengan dia mengatakan kau punya pacar, oma pikir itu hanya alasannya dia supaya kalian tak perlu bertemu lagi." Terlihat jelas kalau oma letizia kecewa, sedangkan juwita lia tertunduk takut.
"kau benar tidak punya pacarkan lia?"tanya oma letizia hanya untuk memastikan.
"iya oma, aku belum punya pacar"
"baiklah, tapi ingat jangan mengulang kelakuanmu lagi, kau ini seorang artis, apa susahnya berpura-pura jadi gadis yang patuh dan baik hati, jangan pernah membantah lagi." Kata oma letizia tegas.
"ma, tapi kalau lia harus berpura-pura, nanti saat mereka menikah jadinya kurang baik" henry sedikit keberatan dengan perkataan ibunya.
"sudah.. kau diam. Kau ingin membuat anakmu jadi pembangkang sepertimu? Aku omanya ingin semua yang terbaik buat cucuku!"
Kali ini Nikolas tak mau menyerah. Dia tahu dia telah berbuat salah dimasa lalunya, tapi sekarang setelah dia bertemu lagi dengan juwita lia, dia ingin memperbaiki kesalahannya dan bertangggung jawab, apapun caranya dan bagaimanapun itu, selama itu masih cara yang baik ( dia tobat dengan caranya yang dulu itu, rasa bersalah itu sungguh menyiksanya) akan dia lakukan untuk membuat juwita lia jadi miliknya.
Dan disinilah dia, dilobi perusahaan milik henry, dia bertanya pada resepsionis perusahaan apakah dia bisa bertemu dengan henry. Beberapa pegawai yang sudah mengenalnya jadi berbisik-bisik.
"eh, pak nick.. ada yang bisa dibantu pak?" tanya petugas itu.
"iya saya ingin bertemu dengan pak henry"
"sudah buat janji pak nick?"
"belum" jawab nikolas,
"pak nick bisa tunggu sebentar aku akan mengkonfirmasikan kepada sekretarisnya pak direktur" kata petugas itu, Nikolas melihat petugas itu terlihat gugup saat menelpon ke ruangan henry.
Sementara itu diruangan rapat, salah seorang sekretaris henry mengetuk pintu dan masuk, dia membisikkan kepada henry tentang kedatangan nikolas. Walaupun dia berbisik tapi masih dapat didengar oleh beberapa orang yang sedang menghadiri rapat tersebut. Mendengar siapa yang datang mereka jadi berbisik-bisik.
"pak direktur, lebih baik rapat kita hari ini ditunda dulu pak" kata salah seorang peserta rapat, dia berpikir kedatangan nikolas pastilah karena sesuatu yang penting.
"kenapa kita yang menunda rapat, bukankah dia yang datang tanpa membuat janji yang harus menunggu?" kata henry dengan tenang, dia tak terpengaruh dengan bisik-bisik karyawannya yang ikut rapat.
"bawa dia keruanganku, katakan padanya kalau dia mau menunggu silahkan tapi kalau di tak mau, kita bisa membuat janji" kata henry dengan tenang, dan kembali bersiap memimpin rapat. Sekretarisnyapun langsung keluar.
"eh.. mari pak nick, saya antar pak nick naik keruangan pak direktur" kata petugas itu sedikit gugup, setelah dia selesai menerima telpon kembali. dan tanpa banyak bicara nikolas mengikuti petugas itu.
"pak direktur katanya lagi rapat, tapi diruangannya ada sekretarisnya, silahkan pak nick" kata petugas itu lagi setelah mengantarkan nikolas keruangan henry, dan disana nikolas telah dinantikan oleh sekretarisnya henry. Nikolas sebenarnya agak kesal, kalau pak henry lagi rapat kenapa aku disuruh naik, pikirnya, tapi dia tetap berusaha tenang.
"maaf pak nick, pak henry lagi rapat, kita semua nggak tahu kalau pak nick akan datang kesini, kami mohon maaf pak," sekretaris henry menyambut nikolas dengan ramah dan sopan dan sedikit menyesal.
"tadi pak direktur pesan kalau pak nick bersedia menunggu sampai selesai rapat.. mungkin rapatnya selesai sekitar setengah jam atau lebih, tapi kalau pak nick tidak,"
"aku akan menunggu pak henry selesai rapat, ini semua salahku karena tidak membuat janji duluan" kata nikolas dengan tenang, dia sadar dia harus belajar bersabar, bagaimanapun dia yang perlu dengan henry, selain itu juga henry itu adalah calon mertuanya jadi dia harus patuh dan sabar.
"eh.. pak nick bersedia menunggu?" tanya sekretaris henry sedikit kaget, tak menyangka nick yang terkenal tidak suka berbasa-basi, bisa sabar menunggu.
"iya aku akan menunggu, boleh aku duduk?" Nikolas menatap sekretaris untuk meyakinkannya.
"eh, baik pak nick, silahkan pak. Pak nick mau minum apa pak?" katanya sedikit gugup mempersilahkan nikolas menunggu diruang tunggu.
"kopi, aku minum kopi tanpa gula. Terima kasih" kata nick, dan dia langsung duduk dengan santai, siap menunggu sekitar setengah jam atau lebih.
"baik pak.. sebantar ya" sekretaris itu masih agak kurang percaya nikolas akan menunggu, maka dia langsung meminta rekannya untuk membuatkan kan kopi buat nikolas, sementara dia langsung keruang rapat melaporkan pada bosnya kalau nikolas bersedia menunggu.
henry tersenyum tipis saat mendengar nikolas bersedia menunggunya selesai rapat, calon mantu yang baik, pikirnya. Sedangkan orang lain diruangan itu sama bingungnya dengan sekretarisnya.