Chereads / KESALAHAN NICK / Chapter 18 - Cerita 18

Chapter 18 - Cerita 18

Suasana lokasi tempat syuting drama juwita lia yang terbaru, jadi ramai dengan kehadiran nikolas ditempat itu, orang – orang yang sudah mengenalnya jadi berbisik-bisik, mereka juga ada yang melihat dengan terang-terangan dan ada juga yang sembunyi-sembunyi, tapi bagi nikolas hal itu bukanlah hal baru atau aneh dia sudah terbiasa dengan hal seperti itu. Karena ingin bertemu dengan juwita lia, juga rasa bersalah karena telah berpikiran buruk tentang juwita lia, membuat nikolas datang ke tempat itu tanpa rasa malu.

"ngapain kamu disini?!" tanya juwita lia dengan ketus saat ia telah selesai syuting dan mendengar kalau nikolas sedang menunggunya.

Nikolas yang sedang asik main game dihpnya langsung menghentikan kegiatannya, wajahnya yang sejak tadi terlihat begitu dingin dan tak ingin didekati jadi berseri penuh kegembiraan dia langsung berdiri dan menyambut juwita lia.

"lia aku kangen.. kangen sekali" kata nikolas dan langsung memeluk juwita lia tanpa permisi, karena kaget mendapat pelukan dari nikolas itu, juwita lia jadi ingin mendorongnya, tapi kemudian dia sadar melihat banyak mata tertuju pada mereka, tak ingin menarik perhatian karena bertengkar dengan nikolas ditempat itu, dia akhirnya menahan keinginan mendorong nikolas.

"wooi gila apa yang kau lakukan?!" bisik juwita lia ditelinga nikolas.

"Lepaskan Atau Ku Gigit Kamu? Dasar Gila Ya, Sudah Tahu Banyak Orang Yang Melihat Kenapa Kau Memelukku?" geram juwita lia ditelinga nikolas dia jadi kesal pada nikolas karena tak juga melepaskan pelukannya.

"bukannya wajar kau dipeluk oleh kekasihmu? Lagipula bukankah mereka sudah sering melihatmu dipeluk dalam adegan filmmu, AUCH!!" belum selesai nikolas berbicara jadi terhenti karena dia medapatkan cubitan yang sangat menyakitkan dari juwita lia, dan secara spontan dia langsung melepaskan pelukannya tak ingin dicubit lagi.

"iya maaf.. tapi aku terlalu kangen sama kamu, makanya secara naluri memelukmu" kata nikolas pura-pura merasa bersalah.

"ada perlu apa mencariku? Bukankah minggu yang lalu kau menegaskan padaku bahwa kita tak punya urusan lagi" suara juwita lia pelan, dia tak ingin orang lain mendengar pembicaraan mereka.

"maafkan aku telah berkata seperti itu padamu, aku menyesal dan ingin memperbaiki kesalahanku. Mulai sekarang aku berjanji akan mendengarkan semua perkataanmu, jadi kumohon maafkan aku ya.. lia," nikolas mengambil tangan juwita lia dan meremasnya dengan lembut.

"sorry ya.. tiada maaf untuk mu. lagi pula yang seharusnya menerima permintaan maaf itu adalah mamamu, bukan aku, kau telah menyakitinya dengan perkataan kasar dan juga tak memaafkan mereka, kau itu anak durhaka tahu" juwita lia mencoba melepaskan tangannya dari genggaman nikolas tapi tak berhasil, karena terharu dengan perhatian juwita lia pada keluarganya nikolas jadi membawa tangan juwita lia untuk diciumnya. Dan seperti yang tadi juwita hanya bisa membiarkan nikolas karena banyak orang yang sedang melihat mereka.

"hei lepaskan!!" geram juwita lia, wajahnya tersenyum tapi suaranya terdengar marah meski pelan.

"nggak akan ku lepas sebelum kau memaafkan aku. Aku juga bisa melakukan hal yang lebih gila lagi dari ini." Kata nikolas setelah dia terdiam sesaat dan dia kembali tersenyum tapi kali ini dimatanya terlihat niat jahil.

"ok, lebih baik kita bicara ditempat lain. Ayo pulang, dasar tukang paksa" juwita lia akhirnya pasrah melihat tingkah nikolas.

"okay, kita pulang kerumah kita ya sayang" kata nikolas tersenyum puas.   

"hmm"

"pakai mobilku, ayo," nikolas yang jalan duluan sambil menggenggam tangan juwita lia, dan juwita lia hanya bisa memberi kode kepada managernya untuk mengangkat telpon.

"jadi sekarang apa maumu?! Kenapa kau sekarang semakin gila niko?!" kata juwita lia ketika mereka telah tiba dirumahnya.

"yaaa, mungkin karena keseringan kau mengatakan aku gila, maka aku jadi tergila-gila padamu" kata nikolas dan dia tersenyum.

"dasar!! Apa sih maumu?! Okay.. ok niko, sekarang aku bertanya padamu secara baik-baik, apa sih maumu?"

"mauku?.. aku mau menjadikanmu istriku sampai aku bosan"

"woi brengsek, kaupikir aku ini game dihpmu, setelah bosan kau ganti dengan game yang lain"

"iya maaf.. maksudku aku ingin menjadikanmu istriku sampai maut memisahkan kita, tak pernah ada kata bosan dan tak akan berpisah sampai akhir hidupku" kata nikolas serius.

"aku mencintaimu julia" katanya lagi, dan mereka jadi saling menatap untuk sesaat.

"gombal!! Dan kau berkata cinta? Kau tahu cinta itu"

"okay lia, aku tak tahu apa itu cinta? Tapi yang aku tahu lia.. sejak kita bertemu lagi, sejak kita tinggal bersama, dan kemudian kau pergi meninggalkanku, hidupku tak bisa seperti dahulu lagi, aku jadi orang idiot yang tak bisa sempurna lagi lia, aku tak bisa hidup tanpamu" suara nikolas terputus, nafasnya terengah-engah dan dia telah berdiri begitu dekat dengan juwita lia.

"demi Tuhan lia" dan bibir nikolas telah melumat bibir juwita lia, jari-jarinya meremas bahu juwita lia, sebuah erangan terdengar dari mulut nikolas pertanda hasrat yang putus asa, "lia kau harus jadi milikku," pikir nikolas.

Dan saat pikirannya telah jernih, dia menyadari airmata juwita lia mengalir diwajahnya, nikolas berusaha menjauhkan juwita lia darinya, bukan ini yang ingin dilakukannya, kedua tangannya jatuh terkulai disisi tubuhnya, rasa bersalah menghantamnya.

"maafkan aku lia.. aku tak bermaksud seperti ini" kata nikolas penuh penyesalan.

"kau hanya menginginkan tubuhku niko, seperti dulu.." sebuah senyum kecut terlihat dibibir juwita lia, dengan air mata yang masih menetes dipipinya dia berjalan meninggal nikolas yang terdiam seperti baru saja kena pukulan yang keras didadanya.

Dua minggu telah berlalu sejak kejadian itu, dan beruntung buat juwita lia karena ada proyek drama baru yang membuatnya bisa mengalihkan pikirannya dari peristiwa bersama nikolas itu, dia jadi seperti orang yang gila kerja, dan beruntungnya lagi dirumah neneknya tak pernah lagi memintanya untuk berkencan dengan orang yang tak dikenal, bahkan sekarang dia telah bahagia dirumah itu, dia punya banyak orang yang peduli padanya dan menghiburnya.   

Sampai pada pagi itu sebuah panggilan telpon dari sahabatnya beybie agar menjemputnya dibandara, deybie ingin  dihibur karena stress, disaat disertasinya telah selesai tinggal menunggu ujian, dosen pembimbingnya meninggal dunia, dan dia diberikan waktu istirahat sampai pemberitahuan selanjutnya dari para dosen diperguruan tingginya.

"julia.." teriak deybie ketika melihat juwita lia dibandara saat dia tiba, dua wanita itu berpelukan saling melepas rindu. Walaupun juwita lia sedang menyamar tapi deybie tetap bisa mengenali sahabatnya.

"bie kamu nggak apa-apa? Apa kabarmu?" tanya juwita lia setelah mereka telah berada didalam mobil yang akan membawa mereka pulang.

"aku sangat stres lia.. dosen pembimbingku meninggal, aku nggak tahu kelanjutan studiku, apakah aku akan buat desertasi yang baru atau bagaimana aku nggak tahu lia, pokoknya kepalaku sangat sakit, nggak tahu harus bagaimana" kata deybie dengan sedih. Dan juwita lia langsung memeluknya.

"kalau kamu nggak sedang proyek drama baru, mungkin kau yang akan kupaksa datang ketempatku" kata deybie lagi.

"maaf bie.. tapi walau aku sedang sibuk dengan drama baru, aku akan berusaha untuk tetap menemanimu"

"hmm, aku juga ingin melihatmu saat syuting, lawan mainmu kali ini tampan nggak?" kata deybie dan dia sudah tersenyum.

"iya sangat tampan" kata juwita lia sambil tertawa.

"tampan mana dengan niko?" goda deybie,

"ih apaan sih, kenapa membandingkan mereka?" kata juwita lia kesal, tapi sesaat kemudian mereka dihadapkan dengan macet.

"maaf... kayaknya didepan ada yang kecelakaan," kata pak sopir yang membawa mereka pulang, tapi karena disana polisi telah datang, jadinya walaupun pelan mobil mereka masih tetap bisa jalan dan melewati tempat kecelakaan itu. sebuah mobil sedan berwarna biru tampaknya ditabrak mobil kontainer besar dari belakang dan membuatnya menabrak dinding pagar, mobil sedan itu jadi remuk, dan DEEG.. walau remuk juwita lia masih bisa mengenali mobil itu milik nikolas.