Chereads / My six sence / Chapter 1 - Shafira Khaeru Yusuf

My six sence

🇮🇩ChieYunita
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 10.4k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Shafira Khaeru Yusuf

Shafira khaeru yusuf saat ini berusia dua puluh lima tahun. Dengan usia nya yang masih muda Ia sudah memiliki pekerjaan yang bisa di bilang layak di salah satu perusahaan swasta terbesar di kota nya. Fira panggilan akrab nya menduduki jabatan yang sangat penting di perusahaan tersebut. Ia bekerja sebagai sekretaris direktur, karena postur tubuh nya yang kurus, tinggi dan mungil serta kemampuan berbahasa asing nya yang fasih membuat mereka merekrut nya dengan memberi jabatan tersebut, ia sudah bekerja di perusahaan tersebut selama tiga tahun. Shafira berkuliah di salah satu universitas ternama, dan Ia menyelesaikan S1 Managemen hanya dalam waktu tiga tahun setengah IQ nya yang di atas rata - rata membuat nya dijuluki si jenius.

Pagi itu ia hendak pamit bekerja kepada Ayahnya, Pak Kayendra Yusuf yang berusia empat puluh tujuh tahun saat ini, usia nya masih terbilang muda tetapi ia terlihat lemah karena penyakit yang di deritanya.

" Ayah, aku pamit mau berangkat ke kantor, ayah jangan lupa sarapan dan minum obat nya ya ". Pinta Shafira sebelum berangkat bekerja. Pak kayendra hanya bisa menjawab lemah di kasur, beberapa bulan terakhir ini Ia sudah tidak mampu lagi untuk berjalan karena penyakit penyempitan jantung yang dihidap nya selama tujuh tahun. Ia hanya bisa berbaring di kasur.

" Hati - hati di jalan ya sayang, nanti Ayah akan makan dan minum obat nya. " jawab Pak Kayendra sambil mencoba untuk tersenyum. Shafira mencium tangan Ayahnya yang sudah mulai keriput itu dan meninggalkan kamar.

Sebelum berangkat ke kantor Ia meluangkan waktu untuk mencicipi sarapan yang di buat oleh mamanya. Mama nya bernama Naysila, saat ini ia berusia empat puluh lima tahun, raut wajah nya sudah mulai keriput di usia nya yang baru menginjak kepala empat itu karena lelah yang dirasakan nya selama mengurus ayah yang sakit. Bu Naysila tidak mau mempekerjakan seorang perawat untuk merawat suami nya karena Ia ingin melakukan tugas nya sebagai seorang istri yang berbakti.

" Jangan tergesa - gesa sarapan nya fira " ujar bu Naysila yang melihat putri nya makan dengan terburu - buru.

" Aku hampir terlambat ke kantor mah, pasti di jalan nanti macet pagi - pagi begini ". Shafira berbicara sambil menyantap sarapan nya di meja makan. Shafira berangkat ke kantor menggunakan sepeda motor yang di beli nya secara kredit dari hasil bekerja nya salama ini, sebagian hasil kerja nya juga di berikan kepada ibu nya untuk biaya pengobatan ayah nya.

Shafira memiliki dua orang adik yang semua nya sudah bekerja. Adiknya yang pertama seorang perempuan bernama Sisyana Yusuf, usianya hanya terpaut satu tahun dengan adiknya. Adik Shafira bekerja di Ibukota saat ini yang membuat nya harus tinggal di sana karena jarak jauh yang di tempuh. Sedang kan adik nya yang ke dua seorang laki - laki bernama Kencana Yusuf, Ia bekerja di salah satu toko retail buah terkenal saat ini.

" Aduh kepala ku " Shafira meringis kesakitan karena pusing yang muncul di kepala nya secara tiba - tiba. Sudah beberapa bulan ini Ia sering merasa pusing di sebelah kanan kepala nya. Ia sudah pergi ke dokter dan meminum obat tetapi sakit kepala itu sering muncul, ia juga sempat mengikuti terapi tetapi masih belum bisa menghilangkan sakit kepala nya itu.

" Kau kambuh lagi nak?" tanya bu Naysila.

" Iya nih mah kok tiba - tiba pusing ya ". jawab Shafira sambil memijit - mijit kepala nya perlahan - lahan berharap sakit nya sedikit berkurang.

" Ya sudah, kamu ijin saja dulu hari ini tidak masuk ke Kantor ". Bu Naysila mencoba membujuk anak nya untuk beristirahat di rumah.

" Banyak pekerjaan yang harus ku lakukan mah, aku harus masuk kerja hari ini. Ini sudah agak hilang kok mah sakit nya." Shafira mencoba menenangkan hati mama nya.

" Hati - hati di jalan ya nak!" Pinta bu Naysila sebelum Shafira berangkat bekerja. Shafira menganggukan kepalanya dan mencium tangan mama nya sambil pamit untuk berangkat bekerja.

Untung lah situasi jalanan pagi itu tidak terlalu macet sehingga Shafira tidak terlambat datang ke kantor. Shafira memasuki ruang kerja nya yang berada di depan ruang direktur. Ia menyiapkan dokument yang akan di tanda tangani oleh direktur nya pagi ini.

" Wah, pagi - pagi sudah sibuk nih"

Sapa Nauna teman sekantor nya yang memduduki jabatan sebagai manager penasaran di perusahaan tersebut. Nauna berusia tiga puluh tahun saat ini. Ia sudah bekerja di perusahaan itu selama hampir lima tahun.

" biasa lah Na, aku harus menyiapkan dokumen ini untuk di tanda tangani Pak Seno sebelum Ia meeting hari ini".

Shafira mencoba menjelaskan kepada Nauna. Pak seno adalah atasan Shafira yang menjabat sebagai seorang direktur di kantor nya.

" Oh, iya bagaimana dengan target mu, apakah sudah mendapatkan vendor untuk memasarkan produk kosmetik terbaru kita? " lannjut Shafira.

Perusahaan Shafira bergerak di bidang kosmetik yang ternama, perusahaan tersebut sudah berdiri sejak dua puluh tahun yang lalu dan sudah dikenal dengan perusahaan kosmetik terbesar di negara ini.

" Mereka masih belum menentukan pilihan nya Fira, tapi aku akan bernegosiasi lagi dengan marketing di sana hari ini, semoga saja hari ini berhasil. " Jelas Nauna dengan penuh semangat.

Ntah mengapa mendengar penjelasan Nauna membuat perasaannya tidak enak, dalam pikiran nya terlihat kejadian masa depan yang menampakkan perusahaannya akan mengalami kerugian yang besar akibat kerja sama ini. Mungkin ini hanya perasaan ku saja, batin Shafira.

" Semangat Nauna, semoga hari ini bisa berhasil " Shafira mencoba memberi semangat kepada Nauna dan menampilkan pikiran nya.

Nauna membalas ucapan Shafira dengan senyuman. Ia pun meninggalkan Shafira untuk menuju ruangan kerja nya.

Ketika Shafira hendak menaruh dokumen di meja Pak Seno terdengar suara telepon seluler nya bergetar di atas meja.

Dret.. Dret.. Dret..

Shafira melihat ke layar telepon nya, tertera nama 'mama' di layar telepon seluler nya. Shafira pun menjawab panggilan tersebut.

" Hello, ma". Jawab Shafira

" Fira kamu harus segera ke rumah sakit sekarang! ". Terdengar suara tangis bu Naysila yang tersedu - sedu di ujung telepon.

Shafira mulai merasa was - was mendengar suara tangis mama nya.

" Ada apa ma? apa sakit Ayah kambuh lagi?" tanya Shafira yang mencoba menebak situasi.

" Mama di rumah sakit saat ini, tadi Ayah jatuh dari tempat tidur, sekarang sedang koma di ruang IGD, tolong kamu cepat ke sini ya nak" Pinta bu Naysila.

Shafira yang sedang membawa dokumen merasa terkejut mendengar kabar dari mama nya itu. Ia hampir saja menjatuhkan semua dokumen yang di pegang nya ketika tiba - tiba Pak Seno datang dan dengan sigap memegang dokumen tersebut.

" Ada apa Fira, mengapa raut muka mu begitu pucat? " tanya pak Seno yang merasa

" Pak, bolehkah saya ijin hari ini untuk pulang cepat ?" Pinta Shafira.

" Ada apa Fira, coba kamu tenang sedikit dan jelaskan masalah nya?" Pak Seno berusaha menenangkan Shafira yang terlihat panik

Shafira pun menjelaskan tentang keadaan ayah nya kepada pak Seno. Setelah mendengarkan penjelasan dari Shafira pak Seno pun mengijinkan shafira untuk pulang lebih awal.