Chereads / My six sence / Chapter 3 - Merasakan kuasa

Chapter 3 - Merasakan kuasa

Shafira memandang wajah nya di cermin ketika hendak berangkat ke kantor, ia masih tidak percaya dengan apa yang telah di berikan oleh Papa nya.

" Benar kah aku memiliki indra ke enam ?" Batin nya bertanya.

Shafira menepis pikiran itu dan mulai bersiap diri untuk berangkat ke kantor. Ia mengendarai motor matik nya seperti biasa melewati jalan yang sesak dengan kendaraan di pagi hari. Di jalan ia melihat seorang bapak - bapak yang sedang mengendarai motor dengan kecepatan yang tinggi yang hampir menyenggol motor nya.

" Hampir saja, kenapa sih harus ngebut gitu bawa motor nya kan bahaya " Shafira berbicara kepada bapak - bapak yang terus berlalu tanpa mendengar ucapan nya ketika ia hampir terjatuh.

Tiba - tiba terlintas bayangan di pikiran Shafira bahwa motor itu akan menabrak sebuah kontainer besar dari arah yang berlawanan. Merasa terkejut dengan bayangan yang muncul tersebut Shafira pun mendadak menghentikan motor yang sedang di kendarai nya. Tindakan Shafira yang tiba - tiba itu membuat pengendara yang berada di belakang Shafira terkejut dan hampir saja menabrak nya kalau saja tidak sempat menginjak rem.

" Kenapa tiba - tiba berhenti Mba, bagaimana kalau tadi saya tidak sempat menginjak rem." Tegur pengendara motor yang mengerem mendadak tadi.

" Maaf kan saya pak." ucap Shafira.

" Maka nya kalau lagi berkendara jangan bengong donk mba " ucap penyendara itu sambil berlalu.

Shafira merasa beruntung orang tersebut tidak memarahi nya berlebihan karena kesalahan yang dibuatnya. Shafira hendak menyalahkan kembali mesin motor nya ketika terdengar suara benturan yang terdengar cukup keras.

Brakk...

Shafira terkejut melihat pemandangan di depan nya, ternyata motor yang tadi melaju dengan kecepatan tinggi mengalami kecelakaan dengan menabrak sebuah kontainer besar, kejadian tersebut sama persis dengan bayangan yang muncul di pikiran Shafira sebelum nya. Seluruh tubuh Shafira merasa lemas setelah menyaksikan kejadian itu semua, keringat dingin mulai mengalir dari tubuh nya, jantung nya berdegup dengan kencang, dan kaki nya bergetar.

" Bagaimana kejadian tadi bisa sama dengan yang muncul di pikiran ku, apakah karena kemampuan indra ke Enam ku yang mampu melihat kejadian yang akan datang ? " Batin Shafira.

" Ach tidak mungkin, itu hanya pikiran ku saja" Ia pun menepis pikiran tersebut karena mungkin itu hanya kebetulan saja.

Shafira tidak mau melihat pemandangan mengerikan yang terjadi dihadapannya tersebut, ia melajukan motor nya untuk meninggalkan tempat tersebut dan menuju kantornya.

Sesampai di tempat kerjanya Shafira langsung menuju ruang dapur untuk mengambil minum, air dingin yang mengalir ketenggorokan nya terasa sejuk setelah dia melihat kejadian di jalan tadi yang menguras emosi nya. Shafira kembali ke tempat kerja nya untuk menyiapkan dokument yang akan di tanda tangani oleh Pak Seno atasan nya.

" Fira, tolong panggil nauna". Suara kencang Pak Seno tiba - tiba terdengar dari dalam ruangan kerja nya.

" Baik, pak". Shafira pun dengan reflek menjawab panggilan Pak seno dengan berteriak karena ia berada di dalam ruangan.

Ia mengangkat gagang telepon dan menghubungi nomer ekstension Nauna.

" Na, di panggil bos tuh kayak nya dia marah banget ada apa sih Na". Tanya Shafira spontan karena baru mendengar Pak Seno semarah itu.

" Duh gawat nih fira, perusahaan yang ku datangi waktu itu untuk mengadakan pameran kosmetik kita tiba - tiba membatalkan rencana nya Pak Seno pasti marah berat nih ."

" lho, kok gitu sih Na, perusahaan kita bisa rugi besar donk "

" Iy nih Fir, gw jadi bingung harus gimana, bisa dipecat nih gw sama Pak Seno" Nauna merasa bersalah atas apa yang terjadi pada perusahaan nya.

" Tolongin gw donk Fir!!" Pinta Nauna

" Tenang Na, lo datang aja dulu ke kantor Pak Seno dan jelasin semua nya. Karena ini juga bukan salah lo kan Na." Shafira mencoba menenangkan Nauna.

" Iya, sih Fir bukan salah gw tapi gw takut aja liat tampang Pak Seno nanti, pasti seperti macan. " Nauna menjelaskan watak Pak Seno yang akan berubah drastis ketika karyawan nya membuat kesalahan.

Shafira tersenyum di ujung telepon setelah mendengar perkataan sahabat nya itu.

Nauna tiba di kantor Pak Seno lima menit kemudian di ikuti Shafira yang masuk keruangan kerja Pak Seno.

" Bisa kau ceritakan kronologis nya Nauna?" Pinta Pak Seno dengan tegas.

Nauna tampak gelisah dengan tatapan dingin Pak seno yang menurut Nauna sedingin es di kutub utara. Ia menoleh kearah Shafira yang menganggukan kepalanya memberi semangat, Nauna pun mulai menjelaskan pokok permasalahan nya.

Setelah mendengarkan penjelasan dari Nauna bisa di tebak bahwa dari raut wajah Pak Seno tampak nya sedang memikirkan jalan keluar apa yang harus mereka lakukan agar perusahaan nya tidak mendapatkan kerugian yang cukup besar. Shafira yang sedang duduk di samping Nauna tiba - tiba melintas bayangan dalam pikirannya tentang masa depan kerja sama perusahaan nya dengan salah satu perusahaan kecil yang berada di kota nya. Seperti nya dalam bayangan tersebut permasalahan yang di alami oleh perusahaan nya dapat di atasi jika mereka bekerja sama dengan perusahaan tersebut dan mereka akan meraup keuntungan yang cukup besar. Pikiran Shafira bercampur aduk kala itu, harus kah ia memakai kekuatan indra ke Enam nya itu untuk membantu perusahaan tempat nya bekerja atau tidak. Sebuah tangan tiba - tiba mengguncang bahu Shafira dari samping yang membuat Shafira tersadar dari lamunan nya.

" Mikirin apasih Fir, Pak Seno Nanya gak di jawab" ungkap Nauna.

" Ohh.. Maaf itu.. Eh.." Shafira menjadi gelagapan dengan teguran dari Nauna.

" Bagaimana pendapat mu Fira?" Tanya Pak Seno.

Shafira akhirnya menjelaskan apa yang harus di lakukan oleh perusahaan nya agar terhindar dari kerugian besar yaitu bekerja sama dengan salah satu perusahaan kecil yang akan membuka cabang toko kosmetik baru di kota nya. Mereka akan melakukan promo besar - besaran untuk produk kosmetik. Shafira berharap dengan bergabung nya dengan perusahaan tersebut bisa mempromosikan produk kosmetik buatan perusahaan nya.

" Kau yakin dengan cara ini akan berhasil Fira? Tanya pak seno dengan penuh ragu.

" Kita harus mencoba dulu Pak karena saat ini perusahaan kita benar - benar butuh promosi untuk produk terbaru kita yang gagal di promosikan oleh perusahaan yang bekerja sama dengan Nauna dan untuk menghindari kerugian yang cukup besar. " Kelas Shafira kepada Pak Seno.

Shafira tidak menjelaskan bahwa ia dapat melihat keberhasilan yang akan di dapat perusahaan nya seperti yang terlintas melalui penglihatan indra ke Enam nya.

Akhir nya pak Seno dan Nauna pun menyetujui usulan yang diberikan oleh Shafira.

" Baiklah kita akan mencoba, Nauna coba kau buat proposal baru untuk perusahaan yang di katakan oleh Shafira dan kau harus mulai menghubungi mereka hari ini"

" Baik pak, akan saya lakukan hari ini". Nauna berkata penuh dengan semangat untuk mengurangi rasa bersalah nya.