Shafira dan Nauna keluar dari mobil menuju Resoran yang sudah mereka pesan, di sepanjang jalan Nauna tak henti - henti nya membicarakan Istri Pak Seno. Shafira hanya mendengarkan apa yang di ucapkan sahabat nya itu tanpa memberikan komentar. Lampu merah yang menyala di depan menghentikan laju kendaraan Nauna. Ketika menunggu lampu lalu lintas menjadi hijau tiba - tiba melintas di pikiran Shafira bayangan kecelakaan yang akan terjadi di hadapan nya. Sebuah mobil kontainer pembawa bahan bakar minyak mengalami rem blong dan menabrak semua mobil yang melintas di depan nya, termasuk mobil Nauna.
" Masya Allah.." Teriak Shafira yang mengejutkan Nauna.
" Kenapa sih Fir, bikin aku kaget saja " Nauna yang sedang berbicara sendiri terkejut mendengar ucapan Shafira.
" Na, tolong kau tutup dulu jalanan yang akan kita lalui menggunakan mobil mu ?"
" Maksud mu apa Fir? Lampu hijau akan segera menyala kita bisa di marahi oleh pengendara di belakang kita jika kita melakukan hal itu. " Protes Nauna
" Ayo kamu lakukan saja Na, cepat sebelum terlambat. "
" Apa nya yang terlambat sih Fir ?" Nauna semakin bingung dengan Shafira.
Shafira merasa waktu nya tidak akan cukup kalau dia harus berdebat terus seperti itu dengan Nauna, ia pun mengambil alih kemudi.
" Biar aku saja yang melakukan nya, kamu pindah kesini "
Shafira menggantikan posisi Nauna mengemudikan mobil, Shafira membelokan mobil nya kehadapan mobil yang berenti di depan karena lampu merah. Ia turun dari mobil dan berdiri di hadapan mobil - mobil itu.
" Tolong berhenti sebentar saja, saya hanya butuh waktu lima menit. " Pinta Shafira kepada para pengemudi di depan nya.
Salah satu pengemudi menentang aksi Shafira itu.
" Lampu lalu lintas akan berganti hijau kau sebaik nya menyingkir, kami tidak butuh demo mu untuk menawarkan jasa. "
" Tolong kalian dengarkan aku kali ini, kita diam di sini dahulu lima menit saja. "
" Kami tidak memiliki waktu banyak dengan menunggu selama itu. " Teriak pengemudi yang lain.
Suara klakson pun mulai berbunyi dari mobil - mobil yang tidak sabar ingin melintas karena lampu lalu lintas sudah berganti hijau belum lagi ucapan mereka yang mencaci maki tindakan Shafira menambah riuh suasana.
" Fir, kamu kenapa sih kok melakukan hal semacam ini?"
Tanya Nauna yang merasa aneh dengan tingkah sahabat nya itu, Shafira hanya terdiam tak bisa menjelaskan situasi yang akan dihadapi mereka kepada Nauna.
" Na, kamu juga bantu aku untuk menghalangi mereka agar tidak melintas, ayo cepat Na. " Pinta Shafira dengan menarik lengan Nauna. Nauna pun terpaksa mengikuti perintah Shafira.
Sebuah mobil truk berisi bahan bakar minyak melintas di hadapan mereka dengan membunyikan klakson memberi tanda bahwa kendaraan lain untuk tidak menghalangi laju kendaraan yang mengalami rem blong itu, mobil tersebut pun kehilangan kendali dan menabrak sebuah pembatas jalan disusul dengan suara ledakan yang berasal dari bahan bakar minyak yang bocor. Untung nya sang sopir telahmenyelamatkan diri dengan melompat ke sisi jalan.
Duaarr... Duarr..
Suara ledakan itu memekakan telinga semua orang yang berada di sana, suara klakson dan suara - suara pengemudi yang memprotes aksi Shafira tersebut mulai terdiam ketika terdengar suara tersebut, api yang membumbung membuat siapa saja yang melihat nya akan ketakutan, suasana malam yang gelap berubah warna menjadi merah jingga.
Para pengemudi membelalakan mata nya melihat kejadian tersebut, mereka berpikir bagaimana nasib mereka jika mereka melintas di depan kontainer tersebut. Pandangan para pengemudi pun beralih kearah Shafira yang sedang menyaksikan kobaran api yang berasal dari kontainer tersebut merasa takjub dengan tindakan nya.
" Untung lah aku tidak terlambat " Shafira berucap perlahan tetapi masih bisa di dengar oleh Nauna
" Bagaimana kau tahu kalu hal ini akan terjadi?" Tanya Nauna yang terheran - heran. Shafira hanya terdiam.
Beberapa menit kemudian mulai banyak media masa dan pemadam kebakaran yang datang ke lokasi kejadian. Shafira tidak ingin ada wartawan yang mewawancarai nya atas aksi nya tersebut.
" Ayo Na, kita pergi dari sini". Nauna yang masih merasa bingung hanya bisa menganggukan kepala nya dan mengikuti Shafira memasuki mobil.
Nauna mengantar Shafira hingga kedepan rumah nya.
" Makasih ya Na, udah mau antar aku pulang "
" Ok Fir, sama - sama, Fir aku bingung kenapa kau bisa tahu kejadian itu akan terjadi, apakah kau mempunyai indra ke Enam?" Tanya Nauna yang masih penasaran.
" Besok di kantor aku jelasin deh Na, sekarang sudah malam sebaiknya kau segera pulang. " Shafira sudah merasa letih hari itu jika harus menjelaskan nya kepada Nauna.
" Ok Fir, sampai ketemu besok ya, bye. " Nauna menyalahkan starter mobil nya bersiap untuk pergi.
" Bye Na.. " Shafira melambaikan tangan nya kepada Nauna
Shafira melangkahkan kaki nya memasuki rumah. Sesampai nya di dalam rumah Shafira melihat mama nya sedang menyaksikan berita tentang kecelakaan yang terjadi tadi melalui siaran langsung di televisi.
" Assalamualaikum mah "
" Waalaikum salam, kamu sudah pulang? "
Jawab bu Shafira yang terkejut mendengar suara putri nya.
" Serius banget sih Ma nonton nya" Shafira berkata sambil mencium tangan mama nya.
" Iy nih Fir, tadi terjadi kecelakaan tunggal, mobil kontainer menabrak jalan pembatas karena rem blong beruntung tidak ada korban jiwa, kau lihat itu Fir, api nya cukup besar ".
" Ya mah ngeri ya, untung ngak ada korban jiwa ya mah "
" Kamu sudah makan Fir, kok pulangnya malam sekali ?"
" Belum Mah nanti Fira makan setelah mandi, tadi Fira berbelanja dulu di Mall bersama Nauna "
Shafira tidak jadi melanjutkan acara makan malam nya bersama dengan Nauna karena kejadian kecelakaan tersebut membuat mereka tidak berselera untuk makan, akhir nya mereka memutuskan untuk pulang.
Selesai mandi Shafira melihat mama nya sudah menyediakan makanan di atas meja. Shafira memasuki kamar mama nya yang terlihat sedang tertidur pulas. Ada rasa sedih di hati Shafira ketika melihat mama nya tidur seorang diri tanpa di temani oleh Papa nya. Saat ini hanya ada Shafira dan Mamanya di rumah karena adik Shafira Sisyana sudah kembali ke kota untuk bekerja dan adik laki - laki nya kencana tidak ada di rumah saat itu karena sedang bekerja malam, suasana rumah terasa sepi. Shafira mengecup kening Mama nya dan menuju meja makan, Shafira hanya makan sedikit malam ini hanya untuk mengisi perut nya yang kosong agar tak terserang sakit maag.
Shafira memasuki kamar nya untuk beristirahat, ia mulai merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk nya. Rasa lelah di tubuh Shafira menghilang setelah berada di kamar nya. Baru saja Shafira hendak memejamkan mata nya telepon genggam milik nya bergetar.
Drett.. Drett.. Drett..
Shafira mengambil telpon genggam nya dan terlihat nama Nauna di layar. Shafira menjawab panggilan telepon tersebut dengan rasa enggan karena dia tahu apa yang akan di bicarakan oleh Nauna.
" Assalamualaikum Na, ada apa?"
" Waalaikum salam, Fir tau ngak di berita ada seorang pengendara mobil yang di wawancara oleh reporter dan ia mengatakan bahwa ada seseorang yang menolong mereka dalam kecelakaan tersebut sehingga tidak ada korban luka?"
" Biarlah Na, mereka kan ngak tahu Nama ku dan mereka juga tidak mengenal ku "
" Ada seseorang yang mengambil gambar kita Fir, dalam kejadian tersebut "
" Masa sih Na, Shafira mulai penasaran "
" Ia Fir, photo kita ada di berita, sebentar aku kirimkan gambar nya kepada mu "
Ting.. Suara pesan masuk ke whatsup Shafira. Ia membuka aplikasi berwarna hijau itu dan melihat gambar yang di kirim oleh Nauna. Benar saja Photo mereka ada di sana tetapi wajah Shafira dan Nauna tidak terlihat karena mereka menghadap ke arah mobil yang sedang terbakar.
" Untung saja. " Shafira menghembuskan nafas berasa lega.